BAB 07 - Kembali Bekerja

Di dalam kamar, aku menangis sejadi-jadinya. Bagaimana mungkin Mas Fahri begitu tidak menghargaiku sebagai istrinya. walaupun dia tidak mencintaiku, setidaknya dia harus memikirkan perasaanku. Istri mana yang rela melihat suaminya bermesraan dengan wanita lain. Apalagi di rumahnya sendiri.

Pikiranku kacau, hatiku sangat sakit. Dengan bertumpu bantal yang kupeluk erat, aku meluapkan segala kegundahan yang ada di dalam hati.

Hingga beberapa jam berlalu, namun air mataku tak kunjung surut. Ujung bantal yang kudekap sudah basah karena karena air mata yang tumpah.

Ingin kumengadukan ini kepada Mama dan Papa, namun segera kutepis. Aku tidak tega jika membayangkan penyakit jantung Papa kambuh lagi.

Ya Allah, aku harus bagaimana?

'Kreeeeek' Pintu kamar terbuka. Seseorang nampak masuk lalu berjalan menghampiriku.

"Ra, Maafkan aku." Kuangkat wajahku sedikit ke atas tanpa menatap pria yang sudah membuatku menangis ini.

"Mas, aku tidak akan memaksamu untuk menerimaku menjadi istrimu sepenuhnya. Tapi tolong, hargai perasaanku." Kukatakan itu dengan bibir bergetar kembali menahan tangis. Hatiku teramat pilu membayangkan hal itu terjadi di depan mataku.

"Baik Ra, aku janji. Tadi itu aku tidak sengaja membawanya kemari. Awalnya aku hanya akan mengambil sesuatu di dalam rumah. Tapi, setelah mengetahui dirimu tidak ada, aku malah mengajak Arumi mampir sebentar. Dan," Kalimatnya terputus.

"Arumi?" pekikku.

"Iya, Arumi. Wanita yang pernah kuceritakan padamu," jelasnya yang membuatku bingung.

"Bukankah hubunganmu dengan Arumi sudah putus?" tanyaku refleks. Aku teringat cerita yang disampaikan ibu mertuaku beberapa hari yang lalu.

"Tidak, kami tidak pernah putus. Ini buktinya kami masih bersama," sanggahnya sambil berdecik bingung.

Mungkinkah cerita yang disampaikan ibu mertuaku hanya karangan belaka?

Atau mungkin Mas Fahri benar-benar sedang dalam keadaan amnesia? Yang diingatnya hanya kenangan manis dengan Arumi tanpa menyadari bahwa hubungan diantara mereka sudah kandas?

Hhhhh, terserah lah!

"Mas, boleh aku meminta sesuatu," ucapku lagi pada pria yang sedari tadi berdiri di hadapanku.

"Iya, apa itu?" tanyanya. Entah kenapa aku merasakan nada bicara pria ini sedikit berbeda dari biasanya.

"Aku tidak akan melarangmu berhubungan dengan siapapun. Tapi tolong, jangan bawa wanitamu ke dalam rumah ini. Aku tidak mau orang tua kita, lebih-lebih orang tuaku sampai tahu hal ini," pintaku dengan nada suara penuh penekanan.

"Baiklah aku janji. Lagipula, Ayahku pasti akan membunuhku jika tahu aku masih berhubungan dengan Arumi."

Mendengar kalimat yang baru saja kudengar membuatku terbelalak. "Maksudmu apa Mas?"

Mengetahui kecurigaanku, Mas Fahri langsung berkilah, "Ooh tidak, tidak. Bukan sesuatu yang penting." Mas Fahri mulai berjalan mundur hendak keluar dari kamarku.

"Satu lagi Mas," ucapku lagi yang berhasil menghentikan langkahnya.

Mas Fahri langsung membalikkan badan. "Apa lagi?" tanyanya.

"Izinkan aku bekerja." Aku sangat yakin dengan ucapanku.

