Menyusun Rencana

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Siang itu di sebuah restoran yang sedikit ramai. Deon mengambil buku menu dan memberikan nya kepada Annisa.

"Pilihlah makanan yang kau suka."

Annisa hanya menggelengkan kepala setelah melihat - lihat menu.

"Kenapa? Apa tidak cocok dengan seleramu?" Sambung Deon.

"Tidak, aku kan gadis desa. Mana pernah makan makanan seperti ini."

"Hahahaha... Kau mengakuinya bahwa kau gadis desa yang kampungan. Baiklah, biar aku yang pilih."

Annisa hanya mengangguk patuh dengan ucapan Deon.

"Oke, sambil menunggu makanan kita. Aku akan mengatakan rencana ku."

Annisa langsung melihat ke arah Deon dengan mimik wajah yang mulai serius mendengarkan apa yang akan dikatakan Deon.

"Tadi malam aku mabuk karena ibu ku. Aku punya masalah dengan ibu ku karena ibu ku ingin menikahkan ku dengan mantan kekasih ku yang sudah menghianatiku."

"Maksudmu menghianati seperti apa? Kenapa ibu mu malah ingin menikahkan mu dengan orang yang telah menyakiti anaknya sendiri.?"

"Pertanyaan bagus, mantan ku telah berselingkuh dengan sahabat ku sendiri. Aku memergoki mereka sedang asik bercumbu."

Annisa terkejut langsung menutup mulutnya dengan kedua tangan nya.

"Lalu ibumu?"

"Ibuku tidak tau, karena aku belum siap mengatakanya karena beliau sangat menyayanginya. Aku tidak mau ibu ku jadi sakit karena memikirkan hal itu."

"Terus, apa yang bisa aku lakukan untukmu?"

"Aku akan menikahi mu dan mengatakan bahwa aku sangat mencintaimu. Aku akan berusaha meyakinkannya bahwa kau lah pilihan terbaik untuk ku."

"Bagaimana jika ibumu menentang hubungan kita."

"Itu lah sebabnya aku ingin kita langsung menikah. Hubungan suami - istri sangat kuat jika hanya sebatas pasangan kekasih."

"Bagaimana jika ibu mu menginginkan perceraian kita?"

"Tidak akan, ibu ku orang yang sangat menghormati ikatan keluarga. Jadi beliau tidak mungkin memutuskan ikatan suci sebuah pernikahan."

"Kamu yakin?"

"Aku yakin, percaya lah padaku. Tapi sebelum aku meyakinkan ibuku. Aku akan menyingkirkan kutu itu terlebih dahulu."

"Hah kutu?! Aku tidak percaya orang kaya bisa punya kutu."

"Bukan kutu itu maksud ku pengganggu yaitu mantanku itu." Deon sedikit meninggikan nada bicaranya sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Ahahahaa... Aku hanya bercanda tuan, kenapa kau jadi emosi."

"Apa sekarang saatnya bercanda?"

"Iya iya maaf, kau terlalu serius saat menjelaskannya. Terus apa yang kita lakukan pada mantan mu?"

"Kita akan membuatnya menyerah untuk mengejar ku."

"Bagaimana caranya?"

"Makanya kau ikuti saja cara ku dan jangan banyak protes."

"Oke deh, siap bos."

"Bagus, bekerja lah dengan baik Annisaaaa..." Jawab Deon sambil tersenyum jahat.

Tidak lama kemudian, makanan mereka pun datang. Annisa lagi - lagi bengong menatap makanan yang sudah tersusun di meja makan mereka.

"Tadinya ku kira makanan nya porsi yang besar. Ternyata hanya segini bentuknya? Dan satu piring makanan kecil ini harganya semahal itu?"

Deon tersenyum sambil menggeleng - gelengkan kepalanya.

"Kau tau, koki yang memasak di restoran ini belajar dengan keras hingga mengeluarkan dana yang tidak sedikit untuk sekolah dalam bidang memasak. Dan semua yang mereka buat menghasilkan rasa yang di jamin enak juga takaran sajinya yang sudah di atur agar bisa menghasilkan makanan selain enak juga menyehatkan."

Annisa mengangguk paham.

"Jadi jaga bicaramu, hormati usaha mereka dalam menyajikan makanan. Bagaimana jika mereka mendengar omonganmu, mereka akan sangat kecewa jika mendengarnya." Sambung Deon memperjelas kalimatnya.

"Iya maafkan aku."

"Mulai sekarang, kau harus belajar cara berbicara yang baik jika di depan umum. Aku akan menyewa seorang guru untuk mengajarimu berinteraksi dengan orang lain di kalangan atas. Sekarang cicipilah makanan nya."

"Iya sekali lagi aku minta maaf, aku akan berusaha menjadi yang terbaik."

