Pertemuan

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Petang menjemput malam. semelir hembusan angin mulai menusuk tulang. Dingin nya malam kini mulai menyeruak di kalbu.

Mobil yg semula berjalan dari jauh kini telah tiba ditujuan.

Gadis lugu yang sepanjang jalan duduk santai di mobil itu sudah keluar.

"Benarkah kita sudah sampai?" Tanyanya kepada asisten tuan Zen.

"Iya, ayo saya tunjukan kamarmu!"

"Kok agak aneh ya, masa cafe begini? biar aku orang desa tapi kan aku tau juga gimana bentuk cafe." Gumam Annisa dalam hati.

Agak aneh memang pikirnya, karena suasana di tempat itu sedikit sepi dengan pencahayaan yang redup di depan cafe.

"Kenapa bengong? Ayo!!!"

"Eh, iya pak."

Perlahan Annisa berjalan mengikuti asisten tuan Zen dari belakang dengan perasaan yang sedikit bingung.

Saat diperjalanan menuju ke kamar nya, sesekali dia berselisih dengan beberapa wanita penghuni tempat tersebut.

Melihat dari cara berpakaian wanita yang dilewati semakin membuatnya yakin bahwa tempat tersebut bukanlah tempat yang baik.

"Ini tidak benar, sepertinya aku telah dijebak." Gumamnya dalam hati sambil melirik kesana kemari.

"Bagaimana caranya aku pergi dari sini?" Timpalnya lagi.

"Nah, ini kamar mu." Ucap asisten tuan Zen sambil menunjukkan kamar.

"Iya pak terima kasih."

"Kamu akan bekerja malam ini juga, jadi persiapkan dirimu. Didalam kamar sudah ada baju yang harus kamu pakai malam ini."

Kemudian Annisa pun langsung masuk ke kamar yang ditujukan untuk nya.

Diatas kasur sudah ada sepotong baju, Annisa mengambilnya dan melihat baju tersebut sambil mengkerutkan keningnya.

"*Ini benar-benar sudah tidak wajar, baju apa ini. Sangat kekurangan bahan."

"Aku memang harus pergi dari tempat ini*."

Diapun mengancang - ancang akan kabur dari tempat itu.

*********

Ditempat yang sama diruangan berbeda.

"Tuan, gadis itu sudah ada di kamarnya."

"Bagus, cepat bawa dia keruangan yang sudah di booking tua Boby. Dia pasti akan sangat senang dengan santapannya malam ini. Jangan lupa minumkan dia obat perangsang, dia pasti sangat amatiran." Perintah tuan Zen kepada asistennya.

Kemudian asisten tersebut kembali ke kamar annisa. Namun, ia tidak menemukan annisa di tempat nya.

"Sial!!! Dia pasti sudah kabur. Aku dalam masalah besar kalau begini."

Kemudian dia menghubungi penjaga di tempat itu.

"Tangkap wanita yang tadi ku bawa!"

Tidak lama kemudian, mereka berhasil menangkap Annisa.

"Buka mulutnya!" Perintahnya agar dia bisa memberikan obat perangsang.

Annisa di paksa meminum obat tersebut. Dia sendiri pun tidak tau obat apa yang sedang diminumnya.

Kemudian mereka membawa Annisa ke dalam kamar yang sudah di pesan Boby salah satu pelanggan setia di tempat ini.

Kini annisa terkurung di ruangan ini. Tiba - tiba tubuhnya merasakan panas yang tidak biasa. Dia seperti tidak bisa mengendalikan tubuhnya sendiri. Tangannya seolah - olah membuka bajunya sendiri tanpa disadarinya.

Satu persatu pakaiannya terlepas, kini ia masih merasa panas namun dengan rasa yang berbeda. Hasrat yang tidak pernah di alaminya kini menyeruak di tubuhnya. Dia benar - benar tak dapat mengendalikan dirinya lagi.

Tiba - tiba pintu kamarnya terbuka. Seorang laki - laki yang juga tidak dapat mengendalikan dirinya kini ada di kamar itu juga. Namun, pria tersebut seakan tidak memperdulikannya dan berbaring disampingnya.

Mendengar suara dari Annisa yang tidak bisa dikendalikan nya, pria yang sudah mulai tertidur itu lalu terbangun.

"Kau benar - benar menggangguku!" Celoteh nya

Kemudian, dengan sedikit kesadaran dalam dirinya dia terkejut melihat Annisa yang sudah tak menggunakan pakaian hingga tak ada sehelai benangpun menutupi nya.

Kini tanpa disadarinya, tubuhnya mulai menindih tubuh Annisa. Nafsunya mulai memuncak dan akhirnya ia mulai melakukan aksinya terhadap wanita tersebut. Pengaruh alkohol yang menjalar di tubuhnya membuatnya tidak dapat mengontrol nafsunya lagi.

