Pernikahan Semu
"Zahira, aku minta kamu jangan berharap lebih padaku, karena aku tidak akan pernah menyentuhmu sampai kapan pun. Asal kamu tahu, aku menikahimu karena kedua orang tuaku. Selain itu, aku juga sudah memiliki wanita yang sangat kucintai, dan aku tidak akan meninggalkannya hanya karena pernikahan bodoh ini,"
Ucapan Mas Fahri begitu tajam menghunjam hatiku. seketika, kebahagiaan yang kurasakan sejak beberapa hari terakhir hancur berkeping-keping.
Sikap Mas Fahri sudah seperti penolakan bagiku. Entah apa yang sedang dipikirkan pria itu tanpa mempertimbangkan perasaanku dulu sebelum melontarkan kalimat itu.
Air mataku mulai mengalir membasahi pipi. Dadaku sesak, hatiku terasa perih. Apalagi mendengar penuturan pria yang sudah berstatus suamiku itu menyebut wanita lain yang telah lama ia cintai.
Bahkan Mas Fahri berkata tidak akan meninggalkannya hanya karena pernikahan bodoh ini?
Huh!
Apa dia pikir aku sangat menginginkan pernikahan ini??
Aku pun begitu, jika bukan karena Mama dan Papa aku tidak akan mau menikah dengannya
Ya, aku memang bahagia saat aku tahu akan dijodohkan dengan Mas Fahri. Pemuda tampan dan pintar yang dulu adalah kakak kelasku di bangku SMA.
Dia adalah murid paling jenius yang selalu dibangga-banggakan oleh para guru. Bukan hanya guru, hampir seluruh murid, khususnya murid perempuan yang sangat mengidolakannya. Bahkan, banyak diantara mereka berkhayal ingin menjadi kekasihnya.
Jadi, kalian pasti mengertikan bagaimana perasaanku saat aku tahu akan dijodohkan dengan pemuda idola itu???
Bahagia pastinya. Namun, ternyata kejeniusan Mas Fahri hanyalah daya tariknya saja. Nyatanya dia adalah pemuda yang begitu egois. Berbicara kasar sesuka hatinya.
Aku dan Mas Fahri dipertemukan kembali oleh kedua orang tua kami setelah beberapa tahun kami tak pernah bertemu semenjak kelulusan SMA.
Mas Fahri meneruskan kuliahnya di luar kota, sedangkan aku mengambil kuliah di daerah terdekatku saja.
Orang tua Mas Fahri adalah seorang pebisnis sukses yang menggandeng beberapa perusahaan kecil seperti perusahaan milik papa.
Dari hubungan bisnis itulah, persahabatan antara kedua orang tua kami terjalin erat hingga rencana perjodohan antara aku dan Mas Fahri terucap.
Acara pernikahan kami digelar sangat meriah di salah satu gedung ternama di kota ini. Mas Fahri terlihat sangat tampan dengan setelan jas yang iakenakan. Tak hanya diriku, semua keluarga dan para tamu undangan sangat bahagia.
Namun, sepertinya tidak dengan Mas Fahri. senyum yang dia ulas sejak tadi di pesta ternyata hanyalah kepalsuan.
Bagaimana dia bisa membohongi dirinya sendiri?
Jika memang tidak setuju dengan pernikahan ini kenapa harus menerimanya?
Andai saja aku tahu isi hati dan pikirannya, aku juga tidak akan mau menerima perjodohan ini.
Salahku, karena terlalu senang sampai gegabah menerima. Andaikan aku berpikir terlebih dahulu atau memberinya waktu, aku pasti tidak akan kecewa seperti ini.
Malam ini adalah malam pertama kami. Bukannya bermadu kasih layaknya pasangan pengantin baru, kami berdua malah tidur terpisah dan saling memunggungi.
Aku tidur di ranjang sedangkan Mas Fahri memilih berbaring di sofa panjang yang terletak agak jauh dari ranjang tempatku tidur.
Kulirik wajah yang mulai terlelap itu dari kejauhan.
Bahkan, wajah dengan alis tebal itu masih nampak sangat menawan walaupun dia sedang tidur.
kembali aku teringat akan ucapan yang baru saja keluar dari mulutnya beberapa menit yang lalu.
isshhh!
Wajah tampanmu itu tak sesuai dengan mulut pedasmu Mas!
Andai saja sikapmu kepadaku tidak seperti tadi, akan sangat sempurna karena aku menjadi istrimu, Mas.
Tapi apa?
Aku adalah istri yang mendapatkan penolakan di saat biasanya suami paling bersemangat untuk memintanya.
Bagaimanapun, aku harus tetap kuat demi papa dan mamaku. Aku akan terus menjalani pernikahan ini walaupun perlakuan Mas Fahri nantinya akan lebih buruk dari ini.
Demi orang tuaku, aku harus bertahan.
*********************
Keesokan harinya.
"Pagi, Sayang," sapa Bu Yuni, ibu mertuaku sambil tersenyum ke arahku.
Ibu mertuaku itu sedang sibuk menyiapkan sarapan pagi dibantu oleh seorang asisten rumah tangga.
"Pagi Tante," sahutku.
"Koq Tante sih? panggil Bunda dong," protes Bu Yuni sedikit mengerucutkan bibir.
"Eh, iya. Pagi Bunda," Aku berjalan mendekat ke arahnya.
"Ada yang bisa Zahira bantu Bun?"
"Ooohh, nggak usah Sayang, ini sudah hampir selesai koq. Koq kamu sendirian? Fahri nya mana?" ucap Bu Yuni balik bertanya.
"Mas Fahri masih tidur Bun,"
"Hahaha! Fahri keenakan mungkin Bun, sampai jam segini belum juga bangung," celetuk Ayah mertuaku yang tiba-tiba muncul dari balik ruangan.
"Ayah, jangan buat Zahira malu dong," sahut Bu Yuni menanggapi celotehan suaminya.
Aku hanya tersenyum melihat kelakuan ayah dan ibu mertuaku ini.
Kedua orang tua ini tengah sibuk membayangkan hal yang sebaliknya yang telah kami lakukan. Tapi ya sudahlah.
"Yah, rumah baru untuk Fahri dan Zahira sudah siap kan?" tanya Bu Yuni mengawali pembicaraan lagi.
"Iya Bun, sudah siap. Hari ini juga sudah bisa ditempati," jawab Ayah.
"Zahira Sayang, Bunda titip Fahri ya. Bunda tahu Fahri itu sikapnya sedikit kasar, tapi dia anak yang sangat baik. jadi, Bunda harap kamu bisa merubahnya lebih baik lagi," pesan Bu Yuni kepadaku yang membuatku agak bingung.
"Merubah? Maksudnya apa Bun?" tanyaku langsung.
Wanita yang sedang duduk di hadapanku ini tertegun sesaat lalu menatap ke arah suaminya.
"Ceritakan saja Bun, Zahira berhak tahu tentang hal ini," ucap Ayah mertuaku yang semakin membuatku penasaran.
Ada apa ini?
Raut wajah Bu Yuni seketika berubah sendu. ada kekecewaan yang kutangkap di sana. Semakin dalam Bu Yuni menghela napas panjang dan menghembuskannya dengan sangat berat.
Bu Yuni tertunduk dan mulai bercerita.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
suka baca
di sekolahku dulu juga ada idola nya🤣
2023-04-30
0
Rini Musrini
mampir thor mudah²an ceritanya menarik
2023-03-29
1
Rere Behelshop
suka banget, ayo semangat up-nya thor
2023-03-11
1