HAPPY READING!!!
.
.
.
Terlihat Celine masih berdiri disana dengan matanya yang mulai berembun menahan tangis karena rindu dengan sosok Lucas.
“Lucas.” Teriak Celine lalu menunduk. “Dia terlihat semakin tampan, apa dia benar-benar tidak menginginkan ku lagi? Bukankah dia sangat mencintai ku?”
Sejenak Celine berdiri disana, beberapa menit kemudian Celine beranjak pergi dengan perasaan yang penuh tanda tanya mengenai wanita yang bersama Lucas tadi.
.
.
.
Langkah kaki mereka mulai keluar dari pintu utama rumah sakit menuju salah satu mobil mewah yang terparkir didepan sana. Hoshi (Supir) yang melihat kedatangan mereka pun langsung saja membuka pintu mobil bagian belakang.
Perlahan Clara berdiri lalu berjalan masuk ke dalam mobil, tiba-tiba kepala Clara pusing lagi membuatnya ingin terjatuh tetapi dengan sigap tangan Lucas menahan tubuhnya, sesaat Lucas dan Clara saling tatapan.
Clara merubah posisinya menjadi berdiri tegap. “Terima kasih.” Masuk ke dalam mobil diikuti yang lainnya.
“Semoga kondisi mu cepat membaik.” Ucap suster sambil tersenyum.
Clara tersenyum tipis sambil mengangguk. “Terima kasih.”
Hoshi (Supir) pun menutup kembali pintu mobil itu. “Kami permisi dulu.”
Suster mengangguk pelan. “Hati-hati.” Masuk kembali ke dalam sambil mendorong kursi roda.
“Jalan!” titah Lucas.
Hoshi (Supir) menghidupkan mesin mobil. “Baik Tuan.” Mulai menjalankan mobil itu meninggalkan halaman rumah sakit menuju mansion.
Saat ini suasana didalam mobil sangat hening tidak ada percakapan apapun diantara mereka berdua.
Tatapan Clara keluar kaca sesaat bibirnya tersenyum tipis. “Lagi dan lagi tentang penyakit.” Batinnya.
Clara sudah sangat bosan bertemu dengan rumah sakit, dokter, suster dan juga obat yang selalu diminum setiap hari. Tapi apa boleh buat kalau penyakitnya itu memang belum bisa sembuh.
“Sejak kapan kau sakit seperti itu?” tanya Lucas memecahkan keheningan tanpa menoleh Clara.
Clara yang mendengar pertanyaan itu langsung menoleh Lucas. “Kenapa dia tiba-tiba bertanya seperti itu? Apa jangan-jangan dia sudah mengetahui penyakit ku?” batinnya. “Semoga dia bisa membebaskan ku secepatnya.”
Terlihat di kursi bagian belakang, tatapan kedua bawahan sangat fokus ke depan dan Aaron (Bawahan 1) berusaha untuk tidak mendengar percakapan sang bos.
Darel (Bawahan 2) mendekati Aaron (Bawahan 1) lalu berbisik. “Diamlah! Tutup mulut mu itu, jangan penasaran dengan percakapan mereka.”
Aaron (Bawahan 1) mengangguk. “Kau tenang saja.” Bisiknya.
“Ekhemm…. Kenapa kau diam saja?” tatapan mata Lucas keluar kaca. “Apa kau mendadak bisu atau mendadak tuli setelah keluar dari rumah sakit.” Ucap Lucas sedikit kesal karena Clara tidak menjawab pertanyaannya.
Clara tersadar dari lamunannya. “Hah? Ah itu sudah lama. Hidup ku memang sakit-sakitan dan juga penuh penderitaan.” Melihat keluar. “Hahaha lebih tepatnya penderitaan yang tiada berakhir.”
Ketika Aaron (Bawahan 1) ingin berbicara dengan cepat Darel (Bawahan 2) menutup mulutnya dengan tangan. “Diamlah.” Kesalnya.
“Semenjak kepergian kedua orang tua ku, tidak ada lagi yang merawat dan menemani ku setiap bulan pergi ke rumah sakit untuk memeriksa kondisi ku.” Clara mulai bercerita, kini Lucas hanya diam mendengarkan Clara.
Sesaat Clara terdiam lalu mengusap air mata yang tiba-tiba saja turun membasahi pipi karena mengingat Justin sang kekasih. “Walaupun aku memiliki kekasih tapi seperti wanita single tanpa kekasih.” Batinnya.
...Bersambung........
Jangan lupa dukung Karya ini agar Author tidak malas melanjutkan ceritanya:)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Ruk Mini
parah kh nenk...🥺🥺🥺
2024-01-30
1