Mika serta Mike terkejut mendengar perkataan dari Gisela Cindy yang spontan itu membuat mereka kaget setengah mati.
"Apa!! itu tidak mungkin!!" pekik kedua orang tersebut yang sangat kaget mendengar kenyataan itu.
"Apa yang kamu katakan itu benar adanya enggak Giselle? Apa jangan-jangan kamu hanya ngaku kalau Pak Arsene itu adalah kakakmu atau hanya kamu sendiri yang menganggap dia itu saudaramu," cerca Mika yang sangat penasaran dengan perkataannya Giselle tersebut.
"Nama Pak dosen Arsene Antonio Leonard sedangkan namaku Giselle Cindy Claudia Leonard, apa ada nama fam belakang seseorang yang sama persis?" Ketusnya Gisel yang melihat temannya itu meragukan perkataannya.
"Kamu pasti hanya bercanda kan Sel, ayok ngaku kalau cuma mempermainkan kami," paksanya Mika.
Gisele menatap jengah ke arah Mika Tambayong yang sama sekali tidak ingin mempercayai perkataannya sedikit pun.
"Baiklah saya akan perlihatkan foto kami berdua sewaktu kami kecil hingga tahun ini, apa kalian tidak bisa melihat wajah kami mirip begitu," gerutunya Giselle sambil membuka layar hpnya lalu memperlihatkan beberapa foto yang memperlihatkan kedekatan keduanya dan juga kedua orang tuanya itu.
Sedang Via sama sekali tidak peduli dengan perdebatan kecil ketiga sahabatnya itu. Dia hanya kembali teringat dengan sahabat kecilnya itu. Anak laki-laki yang selalu menjaga dan melindunginya ketika dia duduk di bangku taman kanak-kanak sebelum insiden penyerangan yang dilakukan oleh seseorang pada keluarganya yang mengakibatkan hingga detik ini keberadaan papi dan maminya tidak diketahui.
"Abang Lila merindukan kamu, kapan kita bisa bertemu kembali dan bercanda seperti ketika kita masih kecil," batinnya Via Oktarani Edward nama samaran yang diberikan oleh Edward pria yang berhati besar telah menyelamatkan nyawanya bersama adiknya Lionel Richie Ford yang diganti namanya menjadi Ricky Mark Edward demi keselamatan mereka berdua.
Sedang Arsene segera mengemudikan mobilnya menuju perusahaan papanya itu. Dia ingin mengetahui dengan pasti apa dugaannya itu salah atau benar adanya jika Via adalah kekasih masa kecilnya yang dulu ia janjikan jika mereka besar dan dewasa nanti akan datang melamar Lila menjadikan Lila istrinya itu.
"Papa pasti tahu dan bisa membantuku untuk mengetahui semua kecurigaan ku ini," gumam Arsene.
Flash Back On…
Hari itu, diadakan acara syukuran kecil-kecilan menyambut kelahiran adiknya Lila Oktavia Pricilla. Semua tamu undangan sudah datang termasuk semua asisten pribadinya dan juga anak buahnya Wils Ford Cooperation Tbk.
Lila yang memang sedari dulu lebih sering menyepi dan menyendiri dan malas bergaul dengan anak-anak dari relasi bisnis papinya William Chandra Herry Ford memilih untuk bermain di taman belakang rumahnya.
Lila kecil duduk di ayunan dengan tatapan matanya tertuju pada seekor kupu-kupu yang kebetulan hinggap di atas dahan salah satu tangkai bunga mawar merah. Lila turun dari ayunan kemudian berjalan ke arah taman tersebut.
"Kupu-kupunya sangat indah dan cantik banget," pujinya Lila yang ingin menangkap kupu-kupu itu tapi karena tidak hati-hati tangannya tertusuk duri mawar.
"Auhh sakit!!" Teriaknya Lila yang mengeluh kesakitan karena jarinya sudah berdarah.
Seorang berlari kencang ke arahnya Lila tanpa peduli dengan tatapan dari beberapa orang yang melihatnya. Anak itu langsung meraih jarinya Lila lalu menghisap darahnya agar segera berhenti mengeluarkan darah segar.
