Sesampainya di rumah, Deon melihat ke arah Annisa. Dia memperhatikan Annisa yang berjalan tanpa tenaga itu. Deon langsung menggendong Annisa tanpa pemberitahuan terlebih dahulu
"Hei apa yang kamu lakukan?" Annisa sedikit memberontak.
"Diamlah, aku hanya membantumu berjalan. Kamu berjalan lambat seperti siput." Jawab Deon.
"Aku lelah."
"Makanya diam saja, aku kan hanya membantumu. Padahal kita belum melakukan kewajiban kita. Tapi kamu malah kalah sebelum berperang."
"Apaan sih?!" Annisa memukul bahu Deon dan deonpun hanya tersenyum.
"Apa sangat mengantuk?" Tanya Deon dengan memegang pundak Annisa.
"Iya." Jawab Annisa sedikit gaya ala orang yang memang mengantuk padahal sebenarnya dia hanya berpura - pura.
Bagaimana tidak, Annisa menyadari apa yang akan terjadi malam ini. Dan sebenarnya Annisa belum siap.
Setelah sampai di kamar, Deon menyuruh Annisa membersihkan diri terlebih dulu dan dia juga sudah menyiapkan baju tidur untuk Annisa.
"Segera bersihkan tubuhmu, aku akan memakai kamar mandi sebelah. Pakai baju tidur yang sudah ku siapkan di dalam."
Annisa langsung masuk ke dalam kamar mandi dan membersihkan dirinya. Sialnya setelah mandi badannya malah merasa segar dan tidak ada rasa mengantuk sedikitpun. Dia mengambil baju tidur yang telah di sediakan oleh Deon.
'Yang benar saja, apa ini baju tidur untukku? Ini bahkan sangat tipis, malam ini kan sangat dingin.'
"Annisa!" Teriak Deon membuat Annisa terpaksa memakai baju yang telah di sediakan.
Rupanya Deon sudah selesai lebih dulu. Dan kini jadi Deon yang menunggu Annisa.
Annisa keluar sambil menutupi dadanya dengan kedua tangannya karena belahan baju yang sangat rendah pada baju tidurnya itu. Terlihat senyum di ujung bibir Deon. Annisa langsung masuk ke dalam selimut dan berbaring membelakangi Deon.
Deon mendekatkan dirinya dan membekap tubuh Annisa dari belakang.
"Kenapa di tutupi?" Deon sengaja mempertanyakan itu.
"Kamu sengaja kan, kenapa memberikan baju kecil dan tipis seperti ini padaku?"
"Itu karena kamu kampungan, memang seperti ini pakaian pengantin baru." Kelakar Deon.
"Apa kita akan melakukan malam pertama?" Dengan ragu - ragu Annisa bertanya.
"Tidak." Jawab Deon.
'Haaaah syukurlah, aku selamat malam ini'
"Tapi malam kedua, bukankah kita sudah melakukan malam pertama kita. Ya meskipun tidak dalam keadaan yang sadar." Sambung Deon yang langsung membuat Annisa lemas mendengarnya.
"Tapi Deon, aku sangat mengantuk. Bisakah kita melakukannya dimalam selanjutnya saja." Annisa berusaha memelas agar tidak terjadi apa - apa.
"Tidurlah jika mengantuk."
'Yeeees, dia menyuruhku tidur kan?'
Meski Deon menyuruhnya tidur, namun tidak berapa lama tangan Deon mulai masuk menyusup ke dalam baju Annisa.
'Hei, kenapa tangannya?'
"Deon, aku mengantuk." Annisa berusaha menghentikan tindakan Deon.
"Tidur saja."
"Tapi aku tidak bisa tidur jika tanganmu seperti ini."
"Tidak usah tidur kalau begitu."
"Aku mengantuk."
"Aku bisa melakukannya meskipun kamu tidur sekalipun. Jadi tidurlah!"
"Deon!" Mulai mengeraskan suaranya dan langsung menghadap ke arah Deon.
Annisa langsung disuguhi wajah tampan Deon yang menatapnya penuh nafsu.
"Ada apa dengan wajahmu, kenapa terlihat menakutkan?" Tutur Annisa.
"Memangnya kenapa dengan wajahku?" Tanya Deon.
Kini Deon mulai mendekap tubuh Annisa dan berusaha mendekatkan wajahnya. Jantung Annisa berdebar sangat kencang. Dia berusaha memberontak namun justru membuat Deon mempererat dekapannya.
"Ingat perkataanmu tadi pagi? Aku bisa melakukan apapun bukan?" Mulai melucuti baju Annisa dan menyingkirkan rambut yang tergerai menutupi leher mulus Annisa.
"Tapi kan sudah ku bilang aku mengantuk."
"Aku tau kamu berbohong."
"Aku tidak berbohong."
