"Permainan segera di mulai, maafkan Mama, Papa saya harus seperti ini karena aku menginginkan kehidupan yang bebas, William Henry Ford bersiaplah kamu menjalani kehidupan yang kamu inginkan dengan wanita lain," gumam Natalie dengan menenggak habis minuman beralkoholnya hingga habis.
Setelah menandatangani kontrak perjanjian mereka berdua. Pinkan segera menuju rumah sakit. Karena hari ini ia mendapatkan kabar jika, pihak rumah sakit sudah menemukan pendonor sumsum tulang belakang untuk Lila Patricia Oktavia putri tunggalnya itu yang menderita penyakit leukimia.
Pinkan menunggu proses operasi itu hingga selesai,"putriku mungkin hari ini untuk sementara waktu kita tidak akan bertemu lagi, tapi Mama janji jika Nona Natalie kembali ke rumahnya, Mama akan datang menjengukmu,"
Proses operasi berjalan lancar sesuai dengan harapan mereka. Proses operasinya berjalan lancar dan kondisinya Lila sudah stabil walaupun masih dalam keadaan yang tidak sadarkan diri.
Seorang pria yang memakai setelan jas lengkap berjalan mendekati Pinkan yang baru saja keluar dari ruangan tempat perawatan khusus putrinya itu.
Pria itu menundukkan sedikit kepalanya di hadapan Pinkan," Maaf Nona sudah saatnya mengikuti berbagai pelatihan yang akan Nona ikuti sesuai petunjuk dari Nona Besar Natalie!" Perintah Pria itu yang bernama Edward Liem.
Pinkan tanpa sepatah katapun hanya tersenyum menanggapi perkataan dari pria itu. Lalu ia mengikuti langkah kakinya menuju tempat parkiran mobil. Di sana Pinkan sudah ditunggu sedari tadi oleh beberapa body guard milik Natalie.
"Silahkan Nona!"
"Makasih banyak."
Kedatangan Pinkan di rumah itu disambut baik. Mulai hari itu juga Pinkan mendapatkan berbagai macam pelatihan terutama dalam hal bersikap dan bertutur kata seperti Natalie. Pinkan menjalani dengan sungguh-sungguh apa yang diajarkan oleh semua guru khusus yang didatangkan oleh Natalie untuknya. Natalie cukup terkejut melihat progres yang ditujukkan oleh Pinkan.
"Nona Muda, perempuan itu cukup pintar dan bisa kita andalkan karena hanya butuh waktu yang singkat dia sudah hampir 100% menguasai semua yang kita ajarkan dan kemampuan serta skillnya dalam menguasai beberapa bahasa cukup bisa diacungi jempol," jelasnya Edward Liem assiten pribadinya Natalie.
Natalie tersenyum penuh kemenangan karena apa yang diinginkannya segera terkabul, yaitu terbebas dari pernikahan yang menurutnya adalah belenggu yang akan mengikatnya dan membatasi ruang geraknya itu. Natalie menenggak habis hingga isinya tandas dalam gelasnya.
"Apa besok dia sudah bisa kita bawa pulang ke Jakarta?" Tanyanya lalu berbalik badan menghadap ke arah Edward Liem yang sedari tadi berdiri di depannya itu.
"Kalau menurut saya secepatnya saja Nona, karena dua hari lagi acara pernikahan Nona dengan Tuan Candra Malik Taison," tampiknya Pak Edward.
"Oke,kalau seperti itu persiapkan keberangkatan kita sore ini juga ke Indonesia dan jangan lupa kabarkan kepadanya untuk mempersiapkan dirinya dengan matang,"
"Baik Nona! Saya akan segera menginformasikan kepadanya untuk segera bersiap," balasnya Pak Edward.
Setelah semua persiapan telah rampung dan selesai. Mereka akan pulang ke tanah air Indonesia tercinta. Dengan penuh perencanaan yang matang. Pinkan sudah dibekali dengan berbagai keterampilan dan skill yang memumpuni hanya dalam waktu kurang lebih satu minggu.
Tetapi, satu hal yang belum diperlihatkan oleh Natalie kepada Pinkan siapa sosok pria yang nantinya akan digantikan posisinya oleh Pinkan setelah mereka menikah nanti. Rencana pertukaran mereka akan berlangsung ketika Natalie sudah resmi menjadi istri sahnya Candra.
Pinkan sedikit gugup dan bimbang untuk melangkahkan kembali kakinya di tanah kelahirannya,negara yang telah membesarkannya selama hampir delapan belas tahun ia hidup di tanah negeri kelahirannya, tapi sejak peristiwa semalam yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya jika, dia harus menyerahkan kegadisannya di tangan pria mabuk di bar waktu itu membuatnya harus hamil di luar nikah.
Karena alasan itulah dia terpaksa menjadi TKI di Malaysia sambil membesarkan anaknya tanpa suami dan anggota keluarganya karena Pinkan memang sedari umur lima belas tahun sudah menjadi anak yatim-piatu hingga detik ini.
Kedua orang tuanya hanya pekerja semrawut di Ibu kota Jakarta. Ia memang sedari kecil sudah dibesarkan dengan kemiskinan,tapi dia tidak pernah merendahkan harga dirinya sebagai seorang wanita, walaupun bekerja di salah satu club malam sebagai cleaning servis.
