Pernikahan

Suara burung mulai berkicau. Mentari indah menyapa pagi.

Annisa bangun pagi - pagi sekali. Dia sudah bersiap - siap untuk acara pernikahan hari ini. Meskipun pernikahan ini hanya sandiwara, namun Annisa sangat bahagia. Sama bahagia nya seperti layaknya sepasang kekasih yang akan merajut tali kasih sebuah pernikahan.

Sambil menunggu petugas salon, ia berniat menyiapkan sarapan terlebih dahulu.

Setelah tiba di dapur, ternyata sudah banyak pelayan yang bekerja di sana. Lalu Annisa pergi ke kamar Deon untuk membangunkannya. Ternyata kamar Deon tidak di kuncinya jadi langsung saja Annisa masuk ke kamarnya.

"Deon, bangun sudah siang."

Deon langsung terbangun mendengar suara Annisa. Perlahan Deon membuka matanya. Benar ada Annisa di hadapannya. Deon tersenyum kepada Annisa. Lalu terpejam kembali.

"Hei bangun!!!" Annisa membelalakan kedua mat Deon dengan jarinya.

Tapi dengan sengaja Deon merapatkan matanya dengan kuat. Hingga akhirnya kaki Annisa tersangkut dan akhirnya dia ambruk diatas tubuh Deon.

"Apa kau sudah ingin melakukan nya sepagi ini hah?" Goda Deon sambil memeluk tubuh Annisa yang ada di atas tubuhnya.

"Tidak, aku hanya tersandung." Berusaha mengangkat tubuhnya dari tubuh Deon.

Namun sia - sia, Deon malah mempererat pelukannya.

"Tetap seperti ini, sebentar saja." Deon membenamkan wajahnya di leher Annisa dan mencium bau tubuh gadis yang sudah tercium wangi dan segar.

"Hei, ada apa dengan mu." Annisa merasa geli dengan dengusan nafas Deon di lehernya.

"Apa?! Sebentar lagi."

"Lepaskan, bagaimana jika ada yang melihat. Kita kan belum resmi."

"Apa jika kita sudah menikah aku bebas melakukan apapun." Deon merenggangkan pelukannya.

"Tentu saja." Annisa melepaskan tubuhnya dan segera berdiri.

"Haaaah, kau membuatku ingin menikahimu detik ini juga."

"Baiklah, segera mandi. Tukang make up mungkin sudah datang. Aku mau siap - siap dulu."

"Oke... Sayang." Ucap Deon yang sepertinya sengaja mengingatkan Annisa tentang kejahilannya tadi malam.

Annisa langsung membalikkan tubuhnya dan menyembunyikan wajahnya yang sudah mulai merona.

"Aku pergi dulu." Dia segera pergi karena sudah teramat malu.

Deon tersenyum lebar melihat tingkah malu - malu Annisa dan segera bangkit dari tidurnya. Ia masuk ke kamar mandi dan membersihkan dirinya.

Di kamar lain, Annisa bersender di balik pintu kamarnya sambil memegang dadanya.

'Aku tidak percaya, hanya dengan kata itu jantung ku hampir meledak.'

Tidak berapa lama kemudian terdengar suara ketukan di pintu kamar Annisa. Kemudian Annisa segera membuka pintu kamarnya.

"Maaf nona, saya terlambat." Ucap asisten Shasa yang akan menghias Annisa hari ini.

"Tidak apa - apa. Silahkan masuk."

"Waaah benar kata mbak Shasa ya, wajah nona sangat sempurna."

"Jangan terlalu memuji ku, aku akan besar kepala nanti."

"Tapi sungguh nona, kau sangat sempurna. Mata anda besar dan berkelopak, tidak perlu membuat eyeshadow dan garis kelopak yang mencolok karena bentuk kelopak mata anda sudah sempurna. Bulu mata anda juga sudah panjang dan lentik, sepertinya tidak perlu menggunakan bulu mata palsu pun sudah cantik paling hanya menggunakan maskara. Kontur wajah nona juga sempurna dengan hidung mancung dan dagu lancip, sepertinya tidak perlu menggunakan shading." Penjelasan asisten Shasa justru membuat Annisa menjadi sedikit malu.

"Waaah, saya sangat senang bisa menghias anda nona."

"Sudah lah, kau membuatku malu."

"Tidak perlu malu nona, anda memang sangat cantik. Pantas saja tuan Deon ingin buru - buru menikahi anda."

Annisa menjawab hanya dengan senyuman.