"Kerja? untuk apa? kartu ATM yang kuberikan padamu itu jumlahnya sudah sangat besar. Kamu jangan khawatir, setiap bulan aku akan mentransferi uang dengan jumlah yang sama."

"Aku bekerja bukan karena mencari uang Mas, tapi aku ingin mencari kesibukan," sanggahku.

"Kesibukan?"

"Iya, aku ingin melakukan sesuatu yang bisa melupakanku akan perbuatanmu kepadaku Mas!" Sengaja kusentil pria itu agar dia mau mengizinkanku.

"Hhhhh, okey. Lakukan apapun sesukamu Ra, tapi ingat, jangan larang-larang aku untuk berhubungan dengan Arumi," setujunya dengan memberikan syarat.

"Bukankah tadi sudah kubilang aku tidak peduli tentang hubunganmu dengan siapapun itu, selama kamu bisa menyimpan rahasiamu sendiri, Mas,"

"Iya, iya. Baiklah," angguknya pelan lalu beranjak pergi.

**************

Pagi ini. Setelah kemarin aku mengabari Iqbal tentang kesiapanku kembali bekerja, Iqbal langsung memerintahkan untuk segera masuk.

Pagi-pagi sekali aku sudah terbangun. Memasak, menyapu lantai, mencuci baju dan piring yang biasa ku lakukan disiang hari sudah kubereskan semua. Tepat pukul 07.00 pagi, rumah sudah terlihat rapi dan bersih.

Setelah semua beres, aku bergegas mandi dan menyiapkan diri untuk masuk kerja di hari pertamaku.

Dengan memakai jilbab segi empat berwarna nude abu-abu, aku sudah siap berangkat ke kantor.

Sebelum berangkat, aku menyempatkan sarapan terlebih dulu. Entah kenapa pagi hari ini aku sangat bersemangat.

"Jam berapa koq sudah rapi?" celetuk Mas Fahri terlihat masuk ke dapur. Jika dilihat dari wajahnya, dia baru saja bangun tidur.

"Hari pertama harus memberi kesan yang baik kan," jawabku cuek. Aku meneruskan aktifitas sarapanku yang hampir selesai.

Mas Fahri menarik kursi dan duduk di hadapanku. "Kamu makan apa? sepertinya enak," ucapnya.

Ck! kenapa sikapnya agak berubah dari biasanya?

"Nasi goreng, tapi aku masak cuma satu porsi ini aja Mas. Kan biasanya Mas juga tidak mau memakan masakanku," selorohku. Aku sudah selesai makan dan langsung mencuci piring yang telah kugunakan di wastafel.

"Mmmm," gumam pria itu masih terduduk lesu.

"Aku berangkat dulu Mas," pamitku sambil mengulurkan tangan hendak menyalami Mas Fahri.

"Tidak perlu, pergilah!" Bukannya meraih tanganku, tapi Mas Fahri malah menepisnya kasar.

"Ya sudah, aku berangkat Mas, Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikum salam."

*****

Di kantor baru. Aku mencari sosok sahabat baikku di seluruh ruangan, namun tak kutemukan.

Sesekali aku bertanya kepada Karyawan lain, namun mereka juga mengaku belum melihatnya.

kenapa kamu belum datang Bal?

kurogoh benda pipih yang di dalam tas untuk menghubungi Iqbal. Namun, sepertinya handphone milik Iqbal sedang diluar jangkauan.

Aku yang masih belum menjadi karyawan di perusahaan ini hanya bisa berdiri di samping pintu masuk menunggu sahabat yang mengajakku kemarin. Kenapa Iqbal belum juga datang?

Beberapa menit berlalu, hingga aku dikejutkan dengan rangkaian bunga indah dan wangi yang tiba-tiba muncul di hadapanku.

"Selamat datang!"

Terpopuler

Comments

suka baca

suka baca

Fahri ngeselin 😨

2023-04-30

0

Nirwana

Nirwana

🤗🤗🤗

2023-03-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!