Cantik

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Setelah dirasa penat sudah mereda. Mereka akan pergi ke salon. Namun diperjalanan mereka melewati toko ponsel dan Deon mengingat bahwa Annisa tidak memiliki ponsel.

"Ayo kita mampir ke sini dulu." Sambil menarik tangan Annisa dan membawanya untuk membeli ponsel.

"Mau apa?"

"Membelikan ponsel untukmu"

Berbagai macam merk tersusun rapi di etalase, Deon meminta pelayan mengambilkan ponsel yang terbagus dan termahal tertulis nampak label harga dari ponsel tersebut. Annisa hanya menggelengkan kepala.

"Apa tidak berlebihan untukku." Annisa berusaha membujuk Deon untuk tidak berlebihan lagi.

"Tidak, standar mu juga harus sama denganku. Lihat, ponselnya sama dengan ku." Sambil memperhatikan ponsel miliknya.

"Tunggu dulu, ku rasa tadi malam ponselmu bukan seperti ini."

"Ouh, aku punya ponsel lebih dari satu."

"Sebanyak itu untuk apa?"

"Aku membedakan ponsel untuk bisnis dan pribadi."

"Oooooo...." Annisa membulatkan bibirnya membentuk huruf O.

"Sudah, ayo kita pergi."

Mereka pergi menuju salon tempat biasa Deon mengantar mamanya.

Saat memasuki salon, sang pemilik terkejut melihat kedatangan Deon. Apa lagi ditambah ada gadis yang sedang di gandengnya.

"Waaaw siapa nih?" Tanya Mbak Shasa pemilik salon.

"Dia calon istri saya."

"O M G.... Serious?! Kok kayaknya baru kali ini saya lihat."

"Emang kenalnya juga baru. Jatuh cinta pada pandangan pertama."

"Trus, langsung di nikahin."

"Iya, saya takut di Pepet orang duluan. Mending langsung di sahkan aja. Iya kan mbak? Jawab Deon beralasan.

"Iya bener banget, jelas lah harus di segerakan. Gadis ini juga cantik banget."

"Ya sudah, buat dia lebih cantik lagi ya mbak."

"Oke siap, tunggu bentar ya Deon. Mbak akan membuatnya jadi gadis yang tercantik."

Deon menunggu di ruang tunggu, sementara Annisa sudah masuk untuk di make over oleh Mbak Shasa.

Sambil menunggu Annisa selesai. Deon membuka ponsel Annisa yang baru dibelinya tadi. Dia menyalin nomornya ke dalam ponsel Annisa. Dengan tersenyum Deon menuliskan namanya di ponsel Annisa dengan nama baby. Begitu juga di ponsel Deon.

Di dalam ruangan, mbak Shasa mulai mempercantik diri Annisa sambil menjelaskan apa saja yang di gunakan saat make up natural dan make up untuk ke pesta sesuai permintaan Deon untuk mengajarkan Annisa tehnik make up.

Beberapa jam kemudian, Annisa sudah selesai dengan semua ritual kecantikan nya. Namun, karena terlalu lama menunggu. Terlihat Deon sudah tertidur di ruang tunggu. Shasa pun membangunkannya.

Deon mengerjabkan kedua mata, dengan sedikit kesadaran yang belum terkumpul sepenuhnya. Deon kaget melihat penampilan terbaru Annisa kini. Annisa terlihat sangat sempurna dengan tatanan rambut sedikit bergelombang.

"Wow, apa sekarang aku sedang di khayangan? Ada bidadari di sini." Gombal Deon yang membuat Annisa tersipu malu.

"Heh Deon, kau beruntung sekali. Wanita mu sudah cantik dari lahir. Tidak butuh banyak yang ku perbuat untuknya. Dia sungguh sangat sempurna." Ucap Shasa menambah Annisa semakin tambah malu.

Deon dan Shasa tertawa melihat tingkah malu - malu Annisa. Sampai akhirnya Annisa masuk kembali karena tidak bisa menahan malu.

Belum sempat pergi dari tempat ruang tunggu, Deon langsung menarik tangan Annisa dan memeluknya dari belakang.

"Hei, jangan merajuk sayang. Aku hanya bercanda. Kau sangat cantik, membuat tidak bisa berkata - kata." Ucap Deon membujuk Annisa.

"Jangan begini, kau membuatku malu di hadapan Shasa." Kata Annisa membela dirinya

"Tidak apa Annisa, kalian kan akan menikah. Kenapa harus malu. Kau harus terbiasa seperti ini. Jika tidak, wanita lain akan berani mendekati Deon."

"Baiklah mbak Shasa, terima kasih atas bantuannya."