'Andai kau tau alasannya menikahiku, mungkin kau akan berhenti berkata seperti itu. Wajah yang kau anggap cantik ini hanya sebagai alat balas dendam.'

Tidak lama kemudian Annisa sudah selesai di hias. Begitu juga dengan Deon yang juga sudah berpenampilan rapi dengan stelan jas berwarna putih.

Sebelum turun ke lantai bawah tempat diadakannya pernikahan. Deon menunggu Annisa keluar dengan duduk di kursi dekat dengan tangga. Agar mereka bisa turun bersamaan.

Semua sudah siap di ruang tamu, termasuk Joni dan Shinta. Penghulu yang akan menikahkan mereka juga sudah datang. Semua mata tertuju kepada Annisa yang tampil sangat cantik dan anggun. Mata mereka tak berkedip menatap Annisa.

"Kamu lihat istri bos Deon Joni, cantik banget!!" Kata Shinta yang masih terpana melihat kecantikan Annisa.

"Iya sangat cantik, mataku sampai perih jadinya."

"Kenapa matamu bisa perih?"

"Aku tidak ingin mengedipkan mata ku."

"Jika bos mendengar habislah kamu Joni."

Akhirnya pernikahan dimulai dan tidak perlu lama acara selesai dengan khidmat.

Kini semua yang hadir memberikan selamat kepada Deon. Tidak lupa Deon memperkenalkan Annisa kepada semua pekerja di rumahnya. Dan Annisa menyapa semuanya dengan senyum ramah.

"Halo bos, selamat ya bos. Saya sangat bahagia melihat bos bahagia seperti ini." Ucap Joni sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat.

"Iya bos, selamat berbahagia dan terus lah bahagia. BTW bos kenapa nyonya dan tuan besar tidak hadir?" Sambung Shinta.

"Aku belum memberitahukan mereka, kebetulan mereka juga lagi ada urusan di luar negri. Aku akan memberitahukan mereka setelah mereka pulang sekalian memperkenalkan istri cantik ku ini." Jawab Deon dengan jelas.

"Ooouh, saya pikir pernikahan anda tidak direstui hehee." Kata Shinta sambil bercanda.

"Mereka tidak berhak mengatur kehidupan ku. Jika ini yang terbaik untuk ku mereka selalu mendukung ku."

"Baiklah bos, kami pamit pulang dulu." Ucap Shinta sambil menarik tangan Joni untuk keluar.

"Hei tunggu dulu, apa kau melupakan sesuatu Joni?" Tanya Deon kepada joni membuat Joni sedikit berpikir sambil memicingkan matanya.

"Apa ya bos?" Jawab Joni yang memang sudah lupa.

"Bukan kah kau berjanji akan berlutut di kaki istriku?"

"Oh iya bos, saya lupa." Sambil berjalan menuju ke arah Annisa.

"Terima kasih nyonya muda, sudah membuat bahagia tuan muda." Ucapnya sambil berlutut di bawah kaki Annisa.

"Tidak apa - apa, tidak perlu seperti ini. Berdirilah!!" Annisa merasa tidak enak dengan perlakuan Joni.

"Anda baik sekali nyonya, mohon bahagiakan tuan muda dengan kasih sayang dan cinta yang berlimpah."

"Iya, pasti." Jawab Annisa.

"Sudah sudah, sebaiknya kalian pulang. Kami mau istirahat." Deon menghentikan perbincangan Joni yang sepertinya akan lama selesai.

"Baik bos, kami paham kok bos. Sepertinya ada yang sudah tidak sabar." Jawab Deon sambil tersenyum jahil.

Begitu juga dengan semua pekerja, mereka disuruh pulang oleh Joni agar Deon bisa berduaan dengan Annisa.

Akhirnya hari yang membahagiakan telah dilalui oleh keduanya. Mereka masih duduk di sofa ruang keluarga dengan masih menggunakan pakaian pengantinnya.

Jika biasanya pengantin akan merasa bahagia setelah pernikahan. Tapi mereka malah bingung dengan status mereka sekarang dan tidak tahu mau berbuat apa.

Mereka hanya mematung beberapa saat dengan menghadap tv namun tidak di tonton sama sekali.

Terpopuler

Comments

Marlina Selian

Marlina Selian

semagat dion biyar dapat bbiy ya cepet

2022-10-11

0

Dewa Putu Subagia

Dewa Putu Subagia

ajak istri mu bercinta Dion, buatlah anak yg banyak

2021-05-22

1

Yati

Yati

jooosss mak nyooooss

2021-01-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!