HAPPY READING!!!
.
.
.
Saat ini Lucas dan Carlos sedang berada di ruang makan, kepala pelayan pun melayani mereka berdua.
“Kenapa kau sendiri? Apa wanita itu tetap tidak mau sarapan?” tanya Carlos bingung.
“Jangan tanya wanita itu! Aku tidak peduli.” Lucas mengambil gelas lalu meminumnya.
“Tidak peduli tapi kau menyuruh ku untuk memanggil wanita itu untuk sarapan.” Ejek Carlos.
“Kenapa kau sangat cerewet.” Kesal Lucas karena Carlos begitu cerewet kepadanya membicarakan Clara.
Sesaat Lucas melihat keluar untuk memastikan apakah ada Clara atau tidak. “Apa dia benar-benar tidak ingin sarapan?” mengambil sendok dan garpu. “Sepertinya dia menantang ku, dia pikir aku ini main-main mengancamnya.
Kepala pelayan berdiri di samping Lucas duduk lalu menurunkan sedikit badannya. “Maaf Tuan, bagaimana dengan sarapan wanita ini? Apa saya yang mengantarnya ke kamar belakang?” bisiknya.
“Tidak, dia sedang berjalan kesini.” Ucap Lucas.
Terlihat Clara sedang berjalan menuju ruang makan bersama kedua bawahan yang mengikutinya dari belakang.
“Baik Tuan, saya permisi dulu.” Kepala pelayan pun beranjak pergi menuju dapur setelah melihat kedatangan Clara.
Sesampai di ruang makan, Clara langsung duduk di salah satu kursi yang ada di depan Lucas dan Carlos.
Sesaat Clara menatap mereka berdua lalu menunduk. “Bagaimana ini?” batinnya. “Argh hidup ku benar-benar sial. Lagi dan lagi aku dihadapkan dengan 2 pria ini.”
Salah satu pelayan berjalan mendekati Clara lalu meletakkan beberapa makanan didepannya.
“Ini Non, selamat makan.” Ucap Atiq (Pelayan 1).
Clara mendongakkan kepala menatap Atiq (Pelayan 1) sambil tersenyum tipis. “Terima kasih bi.”
Atiq (Pelayan 1) mengangguk. “Kalau Nona membutuhkan sesuatu katakan saja, saya permisi dulu.” Beranjak pergi meninggalkan mereka.
Setelah pelayan 1 (Atiq) beranjak pergi, Clara menunduk lagi. Clara tidak kuat menatap mata Lucas yang juga menatapnya dengan tajam.
Sama sekali tidak terlihat sedikit senyuman dari bibir Lucas dan Carlos membuat Clara takut berhadapan dengan mereka.
“Sepertinya dia sedang ketakutan.” Batin Carlos sambil terkekeh kecil tanpa mengeluarkan suara.
Carlos menyenggol lengan Lucas. “Kau apakan wanita ini jadi menurut dengan mu?” bisiknya.
“Tidak ada.”
Sesaat Carlos menoleh Lucas. “Sepertinya kau mengancamnya.”
“Bukan urusan mu.”
“Daritadi aku menyuruhnya sarapan tapi tidak mau, padahal aku juga mengancamnya.”
Lucas yang mendengar itu menoleh Carlos. “Mengancam apa kau?”
Daritadi mereka berbisik dengan pelan karena tidak ingin terdengar oleh Clara.
“Kalau kau tidak sarapan pagi ini, kau akan dinikahi Lucas.” Carlos nyengir.
Plakkk…
Tanpa aba-aba Lucas langsung saja memukul kepala Carlos. “Kau ini berbicara apa hah? Jangan berbicara sembarang.” Kesalnya.
“Tapi kau tenang saja, ternyata wanita ini tetap tidak mau.” Menghabiskan minumannya.
Clara yang memang memperhatikan mereka secara diam-diam kebingungan.
“Ada apa dengan mereka berdua?” batin Clara. “Ah tempat ini adalah tempat yang paling buruk yang pernah aku tempati.” Menghela nafas.
“Lihatlah wanita ini sedang memperhatikan kita.”
Lucas diam saja tanpa peduli ucapan Carlos.
Sejenak Carlos mengamati Clara yang masih menunduk lalu menoleh Lucas. “Apa dia tidak sarapan?” memasukkan makanan ke dalam mulut lalu mengunyahnya.
Lucas menatap kamu. “Ekhemmm….”
Clara yang mendengar itu seketika terperanjat dan tersadar dari lamunannya.
“Kenapa kau hanya menunduk?” mengetuk-ngetuk piring dengan ujung garpu sehingga menimbulkan suara. “Kalau kau tidak ingin sarapan, kembali saja ke kamar belakang.”
Clara mendongakkan kepala lalu menatap Lucas. “Tidak, aku akan sarapan.” Mengambil sendok dan garpu.