"Sama - sama Deon, justru saya sangat senang jika kau selalu membawanya kemari. Wajahnya yang sempurna membuat ku senang melayani nya."

"Oh ya, bisa kirim seseorang untuk menghiasnya besok di rumah ku? Aku akan menikah besok."

"Apa?! Secepat itu kau akan menikah? Ku kira bulan depan. Kenapa ibumu tidak tahu menahu tentang rencana ini?"

"Aku belum memberitahunya, kami lagi berselisih."

"Apa kalian tidak di restui?"

"Bukan begitu, ibu memang tidak tahu kalau aku akan menikah. Aku juga belum memperkenalkannya."

"Kenapa terdengar buru - buru sih menikahnya. Dia tidak sedang..... hamil kan?" Sambil membuat lingkaran di depan perutnya.

"Tentu saja tidak. Aku hanya tidak ingin apa - apa yang akan menghambat pernikahanku. Jadi aku akan memperkenalkannya setelah kami menikah. Setelah ibu tau, baru kami akan melangsungkan resepsi."

"Oke oke, kau sepertinya sangat mencintainya ya. Tidak ingin sesuatu menghalangi pernikahan mu. Baiklah, besok aku akan mengirimkan asisten ku kepadamu. Berikan saja alamat nya ya."

"Iya, terima kasih mbak Shasa. Kami pergi dulu."

Mereka keluar dari salon dan mengingat ingat keperluan apa lagi yang mereka inginkan.

"Oh iya, hampir saja aku lupa. Kita belum membeli cincin. Kita pergi kesana." Sambil mengarahkan telunjuknya ke tempat penjualan perhiasan.

Setelah sampai, mereka langsung di sambut ramah oleh pelayan yang sudah mengenal Deon. Rupanya toko perhiasan ini milik Deon.

"Selamat sore pak Deon." Ucap pelayanan sambil melihat ke arah Annisa dan sedikit terkejut.

"Berikan aku sepasang cincin kawin."

"Tunggu sebentar ya pak." Pergi mengambil cincin sambil memikirkan siapa gadis di samping Deon.

Tidak lama dia pun kembali membawa beberapa cincin.

"Pilihlah model cincin mana yang kau suka." Deon menarik tangan Annisa untuk mendekatkan dirinya di depan etalase.

Tidak di sangka, Annisa justru memilih cincin yang paling mewah dengan desain menyerupai mahkota dan beberapa berlian bertaburan. Deon pikir Annisa akan memilih cincin dengan bentuk sederhana mengingat dari tadi Annisa tidak terlalu mengerti tentang style.

"Pilihan bagus, itu sangat indah. Kau semakin cantik memakainya. Ku pikir kau akan memilih cincin polos ini." Kata Deon langsung ke intinya dan sambil mengarahkan jarinya ke arah cincin dengan desain standar.

"Itu terlalu biasa. Semua orang memiliki bentuk seperti itu."

"Kau membuatku terkejut dengan perkataan mu."

"Bukan kah kau tadi yang mengajarkan ku."

"Kau cepat belajar rupanya."

Pelayan tersebut hanya tersenyum melihat tingkah bosnya. Kemudian dia memberanikan diri untuk bertanya kepada Deon.

"Maaf pak, apa bapak akan menikah?" Tanyanya sedikit gugup.

"Iya besok saya akan menikah. Tapi saya minta jangan memberitahukan siapa pun tentang ini termasuk ibu saya."

"Iya pak, saya janji tidak akan mengatakan kepada siapapun."

"Ya sudah, bungkus ini."

Sambil menunggu pelayan membungkus cincin. Deon melihat gaun pengantin yang ada di samping tokonya. Lalu mereka pergi setelah menerima bungkusan cincin itu. Dan masuk ke toko baju pengantin.

"Hampir saja aku lupa lagi, kau belum memiliki gaun pengantin."

Annisa hanya mengikuti saja kemana Deon pergi. Baru masuk ke toko, mata Deon langsung terpaku melihat gaun indah di depan matanya dan langsung menyuruh pelayan membungkus gaun itu dan langsung membayarnya.

"Apa tidak perlu di coba dulu." Tanya Annisa terlebih dulu.

"Tidak, gaun itu sudah pas untukmu. Aku kan sudah hapal ukuran mu."

Seketika Annisa menunduk menahan malu mendengar perkataan Deon.

Terpopuler

Comments

Marlina Selian

Marlina Selian

aku suka lajut thoor

2022-10-11

0

Ernanina

Ernanina

luar biasa deon.sultan ny NT

2022-03-07

0

sheka

sheka

sultan duit nya gk abis" 😂😂 dari tdi blnja gk berenti"

2021-06-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!