Bab. 11

Arsene dan Gisel berdiri dari duduknya lalu berhamburan memeluk tubuh mamanya itu dengan penuh kasih sayangnya.

"Mama memang the best lah, aku sangat sayang sama mama dan papa juga Abang kalian harta yang paling berharga yang Gisel miliki untuk saat ini," ujar Giselle.

Setelah makan Gisel pamitan kepada kedua orang tua dan abangnya. Gisel tak lupa mencium punggung tangan kedua orang tuanya.

"Ma aku ke kampus dulu yah," pamitnya Gisel.

"Katanya tadi belum ada jadwal kuliah, kok harus ke kampus?"

"Mau ambil beberapa perlengkapan atribut sebagai mahasiswa baru Ma, jadi harus datang ke kampus," jawab Gisel.

"Kalau gitu hati-hati yah sayang," imbuhnya Bu Sarah kepada anak bungsunya itu.

"Oke Mamaku sayang,"

Setelah kepergian Gisel mereka kembali berbincang serius. Pak Leonard mulai membuka percakapan diantara mereka bertiga.

"Bagaimana pencarian kamu di UK apa ada petunjuk tentang Nyonya Pinkan Angelina?" Tanyanya Pak Leonard.

"Awalnya saya dapat petunjuk Pa, ada orang yang mirip banget dengan Nyonya tapi, setelah saya telusuri orang itu sama sekali tidak mengenal semua orang yang aku tanyakan padanya, katanya dia bukan orang Indonesia tapi yang menjadi kecurigaan aku pas keesokan harinya orang itu kata tetangganya sudah pindah rumah," ungkap Arsene sambil mengingat beberapa kejadian tahun lalu.

"Mencurigakan, sepertinya itu Nyonya tapi ada orang besar dibalik cerita tersebut sehingga kedatangan kamu ke sana ketahuan dan membuat curiga," timpal Pak Leonard.

"Padahal sudah dapat petunjuk yah Mas sayangnya harus gagal lagi," tukasnya Bu Sarah.

"Kita belum berjodoh dan ditakdirkan untuk bertemu dengan keluarga Tuan Besar William, tapi papa yakin cepat atau lambat kita akan bertemu dengan mereka," pungkas Pak Leonardo.

"Jadi kamu mau langsung kerja di perusahaan Tuan Besar William Chandra Herry Ford atau jadi dosen?"

"Rencananya dua-duanya Ma, ngajar cuma kerjaan selingan enggak enak kalau prof. Steven Gerrard sudah memberikan amanah tapi,saya gak penuhi kepercayaannya dan hanya mungkin tiga hari dalam seminggu datang ke kampus," jelas Arsene.

"Sempat jodoh kamu ada di kampus Nak, Mama pasti akan dukung kamu," ujar Bu Sarah yang sangat antusias jika masalah mengenai jodoh putranya.

"Mama, saya belum mikir ke situ lagian ada seseorang gadis yang aku tunggu kedatangannya Ma, setelah ketemu dengan dia pasti aku akan secepatnya menikah," balasnya Arsene lalu segera berdiri meninggalkan kedua orang tuanya yang masih duduk dengan setia di meja makan.

"Papa dukung kamu sayang, yang paling penting kamu bahagia dengan siapapun perempuan yang kamu pilih dan kamu suka papa tidak pernah permasalahkan, gaskeun saja boy," tuturnya Pak Leonard.

Arsene menatap ke arah papanya sambil tersenyum smirk. Dia segera berjalan ke arah mobilnya untuk ke kampus tempat rencananya akan menjadi dosen pendidik di sana.

"Aku sudah punya pilihan sendiri, Lila Oktavia Pricilia kakak sangat merindukan kamu, semoga kamu masih hidup dan baik-baik saja dan saya yakin perempuan dalam mimpi saya itu adalah kamu," lirihnya Arsene lalu menyalakan mesin mobilnya itu dengan mobil bermerk kuda jingkrak yang berwarna merah.

Kuda besi itu membelah jalan Ibu kota Jakarta pusat yang siang itu cukup padat. Arsene sama sekali tidak mengetahui, jika adiknya adalah salah satu mahasiswa di kampus tempat rencananya dia akan mengabdi sambil bekerja di perusahaan Wils Ford Cooperation Tbk.

Jauh dari tempat tersebut, seorang gadis yang baru berusia delapan belas tahun. Sedang menenteng koper dan tas ransel di punggungnya. Rambutnya diikat satu menyerupai ekor kuda.

Dengan gaya yang cukup santai, celana panjang jeans, baju kaos oblong dan sepatu sneaker putih menghiasi dan mempercantik tampilannya yang sederhana tapi elegan kelihatan nampak dimata semua orang.

Semua orang yang memandanginya tidak akan percaya jika, dia adalah salah satu gadis yang berasal dari salah desa yang ada di pulau Sumatera. Tapi, karena dialeg gaya bicaranya dan gayanya yang berpakaian yang membuat beberapa orang tidak percaya dia dari kampung.

"Siang Pak," sapanya Via pada seseorang.

Pria itu kebetulan berdiri di pinggir jalan raya yang siang itu cukup terik sinar mataharinya. Dia menangadahkan wajahnya ke arah Via.

"Siang juga adek, ada yang bisa saya bantu?" Tanya Pria itu.

Via segera memperlihatkan kertas yang sedari tadi dipegangnya ke depan orang itu.

"Maaf pak saya mau tanya, apa bapak kenal dan tahu alamat ini?"

"Ohh ini alamatnya ada di jalan sono paling ujung dari arah sini rumahnya Ibu Lisa istri dan Pak Luis kan yang kamu cari?" Tanya balik orang tersebut.

Via menganggukkan kepalanya tanda setuju dan mengiyakan perkataan dari mulutnya pria yang berkumis itu.

"Makasih banyak Pak atas bantuannya," tutur Via yang kembali menarik koper nya di atas aspal.

Awalnya dia akan ditemani oleh kedua orang tuanya,tapi dengan satu alasan yang membuat mereka tidak jadi pergi. Via segera mengetuk pagar itu dengan cukup keras. Keluarlah seorang perempuan yang masih cantik diusianya yang sudah masuk kepala empat itu.

Perempuan itu terkejut melihat seorang gadis yang berdiri di depan pagar besi rumahnya yang bercat biru itu. Dia menutup mulutnya saking terkejutnya melihat sosok anak gadis yang berdiri tersebut.

"Ya Tuhan kenapa wajahnya sangat mirip dengannya," gumamnya wanita itu yang tidak lain adalah istrinya Pak Luis.

Jangan lupa untuk memberikan dukungannya yah! mampir juga dinovel aku yang judulnya:

Majikan Ayah Dari Anakku

Rindu Bintang Kejora

Garis Tanganku

Makasih banyak all readers..

Terpopuler

Comments

Zaenab ali Said

Zaenab ali Said

apa itu Lila yah anaknya Pinkan

2023-01-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!