Bab. 13

Setelah memarkirkan motor mereka di tempat parkiran khusus motor, Mereka kemudian berjalan cepat ke arah lapangan tempat berada banyaknya mahasiswa baru dan langsung bergabung tanpa banyak basa-basi lagi.

Satu bulan kemudian, waktu terasa cepat berlalu hingga Via dan Lidya sudah memulai pelajarannya.

"Kamu pulangnya jam berapa?" Tanyanya Lidya ketika berada di dalam lift menuju ruangan kelasnya.

"Kalau enggak salah sekitar jam empat sore pulangnya," jawab Via.

"Oh gitu berarti aku duluan pulang karena jam dua kelas aku sudah bubar, kamu enggak apa-apa kan aku tinggal?" Tanyanya Lidya yang menatap intens ke arah Via.

Via yang ditatap seperti itu hanya tersenyum tipis," tidak apa-apa kok, selow saja lagian aku sudah hafal jalan pulang dan yakin saja aku gak bakalan kesasar," tukasnya Via dengan percaya diri.

"Kalau gitu aku duluan yah,papayo cantik," ucapnya Lidya ketika sudah berjalan ke arah luar lift.

Baru saja pintu lift mau tertutup tapi, seseorang segera menekan tombol power hijau sehingga lift itu kembali terbuka. Via sama sekali tidak memperhatikan siapa orang yang masuk ke dalam liftnya. Via hanya sibuk memainkan headphone nya yang mendengarkan musik tanpa peduli dengan orang-orang yang masuk ke dalam.

Giselle segera berteriak histeris setelah menyadari jika Via juga bersama dalam satu lift. Karena emang dari sononya Gisele tipe gadis periang, ramah, humble dan super heboh.

"Kamu Via kan teman kelas aku yang pintar itu?" Tebaknya Gisele yang bahagia bisa bertemu dengan Via berduaan dalam ruangan lift itu.

Via hanya tersenyum menanggapi perkataan dari mulutnya Giselle.

"Kita duduknya berdekatan saja yah, aku mau kenal kamu lebih dekat, gak apa-apa kan cantik!"

"Tidak masalah kok santai saja," tukasnya Via seraya tersenyum simpul.

Mereka segera keluar dari lift dan berjalan ke arah ruangan kelas mereka. Gisela segera mengambil tempat duduk dibarisan kedua berdampingan dengan Via Oktarani Edward nama samaran yang dipakai oleh Via setelah kejadian insiden yang menjadi korban dari keserakahan dan kebiadaban kakak kembar maminya itu.

Via tidak masalah dengan nama identitas baru tersebut karena baginya sama sekali tidak merugikannya juga. Lagian dia datang ke Jakarta untuk mencari teman bukan musuh dan tentunya untuk mencari ilmu sebanyak-banyaknya.

Awalnya ruang kelas gaduh karena semua mahasiswa maupun mahasiswi berbincang-bincang santai sambil menunggu kedatangan dosen mereka. Tapi, kelas tiba-tiba hening seketika dikala seorang pria masuk ke dalam kelasnya dengan wajah yang dingin,cuek dan datar.

Gisele yang paling heboh melihat pria itu yang ternyata adalah dosen mereka. Via segera mematikan hpnya dan memperbaiki posisi duduknya. Semua teman perempuannya terpana dan terpesona melihat penampilan dosen muda mereka hingga ada yang hampir ngeces saja saking terkejutnya melihat gantengnya pria itu.

"Abang Arsene!" Beonya Gisella.

Apa yang dikatakan oleh Gisella tidak ada yang menyadari jika pria yang diperbincangkan oleh mahasiswi itu adalah abangnya sendiri. Via duduk memperhatikan dengan seksama dosen tersebut dan malah tidak terpengaruh dengan penampilan dosennya.

Gimana mereka tidak heboh, jika hampir dua bulan perkuliahan mereka berjalan tapi, semua dosen yang ngajar sudah tua-tua kecuali dosen perempuannya yang kebanyakan masih cukup muda.

"Kalau tiap hari diajar sama dosen bening seperti ini, aku betah belajar hingga tanpa istirahat pun tak masalah," celetuk Mia dari kursi tepat belakangan Gisella.

"Betul sekali tuh, Lee Ming Ho, Jungkook, dan artis Korea Selatan lainnya lewat kalah dengan dosen kita ini," pujinya Mala yang duduk di sebelah kanannya Via.