Pinkan boleh terlahir dari keluarga kurang mampu, tapi kemampuan otaknya diacungi jempol di sekolahnya hingga ia menamatkan pendidikannya di bangku sekolah menengah atas dengan bantuan bea siswa.
"Setelah hampir delapan tahun aku meninggalkan Indonesia dan hari ini aku kembali dengan status sebagai Nona Besar Natalie, semoga aku sanggup menjalani sebagai istri palsu dari Tuan Muda Candra demi putriku Lila aku ikhlas melakukan semua ini karena tidak bakalan ada kontak fisik dan tidak boleh mencampur adukkan urusan perasaan dan hati di dalamnya,"
Mereka meninggalkan bandara dengan perasaan yang berbeda-beda berkecamuk di dalamnya. Pinkan dengan kenangan pahit yang sudah ia lupakan harus kembali mengingat kejadian yang seharusnya sudah ia lupakan.
Natalie tersenyum bahagia karena kekasihnya telah bebas dari penjara. Pria yang sudah hampir lima tahun itu menjadi kekasihnya, tapi karena masalah berbuat onar dan ricuh sehingga dia harus mendekam di dalam rutan.
Dua hari kemudian, Natalie sudah berpakaian dan pengantin dan menunggu pengantin kecil yang akan menjemputnya di dalam ruangan khusus pengantin.
"Edward apa Kamu Pinkan sudah memakai gaun pengantinnya?" Natalie duduk di depan cermin besar sambil memeriksa make up yang dipakainya itu.
"Dia sudah siap Nona dan ruangan itu selalu dipantau agar jangan sampai ada yang datang ke sana," jelas Pak Edward.
"Atur semuanya dengan baik dan jangan biarkan terjadi kesalahan sedikit pun," pintanya Natalie yang sudah bersiap untuk berjalan ke arah altar pernikahan.
Beberapa saat kemudian, Candra dan Natalie sudah resmi menjadi sepasang suami istri. Tepuk tangan dari semua tamu undangan menggema di dalam ruangan itu.
"Cium!! Cium!" Teriak dari beberapa orang.
Natalie terkejut mendengar perkataan dan teriakan dari banyaknya orang yang menginginkan mereka berciuman. Natalie tampak gugup karena pacarnya Richard berada tidak jauh dari tempat mereka berada yang menjadi saksi pernikahannya.
Richardson dari jauh memberikan kodenya dengan menganggukkan kepalanya tanda setuju dengan permintaan semua orang. Natalie dan Candra untuk pertama kalinya berciuman dalam ikatan pernikahannya.
"Tidak masalah, aku memberikan ciumanku ini lagian ini yang terakhir kalinya aku membiarkan bibirku di sentuh olehnya sisanya biarkan Pinkan yang menjalankan semuanya aku berikan ia kebebasan untuk apapun yang ingin ia lakukan bersama suami bodohku ini, yang paling penting aku bebas pergi keliling dunia bersama pujaan hatiku," batinnya Natalie yang segera mengakhiri ciumannya.
Resepsi pernikahan mereka akan dilangsungkan pada malam harinya. Jadi Pinkan lah yang akan menjadi Natalie sejak Natalia pergi dari Jakarta menuju Eropa.
Natalie segera masuk ke dalam ruangan khusus untuk berganti pakaian dan memberitahukan kepada Pinkan agar masuk kedalam kamar pengantinnya.
"Edward ingat, perhatikan dan terus jaga Pinkan baik-baik selama aku pergi, jangan biarkan dia melakukan kesalahan sedikit pun selama aku pergi dari sini,"ujarnya Natali seraya memakai wignya dan juga kacamata hitamnya.
Pinkan sudah dibawah oleh kedua iparnya menuju kamar pengantin yang sudah dipersiapkan terlebih dahulu oleh keluarga besarnya. Pinkan berjalan perlahan masuk kedalam kamar, kedua pengiring dan juga pengantarnya sudah menutup pintu dengan rapat. Pinkan masih memakai tudung yang menutup seluruh wajahnya.
William Chandra Herry Ford yang melihat kedatangan istrinya segera berdiri untuk menyambut wanita yang sejak dulu ia ingin nikahi. Dengan senyuman smirknya, William menyambut hangat istrinya itu. Dia perlahan menaikkan kain tipis yang menutupi wajahnya Pinkan atau Natalie.
Betapa terkejutnya Pinkan setelah melihat dengan jelas siapa pria yang menjadi suami palsunya itu. Tubuhnya sedikit terhuyung ke belakang saking shock dan terkejutnya melihat pria itu.
Kedua pasang matanya membelalak saking tidak percayanya hingga ia berdiri kaku di tempatnya, "ini tidak mungkin! Kenapa pria itu yang harus menjadi suami bohonganku, pria yang telah merenggut mahkotaku malam itu, pria yang telah memberikan aku seorang putri yang sangat cantik, kenapa!?" Tatapan matanya Pinkan sulit untuk diartikan.
Jangan lupa untuk memberikan dukungannya yah! mampir juga dinovel aku yang judulnya:
Majikan Ayah Dari Anakku
Rindu Bintang Kejora
Garis Tanganku
Makasih banyak all readers..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Yulianti Lia
mirip"ky telenovela Paulina yaa...
2023-09-23
1
Siti Nurbaya
bertemu dgn temn semalam
2023-01-26
0
MauLya 💟andi
minta tanggung jawab saja William orang kaya pasti akan bantu anakmu
2023-01-23
0