"Sepertinya mobil ini miliknya Pak Raka salah satu pengusaha yang baru berkiprah di tanah air tapi kemampuannya sangat disegani oleh orang banyak, tapi aku belum pernah melihatnya langsung sih siapa orangnya dan bagaimana wajahnya, apa aku cari tahu saja yah kira-kira apa hubungannya dengan Lila gadis kecilku itu," lirih Arsene yang mempercepat kemudi mobilnya itu.
Gisella terus berbicara tanpa henti membicarakan tentang Via sahabat terbaiknya yang pernah ia miliki itu hingga ke depan rumahnya.
"Kita sudah sampai rumah jadi bicaranya stop dulu," ucapnya Arsene Antonio Leonardo yang sebenarnya menyukai mendengar kekasih masa kecilnya dan juga calon tunangannya di masa depan.
"Kamu semakin lama semakin menarik saja cintaku masa depanku dan calon istriku, aku sudah tidak sabar bertemu denganmu hanya kita berdua agar aku bisa berbicara padamu tentang apa yang aku rasakan selama ini," batinnya Arsene.
Gisela Cindy Claudia yang baru ingin membuka kenop pintu mobil abangnya itu tanpa sengaja melihat tampangnya Arsene yang seperti seseorang yang berpikiran aneh. Gisela bergidik ngeri melihat abangnya untuk pertama kalinya bersikap aneh seperti itu.
"Apa yang terjadi dengan Abang, apa jangan-jangan ia memikirkan tentang Via menjadi kekasihnya yah? Karena dilihat dari mimik wajahnya Abang yang penuh dengan tanda tanya," Gisele membatin.
Arsene bergegas menyalakan kembali mesin mobilnya setelah adiknya baru saja menginjak lantai rumahnya itu.
"Mulai hari ini aku akan diam-diam mengawasinya secara langsung apa saja yang dilakukannya belakangan ini, saya tidak mau jika dia bertemu dan bergaul dengan banyak pria di luaran sana," gumamnya Arsene.
Arsene segera menjalankan mobilnya menuju salah satu dealer mobil terdekat sebelum pergi ke alamat rumahnya Via Oktanara Edward. Dia memilih mobil dengan tipe dan kondisi mobil yang sangat murah.
"Mobilnya sudah dapat sekarang harus cari rumah di sekitar tempat tinggalnya Lila, mobilku aku titip di sini saja nanti baru ambil lagi," cicitnya Arsene Antonio Leonardo yang sangat antusias melakukan rencananya kali ini.
Hanya butuh waktu beberapa menit saja, kendaraan roda empat yang dipakai oleh Arsene sudah terparkir tepat di samping rumahnya Via. Dia cukup bahagia karena kebetulan sang pemilik rumah mencari orang yang ingin mengontrak beberapa bulan kedepan rumahnya tersebut.
"Kita deal yah tapi, aku pinta sama Bapak jangan katakan pada siapapun jika aku menyewa rumah Bapak kepada orang lain, katakan saja kepada mereka jika ada orang yang bertanya kalau aku keponakan bapak dan ibu dari luar daerah," ujarnya Arsene.
"Baiklah kalau begitu sesuai dengan apa yang bapak inginkan kami akan jalankan semuanya sesuai dengan petunjuk bapak saja semoga bapak nyaman tinggal di sini dan rumah ini tadi pagi kebetulan anak buah kami sudah membersihkannya dari semua perabotnya furniture perlengkapan pecah belah rumahnya sangat lengkap dan Tuan Antonio hanya perlu membawa pakaian saja," tuturnya Pak Kusuma sebagai pemilik sah dan resmi rumah bertingkat dua itu.
"Makasih banyak atas kerjasamanya Pak Kusuma Wardana semoga kerjasama kita ini membawa kebaikan dan keuntungan untuk kita semua," tutur Arsene yang tersenyum bahagia karena keinginannya untuk lebih dekat dengan calon istrinya itu pujaan hatinya dapat terwujud dan terlaksana dengan lancar dan mudah dibanding dengan pikirannya sebelum bertindak.
Kesepakatan kedua belah pihak terjalin, mereka berdua sama-sama diuntungkan dengan kerja sama tersebut. Pak Kusuma sangat beruntung dan bersyukur serta tidak percaya jika ada orang yang menyewa rumahnya tanpa menawar malah menambahkan uang sebagai bonus atas atas kesepakatan keduanya itu.
"Lila, Abang sangat merindukanmu, kenapa kamu berpura-pura tidak mengenaliku, padahal kamu jelas-jelas tahu siapa aku ini sebenarnya," gumamnya Arsene sambil membuka semua tirai gorden jendela kamarnya itu.
