PERSIAPAN DAN KEBERANGKATAN
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Mentari merona menampakkan jingganya. Siang berganti petang. Seorang gadis nampak masih termenung di komplek pemakaman. Suara burung menyadarkannya dari lamunan.
“Haaaah, astaga aku melamun. Sudah senja rupanya.” Gumamnya saat tersadar.
Segera dia bangkit dari duduknya di samping pusara ayah dan ibunya. Dan sekali lagi, dia mengucapkan salam perpisahan kepada kedua orang tuanya.
“Ayah..... Ibu..... Annisa pamit dulu. Doakan annisa bisa sukses dengan cepat. Setelah itu aku akan kembali untuk menemui kalian lagi.” Ucapnya yang kemudian langsung memeluk batu nisan ayah ayah ibunya.
Perlahan dia pergi dari daerah pemakaman. Sesekali berbalik melihat pemakaman orang tuanya. Seakan tidak rela untuk berpisah. Berjalan gontai tak ada semangat di langkahnya. Sampai tiba dirumah, hari berubah gelap.
Di dalam rumah barang – barangnya sudah rapi dan siap untuk berangkat esok hari. Segera dia pergi kekamarnya untuk tidur lebih awal karena perjalanan ke kota sangat jauh dan akan melelahkan baginya. Namun, selang beberapa menit matanya masih belum bisa terpejam. Nampak ia memandangi seisi kamar hingga langit – langit kamarnya.
“Aku pasti akan sangat merindukan tempat ini.” Seketika buliran air mata jatuh di ujung matanya.
“Ya Tuhan, ini kah jalan hidup yang harus ku lalui?” Tangisnyapun menjadi – jadi sampai membasahi bantal yang di tidurinya.
Perlahan ia menarik nafas panjang dan menghapus air matanya.
“Sudah annisa. Semua belum berakhir. Kamu arus semangat!!” Ucapnya menyemangati dirinya sendiri.
Matahari mulai menampakkan dirinya disela pegunungan. Pagi itu annisa sudah bangun dan rapi siap untuk berangkat. Diputarinya sekali lagi seisi rumahnya, sembil bergumam sendiri.
“Aku akan segera kembali menemui kalian semua.” Ucapnya kepada semua barang – barang perabotan di rumahnya dengan tersenyum.
Tak lama kemudian terdengar suara ketukan dari arah pintu.
“Tok tok tok.... annisa?” Suara pak eko memanggilnya.
Segeralah ia bergegas membawa kopernya pergi keluar.
“Waah nak nisa sudah siap rupanya.” Kata pak eko yang disambut senyuman dari annisa.
“Iya pak, saya sudah siap.”
“Sini biar saya yang bawakan barang – barangnya ke mobil.”
“Terima kasih pak.” Ucap annisa yang kemudian berbalik sambil mengunci rumahnya.
Sesampainya di depan mobil. Ada seorang lelaki yang menghampirinya.
“wah jadi ini yang namanya annisa.” Tanyanya pada pak eko.
“Iya pak, ini annisa.” Jawab pak eko.
“Halo, saya anton asisten tuan zen tempatmu bekerja nanti.”
“Halo, saya annisa pertiwi pak. Salam kenal.”
Anton memandanginya dari kaki sampai ke ujung kepala. Sangat sempurna pikirnya.
“Waaah, sempurna sekali. Dia cantik dan mempesona. Tubuhnya juga tinggi bak model. Tuan zen pasti sangat senang.”Gumamnya dalam hati.
“Maaf pak, ada apa?” Ucap annisa menyadarkan anton.
“Eh iya, maaf melamun. Ayo kita segera berangkat. Biar tidak sampai kemalaman.” Segara anton membukakan pintu mobil untuk annisa.
“Iya terima kasih. Oh ya pak eko, ini kunci cadangan rumah saya jika pak eko mau membersihkannya.” Annisa menyerahkan kunci ke tangan pak eko.
“Iya nak, hati – hati di jalan. Jaga kesehatannya.” Ucap pak eko sok ramah.
“Terima kasih pak. Sampai jumpa.” Ucap annisa sambil melambaikan tangannya.
Mobilpun berangkat. Perjalanan yang panjang membuat mata annisa terlelap tidur.
**************
Di lain tempat
Di bandara seorang wanita cantik nan sexy berjalan dengan sangat anggun. Dia melambaikan tangan menghentikan sebuah taksi.
“Ke Kantor XXX.” Ucapnya
Hanya perlu 15 menit taksi itupun sampai ketujuan.