"Jika kamu benar - benar sangat mengantuk, kamu pasti sudah tertidur tanpa memperdulikan apapun. Tapi dari tadi kamu malah sibuk membuat alasan."
Annisa terdiam karena apa yang dikatakan Deon memang benar bahwa dia berusaha membuat alasan.
"Rasakan hukumanmu sekarang."
Deon langsung mencium bibir Annisa dan ********** habis hingga Annisa sulit untuk bernafas. Lalu Deon menghentikan ciumannya dan membiarkan Annisa mengatur nafasnya.
Kemudian Deon menciumnya lagi, kali ini ciuman Deon dibalas oleh Annisa. Bibir mereka saling beradu menjadi satu. Saling mengecup hingga Annisa lemas dan mulai kehilangan kendali.
Tanpa disadarinya seluruh pakaian Annisa yang dikenakannya telah tanggal dari tubuhnya. Kini giliran Deon yang dengan tergesa - gesa membuka baju yang dipakainya.
Ciuman semakin panas dan menderu dengan nafas saling memburu. Malam indah sungguh telah dimulai. Kini bibir Deon berpindah ke leher dan perlahan bergerak ke dada.
Deon sedikit terkejut melihat pemandangan indah di depan matanya. Sungguh wanita sempurna pikirnya. Dia cantik luar dalam.
Tidak perlu lama Deon langsung melanjutkan aksinya dan menghabiskan malam dengan menyatukan raga. Deon tidak membiarkan sedetikpun malam ini berlalu begitu saja. Hingga keduanya kelelahan dan langsung tertidur dengan posisi saling berpelukan.
***********
Pagi hari
Matahari mulai meninggi. Cahayanya sudah menyusupi di sela jendela. Namun kedua pengantin baru ini masih terlelap tidur mungkin efek semalam masih menyisakan rasa lelah yang luar biasa.
Di dapur, sedari tadi bi ani gelisah melihat ke arah tangga. Tidak ada sedikitpun ciri - ciri kedatangan tuannya. Bahkan sedikit suara pun tidak terdengar sama sekali.
'Sepertinya tuan muda bekerja keras semalam. Biasanya kan jam segini sudah siap berangkat. Biarkan sajalah, mungkin tuan masih lelah.'
"Ada apa bi?" Tanya pak Joko melihat kegelisahan bi ani.
"Tidak ada apa - apa, saya hanya menunggu tuan dan nyonya saja. Mereka masih belum bangun dan makanannya sudah mulai dingin." Tutur bi Ani menjelaskan kegelisahannya.
"Maklumlah bi pengantin baru, kayak bi ani nggak pernah nikah aja. Bereskan saja dulu sarapannya, nanti jika tuan sudah bangun baru di panasi lagi."
"Baiklah."
***************
Di kantor
Kegelisahan juga terjadi di kantor Deon. Karena pagi ini ada jadwal rapat.
"Sepertinya kita harus menunda jadwal rapat pagi ini."Ucap Shinta sambil melihat jadwal Deon hari ini.
"Sepertinya begitu, aku juga bingung kita harus menunda berapa lama?"
"Betul juga, apa kau sudah menghubungi bos?"
"Aku tidak berani mengganggunya. Dia pasti sangat menikmati malam pertama nya sampai belum bangun jam segini." Jawab Joni sambil terkekeh.
"Belum tentu juga bos Deon belum bangun."
"Memang nya kenapa?
"Mungkin mereka sedang mengulang permainan." Mereka berdua pun tertawa terpingkal - pingkal karena pemikiran mereka.
"Undur dua jam saja Shin, ku rasa dalam dua jam lagi pasti bos akan menghubungi kita."
"Tapi Jon, kita harus beralasan apa untuk menunda rapat pagi ini?" Tanya Shinta.
Joni terlihat sedang memikirkan alasan untuk menunda rapat.
"Bagaimana jika kau katakan kalau bos Deon sedang diare?"
Shinta terlihat mengernyitkan dahinya.
"Yang benar saja Joni, kau akan di telan bos hidup - hidup jika membuat nya malu."
"Lalu alasan apa lagi? Kalau begitu terserah kamu saja membuat alasannya."
Dan akhirnya Shinta memberikan saran untuk memberikan alasan bahwa ada sedikit masalah sama tuan dan nyonya besar di luar negri dan Deon membantu menyelesaikannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Marlina Selian
semagat thoor
2022-10-11
0
Nesa Satria
👍👍👍👍🥰
2021-01-28
0
Yadi
hahaha.. dasar penganten baru, sang istri berani sekali menggoda suami untuk "mandi bareng" 🤣🤣
gue suka banget ama novel ini, romantis banget walau pernikahan mereka hanya sandiwara saja diawalnya, tp gue yakin pernikahan Dion dan Annisa adalah pernikahan 1x saja, tanpa bercerai sampai mereka menyaksikan cucu mereka nanti.. aaamiiin
2020-12-19
2