"Bukannya sudah dikunci? Kenapa bisa terbuka sendiri? Ini aneh?" lirih Lili
Angin yang sangat kencang masuk melalui pintu yang terbuka. Barang-barang yang ada di sekitar ruangan bergoyang karena tiupan angin.
"Sial...angin ini semakin kencang. Aku harus segera pergi dari sini sebelum semuanya terbangun."
Dengan tangan kirinya untuk menutupi pandangan matanya, ia berjalan maju menerobos angin yang sedang mengamuk itu. Setelah berhasil keluar dari rumah, Lili memdengar suara pintu yang ditutup dengan keras. Ia menoleh ke belakang. Dan benar saja, pintu rumah itu menutup sendiri. Mungkin karena tiupan angin yang kencang itu menyebabkan pintu itu tertutup sendiri, itu yang ada dalam benak Lili. Ia pun mulai berjalan menyusuri jalanan yang sepi. Angin semakin bertiup kencang, udara dingin mulai merambat masuk ke tubuhnya. Ia mendekap kedua tangannya dengan erat sambil terus berjalan maju. Rambut hitam panjangnya yang tergerai ikut menari-nari diudara oleh tiupan angin.
"Sial kemana terbangnya kertas itu?" maki Lili sambil menoleh ke kanan dan kiri berharap segera menemukannya dan bergegas pulang ke vila milik keluarga Elsa.
Baru saja ia memaki kertas gambarnya yang tak kunjung ia temukan, tiba-tiba ia melihat kertas gambarnya terbang melayang di depannya. Tanpa basa-basi, ia langsung meraihnya. Alhasil bukan malah mendapatkannya, kertas gambar itu malah semakin terbang menjauh darinya. Seolah ada sesuatu yang menariknya. Lili terus berlari mengikuti arah kemana kertas gambarnya pergi. Tanpa dia sadari, dia sudah berlari pergi menjauh dari vilanya dan masuk di sebuah hutan. Dari luar hutan itu nampak seperti hutan biasa. Tapi, saat Lili masuk kedalamnya, hutan itu mengeluarkan cahaya keunguan dan menghilang. Dengan nafas terengah-engah, Lili berhenti berlari dan bersandar di bawah pohon yang cukup besar. Ia duduk sambil membujurkan kedua kakinya.
"Hah...hah...kemana aku harus mencarinya lagi. Ini sudah terlalu larut malam. Sebaiknya aku pulang dulu, besok akan kucari lagi. Lagipula aku berlari sampai kemari memakai baju yang tipis ini, sangat memalukan bila bertemu dengan seseorang nanti. Sebaiknya aku harus pergi."
Ia bangkit dari tempat duduknya sambil memukul pantatnya dan mengibas-ibaskan debu yang masih menempel di bajunya dengan kedua tangannya. Ia melihat disekelilingnya. Ada banyak sekali pepohonan besar, semak belukar dan ribuan kunang-kunang mulai berterbangan disekitarnya. Dalam hatinya ia berkata " Tunggu, Jangan bilang aku sekarang berada dihutan dan tersesat?" . Ditengah kekacuan pikirannya, ia pun memutuskan untuk terus berjalan menyusuri hutan ini sampai menemukan jalan keluar.
Dalam perjalanannya, ia melihat ada banyak ribuan kunang-kunang berterbangan disekitar pepohonan dan semak belukar. Sesekali ia bisa mendengar suara burung hantu dan binatang-binatang kecil malam lainnya. Seolah mereka saling bernyanyi atau menyapa satu sama lain. Sudah satu jam lamanya ia berjalan menyusuri hutan ini, tapi belum juga menemukan jalan keluarnya. Ia berdiri ditempatnya dan mulai berteriak dengan sekeras-kerasnya.
"Hoiii...siapa saja disini, tolong bantu akuuuu!!! Tolong bantu keluarkan aku dari hutan ini!!! Siapa saja tolong aku!!! " teriak Lili.