Dia benar - benar telah melakukan hal yang tidak pernah dilakukan nya. Namun, karena dia adalah pria yang normal jelas saja birahinya terasa memanggil.

Perlahan dia membuka pakaiannya dan melakukan aksinya.

Rasa yang selama ini di tahannya kini telah dilakukannya. Deru nafasnya saling memburu. Wajah cantik Annisa menghipnotis nya saat itu.

Hingga akhirnya dia sampai dipuncak kenikmatan, tak dapat dikatakan lagi. Ini benar - benar luar biasa baginya.Sekarang, dia terlelap diatas tubuh Annisa.

Tidak lama kemudian suara ponselnya membuatnya terbangun. Deon bangkit dari tubuh Annisa. Tidak langsung menghampiri ponsel yang berdering, dia malah terkejut melihat tubuh Annisa.

Deon terkejut bahwa apa yang dirasakannya tadi ternyata adalah nyata. Dia mengira itu hanya mimpi namun itu benar - benar terjadi. Dia menyetubuhi Annisa yang terbaring dikasurnya.

Deon pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan membuatnya benar - benar sadar. Tidak butuh waktu lama dia keluar dari kamar mandi dan kembali ke tempat tidur.

Namun Annisa sudah tidak ada di situ. Hanya ada kasur yang berantakan dan sedikit noda darah di seprei.

Sebenarnya Deon ingin mencari Annisa saat ini. Tapi dia tidak punya waktu karena harus kembali.

Deon pun kembali menuju mobilnya. Setelah membuka pintu mobil yang tidak dikuncinya itu. Alangkah terkejutnya ia melihat ada seseorang di dalam mobil nya.

Ternyata wanita itu adalah Annisa, wanita yang beberapa waktu lalu dicarinya. Deon mengira Annisa menghampiri nya karena ingin meminta bayarannya.

Deon mengambil selembar cek dari dompetnya dan membubuhkan tandatangan nya.

"Tulislah berapapun kau inginkan." Ucapnya sambil menyerahkan cek tersebut.

"Maaf tuan, ini apa maksudnya?"

"Kau kesini karena menginginkan ini kan."

"Sekali lagi maaf tuan, saya tidak mengerti maksud tuan." Kata Annisa dengan wajah polos yang tidak dibuat - buat.

Rupanya Annisa benar - benar tidak mengetahui bahwa pria yang telah menidurinya dan mengambil keperawanan nya.

Deon mulai menerka hal itu, kemudian dia bertanya kepada Annisa apa yang sebenarnya diinginkannya.

"Lalu apa yang kau inginkan, kenapa ada disini?"

"Bisakah kau membawa ku pergi dari sini tanpa bertanya? Nanti akan ku ceritakan semuanya." Jawabnya sambil memelas.

"Kau pikir kau siapa memerintah ku?"

"Aku memang bukan siapa - siapa, tapi ku mohon tolong keluarkan aku dari tempat ini?" Dengan wajah yang semakin menyedihkan dan dengan mata yang mulai berkaca - kaca.

Akhirnya hati Deon sedikit melunak akan permintaan wanita cantik itu.

"Baiklah, tunggu disini." Ucapnya sambil memalingkan wajah yang hendak keluar dari mobil.

"Kau mau kemana? Kumohon jangan panggil mereka kesini." Mata Annisa mulai mengeluarkan butiran air mata yang mengalir lembut di pipinya.

Melihat hal tersebut, entah kenapa hati Deon mulai merasa sesak. Ia benar - benar merasa kasihan dengan Annisa. Mungkin kah wanita ini dijebak disini, pikirnya mulai menerka - nerka. Dan jika itu benar, maka Deon akan merasa sangat bersalah dengan yang telah dilakukan nya terhadap wanita ini. Kemudian dia pun merasa yakin untuk mengeluarkannya dari tempat tuan Zen ini.

"Kau pikir kau akan hidup dengan tenang jika kabur dari tempat ini, mereka akan mencarimu kemanapun."

Mendengar ucapan Deon tersebut membuat Annisa menelan salivanya dengan kasar.

"Tunggulah disini, aku akan membereskan masalahmu terlebih dahulu."

Terpopuler

Comments

Meylin

Meylin

gtu ya ceritanya😇

2021-07-20

0

Sita Aryanti

Sita Aryanti

dasaaar pak ekooooooo

2021-04-20

0

Yadi

Yadi

kalau bab ini, jika benar adalah fakta kehidupan orang-orang 'durhaka' seperti sifat pak Zen yg suka menjual gadis-gadis polos yg tdk tahu apa-apa, kita berharapa para pelaku kejahatan tsb akan mendapatkan balasannya krn sudah merusak masa depan para wanita yg baik-baik

2020-08-28

7

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!