Hingga sudut ujung ekor matanya melihat kedatangan seseorang dengan mengendarai sepeda motor matik kesayangannya itu. Hingga sudut bibirnya terangkat naik dengan senyuman lebarnya ketika menyadari jika perempuan yang memakai helm biru itu adalah pujaan hatinya itu.
"Kamu memakai apapun sangat cantik dan seksi, kecantikannya tidak pernah pudar sedikitpun, tapi aku masih heran dan tidak tahu apa kamu perempuan yang kemarin datang ke kantornya Papa perusahaan Papi kamu sendiri perusahaan Wills Ford Cooperation Tbk atau bukan kamu tapi, hatiku mengatakan itu adalah kamu cintaku sayangku yang sedari dulu hanya untuk kamu seorang tidak bakal ada yang lain disisiku segenap jiwa hanya untukmu," lirihnya Arsene sang dosen muda yang penuh kharisma.
Via Oktara Edward Liem berjalan ke arah dalam rumah uncle Luis dan aunty Lisa yang sudah beberapa bulan ini dia tempati.
"Ya Tuhan aku yakin papi dan mami masih hidup karena kalau emang beliau sudah meninggal dunia kenapa mereka malah tidak ditemukan mayatnya dan juga kuburannya, aku sangat berharap dan berdoa semoga kedua orang tuaku segera ditemukan dan berkumpul dengan kami seperti aku ketika masih kecil sebelum ada insiden dan kecelakaan maut yang disengaja itu," Via membatin seperti seseorang yang sudah tidak punya inisiatif untuk bangkit untuk berjuang bersama demi keluarganya itu.
"Andai kamu jujur padaku mungkin kita akan bersama berjuang untuk mencari uncle Williams Chandra Herry Ford dengan Aunty Pinkan Angelina sayang, tapi kamu lebih memilih untuk berjuang seorang diri tanpa tahu aku juga berusaha membantumu,"
Arsene yang baru ingin berbalik badan dari jendela kamarnya, tapi ia melihat tanpa sengaja seorang pria yang memakai topi dengan wajahnya yang sulit terlihat jelas dari arah atas jendelanya berbicara dengan Via begitu serius dan betapa terkejutnya dan kagetnya melihat Via merangkul pria itu di depan matanya Arsene. Apa yang dilakukan oleh Via dengan Bimbim membuat Arsene terbakar api cemburu buta.
Arsene Antonio Leonardo mengepalkan kedua genggaman tangannya dengan sangat kuat. ia tidak menyangka jika kekasihnya itu begitu akrab dengan pria lain sedangkan dia seperti orang asing yang sama sekali tidak pernah saling kenal sebelumnya.
"Pria ini tidak bisa dibiarkan terlalu berdekatan dengan Via kalau seperti ini terus bisa jadi ancaman untukku karena pria ini cukup tampan juga jangan sampai dia merebut Lila dariku," kesalnya Arsene sambil menggenggam erat ujung tirai gorden jendela kamarnya.
Lila menatap ke arah tepat kamarnya Arsene,"sepertinya ada orang yang sedari tadi mengawasiku, tapi siapa karena setahu aku tidak ada orang yang tinggal di rumah itu sudah kosong sekitar enam bulan lalu," gumamnya Lila yang terus memandangi rumah itu dengan penuh selidik.
Bimbim yang sejak tadi merasa Via aneh segera bertanya padanya," Via apa yang terjadi padamu kenapa kamu terus melihat ke arah rumah kosong itu?"
Lila melirik ke arah Bimbim," enggak apa-apa kok mungkin ini hanya perasaan aku saja yang terlalu sensitif akhir-akhir ini," kilahnya Lila yang sebenarnya tadi melihat ada bayangan celana kain berwarna abu-abu gelap yang dilihatnya sekilas.
"Kalau gitu aku balik dulu, nanti malam balik lagi untuk bahas semua rencana kita selanjutnya," Bimbim berpamitan kepada Via.
"Oke bro, see you next time," imbuhnya Via lalu segera membuka pagar besi rumah dari sahabat ayahnya itu.
Jangan lupa untuk memberikan dukungannya yah! mampir juga dinovel aku yang judulnya:
Majikan Ayah Dari Anakku
Rindu Bintang Kejora
Garis Tanganku
Makasih banyak all readers..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Indriani fia
Arsene cemburu buta readers
2023-01-23
0
Alika Babotz Afa
Via dengan Bimbim sahabat Abang Arsene
2023-01-23
1
Andara bia
Arsene cemburu sepertinya
2023-01-23
0