Menggemparkan

Berjam - jam mereka pergi belanja. Kini sudah tiba di rumah Deon. Mungkin karena lelah, Annisa tertidur di mobil. Deon tidak tega untuk membangunkannya dan akhirnya memilih untuk menggendong Annisa ke kamar.

Setelah sampai di kamar, Deon membaringkan Annisa dengan sangat hati - hati. Dia takut jika Annisa terbangun. Dipandanginya wajah Annisa yang sedang tertidur pulas.

'Aku mungkin sudah tergila - gila dengan gadis ini.'

'Cinta terkadang memang membuat siapa saja gila. Membuat hal yang tidak pernah di lakukan. Bahkan bisa membuat seseorang berubah dari biasanya. Entah seberapa gilanya aku saat ini. Tapi itu membuat ku bahagia. Kau bukan hanya merubah pendirian ku. Kau juga telah mengobati lukaku. Aku yakin, kaulah bahagiaku.'

Deon merebahkan tubuhnya di samping Annisa dan masih memandangi paras cantik itu. Sampai akhirnya Deon ikut tertidur karena juga sangat kelelahan.

Malam pun tiba. Deon terbangun lebih dulu. Dilihatnya Annisa masih tertidur pulas di samping nya.

'Apakah akan terus seperti ini, aku bahagia walau hanya menghayalkannya.'

"Annisa, hei.... bangun" Ucap Deon membangunkan Annisa.

Kemudian Annisa mulai mengerjabkan kedua matanya dan mengeliat kecil. Deon terkekeh geli melihat Annisa yang cantik walaupun baru bangun tidur.

"Hei ulat bulu, sudah malam sekarang."

"Apa?! Kenapa tidak membangunkan ku dari tadi."

"Aku juga baru bangun, sudahlah cepat bersihkan dirimu. Aku mulai lapar."

Annisa bergegas pergi ke kamar mandi. Begitu juga dengan Deon, ia pergi ke kamar mandi di kamarnya.

Setelah mandi mereka pergi ke dapur bersama.

"Kau mau makan apa malam ini?"Tanya Annisa sambil memasang celemek.

"Nasi goreng saja biar cepat, aku sudah sangat lapar."

"Iya, tunggu sebentar ya!"

Annisa sangat piawai menggunakan alat masak. Hal itu membuat Deon takjub dan merasa sangat beruntung jika Annisa benar - benar akan menjadi pasangan hidupnya.

Tidak menunggu lama, nasi goreng pun sudah siap di santap. Mereka duduk di meja makan untuk menyantapnya. Deon sengaja duduk berhadapan dengan Annisa agar dia bisa makan sambil memandang Annisa.

"Kau sangat lincah memasak dan rasanya juga sangat enak." Ucap Deon setelah memakan suapan terakhir nya.

"Terima kasih pujian nya, aku akan memasak untukmu tiap hari jika kau mau."

"Tentu saja aku mau, Janji ya." Sambil menunjukkan jari kelingking nya.

"Kekanak - Kanakan." Tapi juga melingkarkan kelingkingnya ke jari kelingking Deon.

"Kalau perlu jika kita sudah menikah, kau harus mengantarkan makan siang untukku."

Mereka berbicara seolah - olah mereka adalah sepasang kekasih yang saling mencintai. Saling menghayalkan indahnya berumah tangga. Walaupun sebenarnya, di hati masing - masing sudah ada rasa cinta.

"Oya, bagaimana jika kau pergi ke ruang keluarga untuk nonton tv. Nanti aku menyusul, aku akan menghubungi kepala pelayan dulu."

"Baiklah." Annisa langsung pergi menuju ruang keluarga.

Deon mulai menghubungi kepala pelayan.

"Halo, selamat malam tuan. Apa ada yang bisa saya bantu?" Tanya pak Joko kepala pelayan setelah mengangkat panggilan Deon.

"Malam, maaf mengganggu malam - malam pak Joko. Bisa bantu saya, besok saya akan menikah. Tolong kumpulkan semua pekerja besok pagi sebagai saksi nikah saya."

"Apa saya tidak salah dengar pak, menikah dengan siapa?"

"Iya, jangan banyak bertanya. Besok kamu juga akan saya kenalkan. Oh ya, tolong juga Carikan penghulu untuk menikahkan kami."

"Siap pak."

Setelah panggilan berakhir, Deon menghampiri Annisa di ruang keluarga.

"Sudah selesai?" Tanya Annisa kepada Deon.

"Sudah, acara apa yang kau tonton?"

"Belum ada, aku masih bingung mau nonton apa. Kau suka nonton acara apa?"

"Biasanya aku hanya nonton berita."