"Ya Tuhan kalian tidak sadar apa jika aku juga ganteng tidak kalah seperti dosen kita ini," narsisnya Mike sahabat baiknya Via beberapa hari belakangan ini yang selalu ngekor kemanapun Gisele dan Via pergi.

Puk!!

"Auhh! Sakit," keluhnya Mike.

"Sakit yah, berarti kamu sudah sadar dari mimpi kamu, loh itu enggak bisa dibandingkan dengan Pak Dosen jadi jangan sok kegantengan deh," ketusnya Mika sahabat baiknya juga Via.

"Tapi, tidak usah pakai mukul juga kali Mika yang cantik,kamu enggak mau aku sayang lagi yah," narsisnya Mike Hamilton Ontario yang diam-diam menyukai Mika tapi dari sahabatnya yang lain menganggap itu hanya bahan gurauan semata.

Arsene hanya terdiam menunggu dan mendengarkan ocehan mereka berhenti dan reda sendiri. Tetapi, sudah hampir dua puluh menit dia menunggu keadaan kondusif tapi, tak terjadi juga hal yang diinginkannya.

Tatapan matanya Arsene tertuju pada kursi baris kedua, tepatnya di kursi Via yang sedang sibuk memainkan ballpointnya sembari menunggu pelajaran dimulai.

Arsene segera berdehem untuk menghentikan desas desus para mahasiswanya. Membuat keadaan kelas seketika hening tanpa ada yang berbicara sedikit pun lagi dan tatapan mata dari mereka tertuju pada Arsene.

"Apa pasarnya sudah bubar!" Sarkasnya Arsene.

"Sudah Pak," celetuknya Mike yang kembali mendapatkan pukulan mesra dari Mika.

"Aahh sakit!!" Teriaknya Mike kemudian Mika langsung membekap mulutnya Mike yang berteriak.

Arsene Antonio Leonard segera memperkenalkan dirinya di depan mahasiswa dan juga menjelaskan kontrak perkuliahan mereka dan juga beberapa aturan yang berlaku selama ia mengajar di kelas tersebut.

"Kenapa wajah gadis itu mirip dengan Nyonya Pinkan Angelina majikannya Papa dulu, apa jangan-jangan ia adalah Lila Oktavia Pricilla gadis kecilku," batinnya Arsene sembari membuka absensi kelas tapi, tidak menemukan keberadaan nama Lila yang dicarinya.

Perkuliahan hari itu cukup berjalan santai, mereka menyukai gaya mengajar Arsene. Sehingga mata kuliah mereka hari itu mudah dipahami oleh semua mahasiswa.

"Aku sepertinya harus mencari tahu siapa gadis itu, karena ketika aku menatap kedalam kedua bola matanya seolah aku melihat Lila gadisku, Papa harus tahu semua kecurigaanku," Arsene membatin dan menatap intens ke arah Via sebelum meninggalkan kelas.

Mika duduk di hadapan Via dengan membalik kebelakang kursi yang ditariknya itu.

"Apa kalian tidak ada yang terpesona dengan penampilan dosen ganteng itu yang wajahnya bening sebening tetesan embun pagi," terangnya Mika.

Mika menganggap hanya Via dengan Gisela Cindy Claudia Leonard yang sama sekali tidak tertarik dengan Pak dosen mereka. Keduanya pun menggelengkan kepalanya secara bersamaan.

Tapi tiba-tiba Giselle keceplosan ketika ditanya seperti itu oleh Mika," aku ini masih normal dan waras kali, masa aku tertarik dan jatuh cinta sama Abang aku sendiri!" dengus Gisela.

Mika serta Mike terkejut mendengar perkataan dari Gisela Cindy yang spontan itu membuat mereka kaget setengah mati.

"Apa!! itu tidak mungkin!!" pekik kedua orang tersebut yang sangat kaget mendengar kenyataan itu.

Jangan lupa untuk memberikan dukungannya yah! mampir juga dinovel aku yang judulnya:

Majikan Ayah Dari Anakku

Rindu Bintang Kejora

Garis Tanganku

Makasih banyak all readers..

Terpopuler

Comments

Nabila Syarif

Nabila Syarif

cari tahu dong Abang

2023-01-23

0

Inha Khaerunnisa

Inha Khaerunnisa

ceritanya bagus lanjutkan

2023-01-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!