"Ada apa Buto? Katakan saja?!"
"Yang Mulia, apa anda yakin dengan hal ini? Mengingat wajah nona Lili..."
"Mirip dengannya? Aku tau apa yang kau khawatirkan. Cukup patuhi perintahku!"
"Baik. Yang Mulia, maafkan hamba yang terlalu lancang mengatakan hal ini." kata Buto sambil memberi hormat dengan membungkukkan sedikit badannya kedepan.
"Lupakan. Kalian semua boleh pergi!"
"Terima kasih Yang Mulia." kata mereka secara bersamaan sambil memberi hormat.
Ketiganya mengibaskan jubah mereka masing-masing dan menghilang secara bersamaan. Tinggallah Evil sendirian diruang kegelapan. Ia menghela nafasnya sambil memandang ke atas.
"Sampai kapan kau membuatku menjadi gila, Permaisuriku?" lirih Evil
Pagi Hari di Kastil Berdarah
Matahari bersinar terang, cahayanya yang hangat masuk melalui jendela kamar Lili. Angin berhembus sepoi-sepoi menerbangkan gorden berwarna putih yang berada disisi jendela. Dua burung merpati yang berpasangan bersiul dan sesekali bersenda gurau didahan pohon. Terdengar suara pintu kamar Lili diketuk oleh seseorang sebanyak tiga kali. Lili yang sedang merias dirinya didepan cermin, seketika berhenti. Ia meletakkan sisirnya diatas meja setelah menyisir rambutnya. Rambut lurus hitam panjangnya dibiarkan tergerai begitu saja. Ia mengenakan gaun berwarna putih sebatas paha dengan sisi samping dan belakang gaun berbentuk seperti ekor ikan. Gaun ini memiliki model belahan dada yang sedikit terbuka. Gaun ini tidak hanya memperlihatkan dadanya tapi juga pahanya yang putih mulus. Ia berjalan menuju pintu dan membukanya. Dilihatnya Persik sudah berdiri didepan pintunya. Melihat Lili membukakan pintunya, mata Persik membelak seolah tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Melihat Persik melamun menatapnya, Lili pun melambaikan tangan kanannya ke arah wajah Persik. Seolah tidak ada reaksi, Lili pun menepuk bahu Persik dengan lembut. Seketika itu Persik tersadar dari lamunannya dan meminta maaf kepada Lili.
"Rupanya kau. Ada apa?"
"Nona, apa nona sudah sehat?"
"Seperti yang kau lihat. Kenapa?"
"Hamba kesini menyampaikan pesan dari Yang Mulia. Yang Mulia meminta nona untuk datang sarapan dengannya. Tapi, jika nona sedang tidak enak badan, nona sebaiknya istirahat di dalam kamar. Biarkan Persik yang mengantarkan sarapan nona. Jika nona membutuhkan sesuatu, bisa memanggilku."
"Terima kasih. Tolong antarkan aku menemui rajamu!"
"Baik. Silahkan ikuti hamba nona."
"Nona ini bagai pinang dibelah dua dengan ratu. sangat mirip." batin Persik sambil melirik ke arah Lili.
"Ada apa?
"Tidak ada apa-apa nona. Hanya saja, hari ini nona sangat cantik sekali. Gaun itu sangat cocok dengan nona."
"Cantik? Kau buta apa ya? Gaun ini malah membuatku terlihat seperti wanita nakal. Rajamu itu benar-benar membuatku muak!" batin Lili sambil mengepalkan tangan kanannya.
"Terima kasih atas pujianmu." kata Lili sambil tersenyum
"Sama-sama nona."
Lili pun mengikuti langkah Persik yang menuntunnya menuju ruang makan. Tak lama kemudian, mereka sudah sampai di ruang makan. Anehnya, tidak ada siapapun yang berada di ruang makan tersebut. Hanya ada banyak makanan enak yang tersaji diatas meja. Pandangan mata Lili mulai menjelajah ke seluruh ruangan. Tapi tak ada satu pun jejak kehadiran seseorang.
"Persik, kau bilang rajamu ingin aku sarapan dengannya. Tapi, kenapa tidak ada satupun orang disini?!"
"Maaf nona, hamba tidak tau."
"Ya sudahlah. Kau boleh pergi."
"Terima kasih nona."