Kemudian Annisa memindahkan acaranya ke acara berita.

"Apa bisa kau memanggilku dengan panggilan 'sayang'? Tanya Deon hati - hati.

"Kenapa minta di panggil seperti itu." Jawab Annisa malu - malu.

"Bukankah kita harus profesional dalam bekerja. Kau bisa memanggilku seperti itu jika dihadapan orang lain saja."

Tiba - tiba suasana menjadi canggung. Tapi Deon berusaha mengembalikan suasana yang sedikit canggung itu.

"Oh ya, ini ponselmu." Deon memberikan ponsel Annisa ke tangan Annisa.

"Terima kasih. Bisa kau ajarkan aku cara menggunakan nya."

"Kau tidak bisa menggunakannya?"

"Terakhir aku punya ponsel, ponsel ku masih ada tombol nya. Aku belum pernah pakai ponsel model begini." Kata Annisa jujur menunjukkan ponsel yang sudah tidak ada tombolnya itu atau istilah baru touchscreen.

Deon pun sudah mengerti dan mulai mengajari Annisa cara menggunakannya. Mulai dari membuat pesan, panggilan dan membuka galeri.

"Ayo kita ambil foto". Ajak Deon.

Cekrek

"Hei, kenapa tiba - tiba kau menutup wajahmu."

"Aku malu."

"Dasar pemalu, tapi ini lumayan bagus. Aku jadi ingin iseng sedikit."

"Apa yang ingin kamu lakukan?"

"Aku akan memposting ke media sosial ku. Kau lihat saja nanti, ini akan menggemparkan." Kata Deon sambil tertawa jahil.

Deon memiliki akun media sosial yang memiliki jumlah pengikut yang lumayan banyak. Tidak terkecuali karyawan di perusahaan nya. Waktu bersama Tara, Deon sering update tentang kebersamaan mereka. Namun setelah putus, akun tersebut seketika sepi tak berpenghuni. Foto terakhirnya hanya sebuah pemandangan dari gedung kantornya.

Mungkin memang akan menggemparkan jika dia tiba - tiba upload foto bersama seorang gadis.

"Menggemparkan bagaimana maksudmu?"

"Mantanku ratu sosmed, dia selalu aktif kecuali tidur. Dia pasti akan sangat terkejut melihat ini."

"Benarkah?! Kalau begitu ayo kita foto lagi."

"Oke, Tapi aku tidak akan memperlihatkan wajahmu."

"Kenapa?"

"Biar lebih misterius."

Cekrek

"Ini bagus bukan. Ku buat hitam putih saja. Kau punya akun media sosial?" Tanya deon.

"Punya, tapi untuk apa?"

"Aku akan tag fotonya."

"Bukankah tadi kau bilang akan membuat ku misterius, kenapa malah ingin mentagku."

"Oh iya ya, lupa. Tapi biar aku follow dulu akunmu."

"Sini biar aku yang ketikan."

"Ini akunmu? Followers nya sedikit."

"Hei aku tidak seperti mu, aku kan hanya gadis desa. Punya followers segitu juga udah yang paling banyak di sekolahku."

"Oke oke, kirimkan foto kita tadi."

"Sudah."

Deon siap - siap akan mengupload fotonya, tapi dia lagi memikirkan caption apa yang cocok.

"Aku harus tulis caption apa kira - kira?"

"Terserah. caption nya juga harus sedikit misterius atau kau buat sedikit puitis."

"Aku tidak sepuitis itu. Bagaimana kalau 'with u' kata sederhana tapi sarat arti kan."

"Boleh juga."

Deon mulai mengupload fotonya. Dengan tersenyum jahat.

"Aku tidak sabar melihat kegemparan tentang foto ini."

"Begitu senangnya kah? Apa hanya karena foto itu bisa menggemparkan?"

"Itu cukup membuatnya sedikit geram, awalan yang baik sebuah rencana."

"Baiklah, sepertinya aku mulai mengantuk. Aku pergi ke kamar dulu ya."

"Iya kamu benar, besok juga kita akan sedikit sibuk. Jadi harus segera istirahat. Selamat malam Annisa."

"Malam Deon...... sayang" Ucap Annisa langsung berlari dan sambil tersenyum.

Annisa meninggalkan Deon yang terpaku mendengar panggilan sayang dari Annisa.

'Aku tidak menyangka kata itu jadi sangat indah di bibirmu.'

Terpopuler

Comments

Marlina Selian

Marlina Selian

iih ih jadi geer sendiri thoor

2022-10-11

0

Suhrat Danish

Suhrat Danish

wah soswetttttttttt

2022-01-31

0

Ida Blado

Ida Blado

deon manipulatif sekali 😂

2021-08-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!