"Kenapa di dunia ini ada orang yang mempermainkan suatu hubungan pernikahan yang suci sedangkan saya yang mendambakan pria yang telah merenggut kesucianku datang untuk menikahiku dan mengakui darah dagingnya," lirihnya Pinkan sembari menyeka air matanya itu.
Berselang beberapa menit kemudian, Pinkan masih terduduk di tempatnya semula. Ia tidak tahu harus bagaimana apa kembali ke tanah negara asalnya sesuai dengan persyaratan dari wanita misterius itu dan anaknya bisa segera diselamatkan ataukah melihat putrinya tersiksa dengan penyakitnya itu.
Pinkan Angelina sudah berada di depan alamat rumah perempuan yang ingin membantunya untuk membiayai semua pengobatan putri tunggalnya itu. Lila Patricia Oktavia divonis oleh dokter jika mengidap penyakit yang cukup sangat berbahaya dan mematikan itu.
"Ini jalan-jalan satunya yang harus aku lakukan, walaupun aku harus menyerahkan segala hidup dan kebebasanku ke dalam genggaman tangan perempuan itu yang paling penting bagiku keselamatan, kehidupan dan nyawanya putriku, karena aku sebagai seorang Ibu akan melakukan apapun demi kehidupan anaknya. Mungkin semua orang yang bernama mama berada di posisiku akan melakukan hal tersebut," gumamnya Pinkan.
Pinkan mengamati bentuk bangunan yang begitu megah berdiri kokoh di depannya itu. Walaupun terhalangi tembok nan kokoh dan juga pagar besi yang begitu menjulang tingginya itu.
"Ini rumah apa istana merdeka yah!?" Cicitnya Pinkan yang begitu mengagumi keindahan dan kemewahan rumah wanita yang bernama Natalie Naomi Hawkins.
Beberapa security memperhatikan dengan seksama gerak geriknya Pinkan yang menurut mereka mencurigakan.
"Maaf, kalau boleh tahu apa yang Anda cari di sini?" Tanyanya seorang security yang bertugas berjaga di rumah megah itu.
Pinkan yang sedang memikirkan sesuatu hingga ia mendengar suara sapaan dari seseorang yang bernada menginterogasinya yang seolah dia adalah seseorang yang sengaja datang untuk mengintai rumah itu karena, menginginkan dan berniat melakukan sesuatu.
Pinkan tersentak terkejut kaget sekaligus gugup karena ia merasa seperti seorang maling saja yang kedapatan sedang ingin mencuri hal itu terlihat dari tatapan beberapa security yang berada di depannya.
"Eh.. eh.. bapak maaf Pak saya kesini sedang mencari seseorang yang bernama Nyonya Natalie Naomi Hawkins?" Tanyanya Pinkan sambil membaca nama yang tertera di atas sebuah kartu nama berwarna gold yang sedang dipegangnya itu.
"Maaf kalau boleh tahu nama Anda siapa?" Tanyanya Pak security itu lagi dengan tatapan penuh selidik dari ujung rambut hingga ujung kakinya Pinkan.
Sedangkan Pinkan yang ditatap seperti itu merasa tidak enak hati, gugup dan panik. Tapi, mengingat nyawa putrinya yang sedang dipertaruhkan,ia harus menguatkan hati dan perasaannya.
"Nama saya Pinkan Pak security," jawabnya Pinkan yang sedikit ketakutan karena takut jika dicurigai akan maling apa lagi dirinya sangat membutuhkan sejumlah uang yang sangat besar untuk biaya hidup anak semata wayangnya.
"Anda sudah lama ditunggu di dalam, silahkan ikuti saya!" Perintahnya seorang pria yang tiba-tiba muncul dari arah belakang ketiga security yang sempat bertanya pada Pinkan yang membuatnya Pinkan ketakutan.
Seorang pria yang memakai pakaian seragam kerja khusus dengan gayanya yang sedikit lemah gemulai ketika berjalan maupun berbicara.
Pinkan merasa was-was jika memperhatikan raut wajahnya pria itu yang menimbulkan aura dingin dan mencekam.
Pria yang bernama Tengku Muhammad Iqbal itu segera memprediksikan Pinkan untuk segera masuk ke dalam sebuah ruangan khusus yang berdaun pintu dua itu.
"Silahkan masuk,kamu sedari tadi ditungguin oleh Nona Muda Natalie," imbuhnya Pak Tengku Muhammad Iqbal itu.
Pinkan hanya tersenyum tipis menanggapi perkataan dari Pak Tengku," makasih banyak Pak," ujarnya Pinkan sembari menundukkan sedikit kepalanya itu di hadapan Pak Tengku Muhammad.
Pinkan dengan keyakinan yang teguh dan membayangkan bagaimana kondisi kesehatan putri tunggalnya itu.
"Saya harus kuat dan pasti bisa melakukan apapun yang menjadi persyaratan Nona Natalie yang paling penting demi nyawanya putriku itu," lirihnya Pinkan.
Natalie yang duduk di depan meja kerjanya segera berdiri menyambut kedatangan seorang perempuan yang sangat mirip dengannya. Hanya saja model rambut mereka serta warna kulitnya Pinkan yang sedikit gelap.