Kemudian Annisa mulai mencicipi makanannya, raut wajahnya berubah - ubah di setiap kali dia mengunyah makanannya.

"Bagaimana rasanya? Kenapa wajahmu jadi pasang surut seperti air laut begitu?"

"Rasanya aneh tapi lumayan enak. Mungkin lidahku saja yang belum terbiasa."

"Kau harus sering - sering memakannya, karena aku sering melakukan perjumpaan dengan kolegaku. Aku tidak mau kau mempermalukan ku hanya karena makanan."

Tidak lama kemudian datanglah pelayanan membawa makanan utama. Dan menaruhnya di atas meja setelah membersihkan makanan pembuka.

"Ini apa lagi?"

Deon yang sudah memahami ketidaktahuan Annisa kemudian menjelaskan semuanya. Tentang makan pembuka, makanan utama dan makanan penutup. Tidak lupa dia juga mengajarkan Annisa cara makan yang benar sesuai aturan orang - orang kelas atas.

"Kenapa orang kaya seribet itu hanya untuk makan."

"Itu hanya untuk acara formal saja, kalau saat biasa kami makan sama hal nya dengan orang - orang pada umumnya. Bahkan aku lebih suka makan di warung tepi jalan, makan secara terbuka menggunakan tangan."

"Apa?! Kau bisa makan seperti itu kenapa malah mengajak ku makan seperti ini."

"Kan tadi sudah ku bilang akan mempermakmu. Aku hanya ingin kau terbiasa dan tidak membuatku malu. Aku berharap kau cepat mempelajarinya. Dan anggap ini sebagai tugas pertama mu dalam bekerja."

Annisa mengangguk mengerti dan mempelajari apa saja yang diajarkan oleh Deon dengan antusias. Hingga mereka menghabiskan makanan penutup dan istirahat sejenak karena kekenyangan.

"Setelah ini apa yang kita lakukan?" Tanya Annisa yang sudah memahami tugasnya.

"Kita akan ke salon, sekaligus mengajarimu cara berdandan."

"Kenapa aku harus berdandan. Semua orang bilang aku cantik."

"Hahahahaaa... Percaya diri sekali kau. Kamu memang cantik, tapi aku akan membuat mu lebih cantik lagi. Mantan ku akan sangat geram jika ada wanita yang lebih cantik darinya. Apa lagi jika wanita itu bersama ku. Itu akan jadi awalan yang baik bukan." Sambil menyingkap rambut Annisa yang menutupi wajahnya.

"Jadi rencananya kau akan melakukan apapun yang tidak disukai mantan mu?"

"Benar sekali Gadis pintar." Deon mencolek pipi Annisa.

"Oke, sekarang aku memahaminya."

"Kau harus pandai berakting juga untuk memanas - manasinya. Hilangkan rasa canggung mu dengan ku, kau harus terlihat natural dalam melakukan segalanya agar usaha kita bisa berjalan dengan lancar."

"Oh tenang saja kalau masalah akting, aku ahlinya dalam bidang itu."

"Baguslah, kau harus bekerja dengan baik nona."

"Maaf sebelumnya, sepertinya aku akan bertanya masalah lain."

"Tanyakan saja."

"Jika kita sudah menikah, apa kita akan tidur bersama."

Pertanyaan itu sontak membuat Deon terkejut, tidak pernah di bayangkan nya gadis polos itu bisa mempertanyakan hal itu. Lalu dengan senyum jahat Deon menjawabnya.

"Tentu saja, bukankah usaha kita harus terlihat natural? Lagi pula itukan sudah kewajiban seorang suami dengan istrinya. Aku bahkan akan memberikan bonus jika kau bisa segera hamil."

Annisa menunduk malu mendengar perkataan Deon yang sedikit pulgar. Tapi saat dipikir nya lagi, itu memang suatu kewajiban bagi seorang istri melayani suami nya. Meskipun mereka menikah hanya karena sesuatu, tapi tetap saja pernikahan itu sebuah ikatan yang suci dan dianggap sah di mata hukum maupun agama.

Melihat ekspresi Annisa, Deon memahami kegundahannya.

"Aku tidak akan melakukannya jika kau belum siap. Mari kita jalani saja dulu rencana kita. Tapi jika kau benar - benar hamil, mungkin itu akan mempermudah segalanya termasuk urusan ibuku."

Terpopuler

Comments

Winanda Qur'ani Najamuddin

Winanda Qur'ani Najamuddin

ceritanya bagus..jls simple tdk mmbosankan

2022-06-03

0

Meylin

Meylin

smoga ada visualany😇

2021-07-20

0

Nesa Satria

Nesa Satria

bikin males menuju dunia nyata padahal kerjaan udah menanti☹️🤭

2021-01-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!