"Tentu saja. Kamar ini sudah dipersiapkan untuk nona." jawab Blackie
"Eh, siapa yang berbicara barusan?" tanya Moonly kepada Sunny
"Entahlah. Tapi, aku merasa tidak asing dengan suara ini." jawab Sunny
"Tentu saja kalian merasa tidak asing dengan suara ini." tambah Darkie
"Jadi kau sudah tahu suara siapa ini??!" tanya Lili, Sunny dan Moonly secara bersamaan
"Tentu saja. Dia kan hantu blingsatan, dengan seribu wajah yang mengerikan." jawab Darkie dengan nada mengejek. Tiba-tiba muncullah Blackie ditengah-tengah mereka dengan wajah kesal.
"Kampret lu Darkie!" bentak Blackie
"Hahaha! Aku kira kau akan betah bersembunyi dengan sosok transparanmu. Kau tidak melakukan sesuatu yang cabul, bukan?! Hehehe!" sindir Darkie
"Bukannya aku belajar darimu juga kan?!" cibir Blackie
Keduanya saling bertatapan seolah ingin berperang. Kilatan tajam yang terpancar dari kedua bola mata mereka seperti dua pedang yang saling bertabrakan satu sama lain.
"Ah...sudah...sudah. Kalian tidak boleh bertengkar disini." lerai Lili kepada Darkie dan Blackie
"Bawel!" jawab keduanya
"Huff... Sunny, Moonly bisakah kalian membuatkanku desert yang segar. Semacam minuman?" tanya Lili
"Tentu saja kami berdua bisa. Nona ingin desert seperti apa? akan kami buatkan." jawab Sunny diiringi anggukkan Moonly.
"Aku ingin...."
"Ahem...maaf menyela nona. Jika nona tidak keberatan, ijinkan aku mengundang kalian semua ke jamuan makan malam disini. Anggap saja sebagai ucapan terima kasihku kepada Raja yang masih mempercayai sekolah kami." pinta Edward
Mendengar ucapan Tuan Edward, Lili pun hendak membalasnya. Namun, sudah didahului oleh Blackie.
"Terima kasih atas tawarannya Tuan Edward. Tapi maaf, kami tidak bisa menghadiri undanganmu untuk makan malam. Karena Raja meminta kami secepatnya untuk kembali ke Kastil setelah selesai mengantar Nona Lili." terang Blackie
"Oh...begitu rupanya. Baiklah, aku bisa mengerti."
"Terima kasih atas pengertianmu."
"Tidak perlu sungkan Tuan Blackie. Kalau begitu, aku dan Alice pamit undur diri. Silahkan nikmati waktu istirahat kalian semua."
"Tentu. Maaf aku tidak bisa mengantarmu."
"Tidak apa-apa Tuan Blackie. Sebelum Tuan Blackie kembali ke Kastil, bisakah Tuan Blackie meluangkan waktunya sebentar untuk ke ruanganku sebentar. Ada sesuatu yang ingin aku sampaikan kepada Raja."
"Baiklah. Aku ikut denganmu sekarang."
"Mari ikuti aku dibelakang Tuan Blackie."
Mendengar ucapan Edward, Blackie hanya mengangguk. Kemudian ketiganya berjalan menuju pintu. Tiba-tiba, langkah kaki Blackie terhenti. Ia menoleh ke arah belakang.
"Kalian semua jangan berkeliaran. Aku akan segera kembali."
"Oke!" jawab Sunny, Moonly, Lili dan Darkie secara bersamaan
"Kenapa kalian kompak sekali menjawabnya. Apa ini namanya diusir secara halus? Sialan!" batin Blackie
Ia pun berjalan keluar mengikuti Edward yang berada di depan memimpin jalannya. Melihat punggung Blackie menghilang, Lili mengalihkan pandangan matanya kearah Sunny, Moonly dan Darkie. Ia berjalan menuju ke arah jendela sambil memegang korden tipis berwarna biru muda.
"Apa benar kamar ini untukku?"
"Tentu saja nona. Kamar ini milikmu." jawab Sunny
"Betul...betul." imbuh Moonly
"Apa ini tidak terlalu mewah untuk murid awam sepertiku?"
"Tentu saja tidak. Kamar ini Yang Mulia sendiri yang mendesainnya." jawab Moonly
Mendengar Moonly mengucapkan hal itu, secara spontan Sunny menutup mulut Moonly dengan tangan kanannya dan tersenyum ke arah Lili.
"Mmph...mmph"
"Sunny, kenapa kau membungkam mulut Moonly?" tanya Lili sambil berjalan mendekat ke arah mereka berdua.