Lila terkejut dengan tindakan anak kecil itu yang sama sekali tidak diketahui siapa dan baru dikenalnya. Lila segera menarik tangannya agar anak itu berhenti melakukan aksi nekatnya.
"Stop! Berhenti aku tidak apa-apa kok," cegahnya Lila.
Anak itu menatap tajam ke Lila," kamu cukup diam saja aku akan membantu kamu mengobati lukamu itu jadi cukup bertindak seperti gadis cantik yang imut dan manis yang menurut dengan perintahku," larangnya anak itu.
Sejak kejadian itu hubungan kedua anak itu semakin dekat dan akrab. Hingga suatu hari, Arsene berbicara kepada Lila.
"Jika suatu hari nanti aku besar aku akan meminta sama papa agar melamar kamu untuk Abang, apa kamu setuju dengan lamaran Abang?" imbuhnya Arsene.
Arsene ketika itu sudah berumur tiga belas tahun sedangkan Lila baru berusia tujuh tahun usia yang sama sekali belum mengerti apa itu arti melamar dan menikah hanya menganggukkan kepalanya dan setuju dengan perkataan dari pria yang bagaikan penolongnya ketika itu. Pahlawan berkuda putih baginya Lila.
Arsene tersenyum melihat masa kecilnya itu. Dia berharap memiliki waktu dan kesempatan agar kembali dipertemukan kembali dengan perempuan gadis kecilnya pujaan hatinya itu.
"Saya harus segera bertemu dengan Papa karena aku yakin ada hubungannya Via dengan Lila, kalau papa tidak bisa aku yang akan bertindak sendiri untuk menyelidiki semua kebenaran itu," Lirihnya Arsene.
Via segera berpamitan dengan beberapa sahabatnya karena ada yang ingin dia selidiki setelah mendapatkan kabar dari salah satu orang yang beberapa bulan dia perintahkan untuk mencari data dari perusahaan Papanya sendiri.
"Tunggu aku akan segera datang, aku baru selesai kelas soalnya," balasnya Via ketika sambungan teleponnya terhubung dengan anak buah kepercayaan ayahnya Edward Liem.
Via mengemudikan motornya dengan kecepatan yang cukup tinggi ke salah satu cafe yang terdekat dari kampusnya. Tetapi, sebelumnya, Via singgah ke salah satu toilet umum untuk mengganti pakaiannya dan memakai rambut palsu sebagai penyamaran agar rahasianya terjamin dan tidak ada yang curiga dengan tindakan dan langkah yang akan dia ambil kedepannya.
Setelah dari kafe mengambil beberapa bukti keterlibatan seseorang atas meninggalnya kedua orang tuanya itu. Walaupun belum ada catatan dan informasi resmi dari pihak kepolisian dan keluarga besarnya, tapi Lila yakin jika ada yang sengaja membunuh kedua orang tuanya. Lila berharap jika kedua orang tuanya masih hidup hingga detik ini.
"Ya Tuhan, selamatkan lah papi dan mami aku ingin bertemu dengan mereka dan berkumpul seperti dulu lagi," cicitnya Via yang kembali harus meneteskan air mata kesedihannya atas kehilangan sosok papi dan maminya dalam kecelakaan yang disabotase dan disengaja oleh seseorang.
Arsene turun dari mobilnya tanpa memarkirkan mobilnya dengan baik. Ia hanya melempar kunci mobilnya ke tangan security yang sudah mengenalnya. Arsene berlari ke arah lift khusus petinggi perusahaan tapi, langkahnya terhenti ketika menabrak tubuh seseorang yang kebetulan berjalan berlawanan arah dengannya.
"Tolong diparkirkan pak, aku buru-buru soalnya," terangnya Arsene seraya berjalan dengan langkah kakinya yang cukup lebar itu dengan raut wajahnya yang sangat serius.
"Baik Tuan Muda," balasnya Pak Dirwan lalu segera masuk kedalam mobil majikannya itu untuk segera menjalankan perintah dari Arsene.
Jangan lupa untuk memberikan dukungannya yah! mampir juga dinovel aku yang judulnya:
Majikan Ayah Dari Anakku
Rindu Bintang Kejora
Garis Tanganku
Makasih banyak all readers..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Amaira Singkil
cinta masa kecil
2023-01-22
0