Dengan gaya ala model profesional, wanita tersebut melangkahkan kakinya menuju lift dan menekan tombol lift ke arah lantai 15 yaitu lantai Direktur perusahaan ini.
Dari arah lift Joni terkejut melihat wanita yang keluar dari lift.
Tentu saja dia sangat terkejut, Joni yang merupakan asisten pribadi deon sangat mengenal dan mengetahui siapa wanita tersebut.
Wanita tersebut tidak lain adalah tara, mantan kekasih bosnya deon yang setahun lalu didapati deon berselingkuh dengan sahabatnya sendiri.
Dengan wajah datar Joni melarang tara untuk masuk.
“Maaf, pak deon sangat sibuk sekarang.” Ucapnya datar kepada tara.
Tara hanya menarik senyum sinis di ujung bibirnya.
“Aku tidak perlu pendapatmu. Dia tidak pernah sibuk untukku.”Jawabnya dengan percaya diri.
“Hahahaaaa.... Benar – benar bermuka tembok.”
“Terserah!!!”
Tara membuka pintu dengan lembut. Dilihatnya deon tengah sibuk dengan pekerjaannya di depan komputer tanpa menoleh ke arahnya.
Dengan dingin deon berbicara.
“Kau masih punya muka untuk menghadapku?” Tanya deon tanpa melihat ke arahnya.
“Sayaaaaang!!”
“Jangan ucapkan kata itu, aku mulai jijik mendengarnya dari mulutmu.”
“Maafkan aku. Aku sangat mencintaimu sayang.”
“Benarkah?? Apakah uang dari riki tidak cukup untuk menghidupimu? Atau apakah dia telah bangkrut.”
“Tidak bisa kah kau melupakan itu? Aku akui aku salah, aku khilaf telah tergoda dengannya.” Ucap tara sambil mengeluarkan sedikit air mata yang mulai mengalir lembut di pipinya.
“Aku tidak mempan dengan air mata itu. Pergilah sebelum ku panggil petugas keamanan.”
Tangis Tara mulai pecah sejadinya mendengar ucapan dingin dari Deon.
“Dengar penjelasanku dulu deon. Kamu sudah salah paham tentangku. Dia menjebakku!!” Ucapnya lirih.
Mendengar itu, tubuh deon mulai memanas. Seakan mengorek kembali apa yang telah terjadi kepadanya setahun yang lalu. Tangannya mulai memngepal menahan emosi yang akan segera meledak.
“Aku sangat mencintaimu dan hanya mencintaimu.”
Tanpa disadarinya deon melemparkan pot yang ada di ujung mejanya kearah tara tanpa mengenai tara. Namun, melihat itu membuat tara sedikit terguncang dengan apa yang terjadi.
Dari arah luar Joni sang asisten datang yang membawa dua orang petugas keamanan. Dan mereka langsung menarik tangan tara yang masih mematung tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Kemarahan deon itu, benar – benar nampak terlihat diwajahnya. Sangat berbeda dengan deon yang dilihatnya setahun yang lalu.
Tidak lama kemudian, shinta sekretaris deon masuk dengan membawa obat penenang dan segelas air putih.
“Minum ini dulu pak.” Dia langsung meminumkannya kepada Deon.
“Maaf pak kami terlambat.”Ucap Joni yang sambil menenangkan bosnya.
“Tidak apa – apa, terima kasih.”Jawab deon kepada kedua kaki tangannya yang setia ini.
Kejadian setahun yang lalu benar – benar menyisakan luka mendalam terhadap deon. Hingga dia sempat depresi beberapa bulan. Bahkan saking depresinya deon, dia tidak bisa melihat wajah wanita dengan penampilan seksi. Setiap dia melihat wanita tersebut, bayangan tara sang kekasih yang sangat dicintainya dan riki sang sahabat terbaiknya yang sedang bercumbu selalu membayanginya.
Sang sekretaris pun bahkan rela berkorban agar deon bisa sembuh, sekretaris yang dulunya selalu berpenampilan cantik dan seksi sekarang dia rela berpenampilan tomboi dan tidak mencolok di hadapan deon.
Seberapa tersiksanya pun deon selama masa depresinya, tidak ada yang mengetahui hal tersebut kecuali Joni dan Shinta. Bahkan orang tuanya pun tidak mengetahui hal tersebut. Yang mereka tau hanya berita bahwa deon dan tara telah putus tanpa mereka ketahui alasan sebenarnya. Oleh karena itu, tara masih berani mendekati deon secara terang – terangan. Karena dia merasa orang tua deon masih mendukungnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Nesa Satria
emaizing🤭
2021-01-28
1
Eli
kok satu up-nya thor
2020-06-07
0