“Kenapa tangan mu bergetar? Apa kau sedang ketakutan?” tanya Carlos yang melihat kedua tangan Clara bergetar.
Clara berusaha tenang agar tangannya tidak bergetar lagi tetapi tidak bisa.
“Menurut saja dengannya, mungkin nanti Lucas akan bersikap baik kepadamu.” Ucap Carlos asal.
Carlos sendiri juga tahu bahwa Lucas tidak akan pernah bersikap baik kepadanya, tetapi dengan santai Carlos mengucapkan itu.
“Baik? Hahaha sangat tidak mungkin.” Batin Clara.
Lucas menoleh Carlos dengan tatapan tajamnya.
“Tapi aku juga tidak bisa memastikan bahwa Lucas akan benar-benar baik kepadamu, aku menyarankan kau banyak-banyak berdoa saja.” Carlos menatap Lucas sambil menaikkan satu alisnya.
“Kenapa kau sangat bodoh Carlos?” Lucas dibuat kesal dengan perkataan Carlos.
“Bukankah itu benar?”
Sesaat Clara menatap Carlos yang sedang terkekeh kecil lalu memasukkan makanan ke dalam mulut. “Disini memang tidak ada yang waras, sama saja dengan pria monster itu.” Batinnya penuh kekesalan tapi tidak berani berbicara apapun.
“Baik? Untuk apa aku bersikap baik kepadanya? Memangnya dia siapa di rumah ini?”
“Aku juga tidak mengharapkan kebaikan mu.” Tanpa sadar Clara mengucapkan itu karena sudah sangat kesal.
“Baguslah kalau kau memang tidak mengharapkan kebaikan ku dan sampai kapan pun aku tidak akan pernah bersikap baik kepadamu!”
“Kenapa dia seperti iblis? Hm kalau di pikir-pikir iblis juga tidak sejahat dia.” Batin Clara.
“Ada apa dengan mereka berdua? Benar-benar membuatku bingung.” Carlos melanjutkan makannya.
Terlihat jelas dari wajah Clara bahwa Clara tidak menikmati makanannya, bahkan Clara hanya makan sedikit.
Saat ini di ruang makan sangat hening, tidak ada percakapan apapun di antara mereka. Hanya terdengar suara sendok dan garpu yang menggesek piring.
“Aku sama sekali tidak bisa menikmati makanan ini walaupun enak.” Clara memaksa mengunyah makanannya.
Kepala pelayan mendekati meja makan lalu menuangkan air putih di gelas mereka masing-masing. Bil (Pelayan 3) meletakkan makanan penutup lalu beranjak pergi diikuti kepala pelayan.
“Apa kau hanya makan sedikit?” tanya Carlos memecahkan keheningan.
“Aku tidak bernafsu.” Clara menjawab dengan cuek.
“Padahal makanannya sangat enak. Padahal belum tentu kau bisa memakannya lagi.” Usil Carlos.
“Diamlah, aku memang tidak berselera.”
Seketika Carlos diam mendengar Clara berbicara seperti itu lalu menyeringai.
Lucas menatap kedua bawahan yang sedang berdiri dibelakang Clara. “Selesai sarapan bawa wanita ini ke kamar belakang!”
Kedua bawahan mengangguk secara bersamaan.
“Apa bos ingin pergi ke markas?” tanya Darel (Bawahan 2).
Lucas mengangguk cuek.
“Markas? Siapa pria monster ini? Kenapa dia….” Batin Clara bingung.
“Apa kau ingin ikut?” tanya Carlos.
“Tidak, mereka ku tugaskan disini!”
“Kita segera ke markas karena ada beberapa orang penting yang ingin bertemu dengan mu.” Bisik Carlos.
Lucas berjalan keluar ruang makan disusul Carlos. Terdengar langkahan kaki mereka membuat pelayan yang ada di ruang tengah menoleh lalu menunduk hormat.
.
.
.
Di ruang makan, Clara masih duduk di kursi itu dengan tatapannya yang sangat kesal.
Tak….
Clara meletakkan sendok dan garpu dengan kasar di atas piring sehingga menimbulkan suara membuat kedua bawahan terperanjat.
Aaron (Bawahan 1) menyenggol lengan Darel (Bawahan 2). “Dia kenapa?”
Darel (Bawahan 2) menggeleng. “Aku juga tidak tahu.”
Clara berdiri lalu menoleh mereka. “Apa kalian sedang membicarakan ku?”
Kedua bawahan saling tatapan lalu menggelengkan kepala.
“Semuanya sama saja.” Berjalan duluan keluar ruang makan menuju kamar belakang diikuti kedua bawahan.
“Ternyata dia galak juga.” Ucap Aaron (Bawahan 1).
...Bersambung….....
Jangan lupa dukung Karya ini agar Author tidak malas melanjutkan ceritanya:)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Ruk Mini
yg sangar donk nenk
2024-01-30
1