Persik pun pamit undur diri dan melangkah meninggalkan Lili yang sendirian di ruang makan tersebut. Lili pun berjalan menuju meja makan. Ia menarik salah satu kursi ke belakang dan mendudukinya. Di hadapannya terlihat banyak aneka hidangan makanan dan minuman yang enak. Ada cumi asam manis, ayam panggang, kepiting saos tiram serta aneka masakan sayuran, buah dll.
"Apa benar ini semua bisa dimakan?! Ini bukan imajinasiku kan? Tapi kenapa tidak ada orang disini?" gumam Lili sambil melihat kanan dan kiri.
"Ya sudah, aku coba duluan." kata Lili sambil membuka piring dan mengambil garpu dan sendok yang sudah disediakan di depannya.
Ia pun melihat seluruh hidangan di meja dan siap untuk memilih makanannya. Saat ia hendak mengambil cumi yang berada di depannya, tiba-tiba ada sebuah tangan yang mendahuluinya dan meletakkan potongan daging sapi panggang diatas piringnya. Ia pun menoleh. Dilihatnya Evil tersenyum manis kepadanya. Evil pun menarik kursi yang berada disamping kiri Lili.
"Uhuk, Yang Mulia...ehm maksudku Evil. Bukankah kursimu ada di sebelah sana." kata Lili sambil menunjuk satu kursi yang berada paling ujung di sebelah kanan.
"Aku adalah raja. Aku bebas duduk dimana saja." kata Evil sambil mengedipkan mata kanannya.
"Iya ya aku lupa. Kau kan raja." ejek Lili
Mendengar Lili mengejeknya, Evil hanya membalasnya dengan senyuman. Tiba-tiba Evil melirik piring Lili. Sepotong daging sapi panggang yang ia berikan kepadanya, tidak disentuh sama sekali.
"Kenapa tidak dimakan? Apa tidak enak?"
"Bukan."
"Lalu?"
"Maaf, aku tidak suka daging sapi, kambing, kerbau."
"Kalau daging buaya?!"
"Kau?! Jika itu buayanya adalah kau, mungkin aku bisa mempertimbangkannya."
"Mempertimbangkannya? Maksudmu? Kau mau memakan dagingku jika aku seekor buaya?"
"Siapa juga yang ingin memakan dagingmu sekalipun wujudmu buaya, monyet apalah."
"Lalu?!"
"Aku akan menguliti tubuhmu lalu akan ku jual. Hehehe..."
"Kau wanita yang kejam. Tapi aku suka."
"Apa kau bilang?!"
"Oh ya, kau bilang kau tidak suka daging. Kenapa?!"
"Tidak suka ya tidak suka."
"Kalau tidak suka pasti ada alasannya, kenapa kau tidak menyukainya."
"Apa yang kau katakan itu benar. Sayangnya, aku tidak mempunyai alasan kenapa aku tidak suka makan daging. Sama halnya saat kau menyukai seseorang. Apa kau juga butuh alasan kenapa kau menyukainya?"
Mendengar perkataan Lili, Evil pun terdiam. Seolah memori diotaknya memutar kembali kenangan di masa lalunya. Kenangan dimana saat ia bertengkar hebat dengan permaisuri, istrinya.
"Aku mohon berhentilah. Kembalilah padaku." kata Evil sambil memegang pedang silver ditangan kanannya. Darah mengalir disela-sela jemari tangannya dan membasahi bilah pedangnya.
"Berhenti?! Hmph, menjauhlah dariku!"
"Kau boleh membenciku, tapi jangan sakiti mereka yang tidak ada hubungannya denganmu."
"Tidak ada hubungannya denganku? Membencimu?! Hmph, aku pikir kau salah menilaiku. Aku adalah wanita kejam. Seluruh dunia tau siapa aku. Lalu untuk apa kau memilihku? Memintaku kembali padamu?!
"Karena aku mencintaimu."
"Cinta?! HAHAHA!!! Betapa bodohnya aku percaya pada cinta. Jelas-jelas aku tau bahwa kau tidak pernah mencintaiku. Kau sama seperti mereka yang menginginkan kematianku!"
"Aku tidak sama dengan mereka. Aku tidak tau kenapa aku mencintaimu. Yang aku tau, aku hanya ingin menua bersamamu."
"Dan aku juga tidak tau kenapa aku tidak bisa membencimu dan tidak ingin bersamamu! Tidak ada alasan untuk itu!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Shinta Dewiana
masih penuh mistery
2024-06-05
0
ailin
suka
2020-11-08
3
anca
kok ga up up ya
lanjutannya gmn
2020-10-31
4