Pinkan kembali dibuat terkejut melihat wajahnya Natalie yang sangat mirip dengannya,"kenapa bisa ada orang yang sangat mirip denganku padahal kami sama sekali tidak ada hubungan darah apapun," batinnya Pinkan.
Natalie berdiri dari tempat duduknya lalu berjalan ke arah Pinkan dengan mengitari seluruh tubuhnya Pinkan dengan senyuman yang penuh maksud.
"Aku sangat yakin jika kamu akan datang hari ini, semoga kamu sudah memutuskan untuk memberikan aku jawaban yang aku inginkan," imbuhnya Natalie seraya memainkan ujung rambutnya Pinkan.
"Aku setuju dengan permintaan Nona, tapi bagaimana dengan putriku apa Nona akan membayar semua biaya perawatan putriku hingga ia sembuh?" Pinkan masih sedikit menundukkan kepalanya karena merasa malu.
Natalie memandang ke arah Pak Tengku Muhammad untuk segera mengambil apa yang ia inginkan di dalam lemarinya dengan patuh.
"Ini surat-surat yang Anda minta Nona!" Tutur nya Pak Tengku Muhammad dengan merendahkan pandangannya.
Natalie mempersilahkan Pinkan untuk duduk di hadapannya," tolong baca baik-baik sebelum kamu bubuhkan tanda tanganmu, apabila ada yang kamu tidak setuju dengan isinya maka segera informasikan kepadaku," pintanya Natalie yang semakin tersenyum penuh arti.
Pinkan hanya cukup sekali membacanya dan ia mulai ragu karena di dalam surat perjanjian itu, dia harus menggantikan nona besar yang ada di hadapannya itu untuk menikahi pria yang sudah menjadi tunangannya selama ini satu minggu lagi di Jakarta.
"Maaf, tapi bagaimana caranya saya bisa menggantikan Nona sedangkan saya ini hanya tamatan sekolah menengah atas saja Nona apa yang ada pada diriku sendiri sangat jauh berbeda dengan Nona," pungkasnya Pinkan yang sedikit keberatan dengan permintaan dari Natalie.
"Kamu hanya cukup berpura-pura menikahinya, kamu tidak akan pernah melakukan kontak fisik dengan dia kamu cukup cari alasan yang cukup masuk akal untuk menolak semua keinginannya dan caranya aku akan infokan dan ajarkan padamu jadi kamu tidak perlu khawatirkan masalah itu, masalah pendidikan selama satu minggu ke depan kamu akan aku berikan guru khusus untuk melatih kamu agar kamu bisa seperti saya dan keyakinan saya itu sangat yakin jika kamu itu mampu menjalankan tugas dan tanggung jawab yang aku berikan dan kedua jika aku kembali ke Jakarta kamu harus pergi dari sana dengan diam-diam dan aku akan pergi pasti aku akan mengabari kamu juga, semuanya hanya gampang saja," jelasnya Natalie panjang lebar.
"Jadi tugasku hanya sebagai istri pengganti saja yah, kalau gitu aku siap!" tuturnya Pinkan dengan penuh keyakinan.
"Pak Tengku, cepat telpon pihak rumah sakit untuk secepatnya melakukan operasi pada Lila Patricia Oktavia dan ingat berikan pelayanan yang terbaik untuknya, saya tidak ingin mendengar kesalahan ataupun ada kekurangan dalam pelayanan kesehatannya," perintahnya Natalie.
Pak Tengku hanya menundukkan kepalanya lalu pergi dari ruangan itu segera.
"Mulai hari ini kamu harus tinggal di paviliun belakang untuk menunggu kedatangan orang-orang yang akan melatihmu secara khusus dan hari dimana putrimu akan dioperasi kamu boleh pergi melihatnya," ujarnya Natalie.
Natalie hanya tersenyum bahagia dan bersyukur karena ada orang yang berbaik hati untuk membantunya itu. Pingkan segera diantar ke arah belakang dengan dituntun oleh salah satu maid di rumah besar itu.
"Permainan segera di mulai, maafkan Mama, Papa saya harus seperti ini karena aku menginginkan kehidupan yang bebas, saya tidak ingin terikat dengan hubungan yang akan mengekang kebebasanku,"
Suara tawa menggema dan membahana di dalam ruangan itu.
Tatapannya tajam ke depan dengan angkuh dan penuh arogan," William Henry Ford bersiaplah kamu menjalani kehidupan yang kamu inginkan dengan wanita lain," gumam Natalie dengan menenggak habis minuman beralkoholnya hingga habis.
Kehidupan in bukan untuk menemukan cinta, tapi untuk membangun cinta. Cinta yang indah tidak mungkin hanya ditemukan. Cinta yang indah menuntut pengorbanan yang tidak sederhana.
Hanya dibutuhkan beberapa detik untuk jatuh cinta, tapi seumur hidup untuk membuktikannya.
"Menunggumu dalam kesabaran lebih indah bagiku dari pada mengungkapkannya. Menantimu dalam doa lebih bermakna dari pada menjelaskannya."
"Kalau ini yang terbaik,maka aku harus berjuang keras untuk menjalankan pekerjaan ini demi putriku,"
"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Isvara Ferone4
seru aku suka Pinkan
2023-01-27
0
Janitra
labjut
2023-01-27
0
alifa Faturahman
lanjut terus pantang mundur untuk berkarya dan sehat terus kk
2023-01-22
0