Ia terus berteriak meminta tolong sampai suaranya terdengar parau. Merasa dirinya mulai kelelahan karena berjalan selama satu jam dan berteriak, tapi tak ada seorang pun yang menjawab. Ia berjalan menuju pohon yang berada di sebelahnya dan duduk bersandar dibawahnya. Ia menarik nafas dalam-dalam. Perlahan-lahan ia mulai memejamkan matanya. Tiba-tiba terdengar suara eraman yang sangat mengerikan disertai dengan suara ribuan langkah kaki yang berjalan cepat, mendekat kearahnya. Suara eraman yang mengerikan dan ribuan langkah kaki yang sebelumnya, mulai berhenti. Lili pun membuka matanya pelan-pelan. Betapa terkejutnya dia melihat apa yang ada di depannya sekarang ini. Ribuan monster raksasa yang berbadan setengah manusia dan setengah binatang. Ada yang berkepala seperti b*bi, banteng dan hewan buas semacamnya. Tidak hanya itu, ada monster yang seluruh tubuhnya bukan setengah manusia dan setengah binatang, melainkan tubuh monster yang mengerikan dengan mata merah menyala, taring dan cakar yang tajam. Air liur menetes dari segala sisi disekitar taringnya. Satu persatu dari mereka mengeluarkan suara eraman dan lolongan yang sangat mengerikan. Membuat siapa saja yang mendengarnya, mati ketakutan. Lili pun berdiri dan berjalan mundur secara perlahan. Seumur hidupnya, ia hanya percaya bahwa monster itu hanya ada difilm, dan hantu memang ada didunia tapi beruntungnya ia tidak pernah bertemu dengan hantu selama hidupnya. Tapi setelah melihat kejadian malam ini, ia baru percaya bahwa ia benar-benar melihat monster yang jauh lebih mengerikan dari yang ada difilm. Semakin ia berjalan mundur, ribuan monster itu terus berjalan mendekatinya. Hingga pada akhirnya ia memutuskan untuk mengambil langkah seribu. Sialnya, ribuan monster itu mengetahuinya dan berlari mengejarnya. Seperti seekor kelinci yang diburu para kawanan serigala. Mangsa kecil yang diperebutkan oleh pemburu. Ia terus berlari sambil berteriak meminta tolong. Suaranya seperti tenggelam ditengah eraman ganas dan langkah kaki besar ribuan monster yang mengejarnya. Salah satu monster berbadan manusia, berkepala banteng menembakkan bola api dari dalam mulutnya ke arah Lili. Merasa ada sesuatu yang panas mendekat kearahnya, ia langsung menoleh ke belakang. Dilihatnya sebuah bola api besar melayang mendekatinya, ia pun menundukkan sedikit kepalanya dan berusaha menghindari serangan itu. Ia terus berlari menghindari kejaran ribuan monster itu. Semakin ia berlari, semakin ia membuat marah ribuan monster itu. Satu persatu dari mereka mulai menembakkan serangan kepadanya. Mulai dari bola api, semburan api, sengatan listrik, petir bahkan ada yang mengeluarkan serangga-serangga kecil penghisap darah untuk mengejar gadis manusia itu. Saat berlari, Lili tidak melihat langkah kakinya. Sehingga ia tersandung oleh akar pohon yang menjalar ditanah dan membuatnya jatuh tersungkur diatas tanah. Ia membalikkan badannya, berusaha untuk bangkit dari tanah. Sayang, ia tidak memiliki tenaga lagi untuk bangkit berdiri. Dalam posisi masih tersungkur diatas tanah, ia menoleh kebelakang. Dilihatnya salah satu monster berkepala serigala datang mendekat kepadanya. Tangan manusianya mulai mengangkat sebilah pedang dan mengayunkannya tepat kearahnya. Lili yang sempat kaget, tidak bisa berteriak karena ketakutan. Ia hanya bisa menutup kedua matanya. Dalam hati ia berkata "Apa aku akan mati sia-sia disini?"
Tiba-tiba sebuah pedang silver terbang dan menangkis serangan monster berkepala serigala. Pedang milik monster itu tiba-tiba berbalik menyerang pemiliknya sendiri hingga mati. Ribuan monster yang melihat kejadian ini, langsung mundur dan berlutut. Merasa dirinya tidak terluka, Lili perlahan membuka matanya. Dilihatnya ribuan monster yang menakutkan itu mundur dan berlutut pada seorang pria.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Erlina Ibrik
suara *geraman*
2024-10-27
0
Elysia_02
Kasih Space lah anj, jangan disikat semua 1 paragraf
2022-12-04
1
𝓚ˢᵍⁿMahes 3 😘
seru juga Nih 🤭🤭🤭🤭
2022-11-03
1