"Ahahaha...tidak ada apa-apa nona Lili. Oh ya, nona ingin aku membuatkan makan siang apa?" kata Sunny sambil menarik tangannya kembali. Moonly pun akhirnya bisa bernafas lega.
"Bukannya barusan tadi pagi, kita sudah sarapan?" tanya Lili
"Eh...maksudku cemilan. Nona ingin makan cemilan apa?" imbuh Sunny
"Apa y? Salad buah."
"Salad buah?" tanya Sunny dan Moonly
"Iya, salad buah. Apa kalian tidak pernah memakannya?"
Mendengar hal itu, ketiganya menggelengkan kepalanya secara bersamaan.
"Apa itu salad buah nona?" tanya Moonly
"Salad buah adalah makanan yang terdiri dari macam-macam buah yang segar. Lalu dicampur dengan saos mayonase dengan toping keju dan coklat diatasnya. Lebih nikmat dimakan dingin. Hmm...yummy"
Mendengar Lili bercerita dengan antusias, ketiganya saling bertukar pandang. Melihat sikap ketiganya, Lili hanya bisa menghembuskan nafas. Kemudian ia mencari secarik kertas kosong dan pena di dalam tas yang ia bawa. Lalu ia membawa secarik kertas dan pena ke atas meja belajar dan mulai menggambarnya. Setelah selesai menggambarnya, ia mengangkat kertas gambarnya dan mengamatinya.
"Huff... andai saja ada pensil warna, pasti gambarnya lebih hidup." keluh Lili
"Kau butuh pensil warna?" tanya Darkie
"Memangnya di dunia kalian ada?"
"Tidak ada. Tapi, aku bisa mengusahakan itu ada." jawab Darkie sambil mengangkat tangan kanannya dan mulai membuat gerakan memutar.
Dari tangan kanannya terpancar cahaya berkilauan yang saling bertabrakan satu sama lain. Darkie pun menghempaskan cahaya itu ke atas meja belajar. Dan ternyata di atas meja bukan pensil warna melainkan kuas besar dengan ribuan wadah cat berwarna-warni. Entah Lili harus tertawa atau menangis melihat hal semacam ini dialaminya secara nyata.
"Hahaha...ini namanya kuas. Ini biasanya digunakan untuk melukis." kata Lili sambil tertawa
"Bukannya sama saja.?!" tanya Darkie
"Tentu saja berbeda. Coba kau lihat, kuas ini mempunyai bulu. sedangkan pensil tidak."
"Baiklah aku mengerti." kata Darkie sambil mengibaskan tangan kanannya di atas kuas.
Dan sungguh ajaib, kuas dan cat yang ada di atas meja berubah menjadi sekotak pensil warna-warni yang diinginkan Lili. Lili pun takjub dan mengambilnya.
"Nah ini baru namanya pensil warna." puji Lili sambil menunjukkan salah satu pensil warna merah yang digenggamnya.
Dengan sangat cekatan, Lili mewarnai setiap detail yang ia gambar. Merasa penasaran, ketiganya saling berpandangan satu sama lain dan mengangguk secara bersamaan. Akhirnya, ketiganya melihat dan mengamati apa yang dikerjakan Lili. Betapa kagetnya mereka bertiga melihat hasil gambar Lili. Benar-benar terlihat seperti gambar yang hidup. Terlihat enak dan menyegarkan bila disantap di siang hari.
"Nah, sudah selesai. Ini dia salad buah." teriak Lili sambil menunjukkan hasil gambarnya dengan bangga kepada Darkie, Sunny dan Moonly.
Darkie mengambilnya dan diikuti Sunny dan Moonly yang berada di samping kiri dan kanannya. Mereka bertiga melihat dengan seksama hasil gambarannya. Darkie pun mengangkat kepalanya dan menyerahkan kertas itu kepada Lili.
"Jadi ini yang dinamakan salad buah?!"tanya Darkie.
"Iya. Bagaimana menurutmu? Bukankah ini terlihat enak dan segar." jawab Lili dengan mata yang bersinar.
"Huff...kita tidak makan makanan seperti ini."jawab Darkie
"Lalu, kalian makan makanan apa?"
"Apa kau ingin tahu?"
"Ya!"
"Kita makan hati manusia."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Shinta Dewiana
hah....
2024-06-05
0
🌷minako (❀◦◡◦)🌷
lhaaa
makan ati..
2022-01-17
1
aflanufi
makan hati thor... ngga capek tuch... makan hati melulu🤣🤣🤣
2021-01-13
5