Bab.6

Pinkan sangat terkejut setelah menyadari bahwa pria yang disangkanya maling adalah suaminya sendiri. Suami sekedar status titipan saja yang tidak mungkin bisa ia gapai walaupun, pria itu adalah papa biologis anaknya sendiri.

"Sayangnya kamu hanya istri palsu saja, kasihan juga gara-gara kehidupan putrinya dia harus menggantikan posisi seorang perempuan ambisius yang lebih mencintai kebebasan dari pada terikat dengan tali pernikahan," sudut bibirnya tersungging senyuman yang sangat tipis dan jarang sekali terlihat diwajahnya itu.

Candra segera mematikan layar laptopnya karena kedatangan Lampard kedalam ruangan kerjanya. Candra kembali ke mode diam dan dinginnya.

Candra mendorong tubuhnya Pinkan hingga punggung membentur dinding tembok. Pinkan mulai ketakutan dan gugup serta panik karena ketakutan jika, Chandra akan membalas untuk memukulnya juga.

"Ya Tuhan, apa yang sudah aku perbuat, mungkinkah Tuan Muda Candra akan membalas semua pukulanku?" Batinnya Pinkan yang sekujur tubuhnya sudah gemetaran ketakutan.

Chandra tersenyum penuh maksud ketika mengetahui apa yang terjadi pada istri palsunya itu. Dia semakin melancarkan aksi dan serangannya untuk terus menggoda Pinkan.

"Aku mau lihat sampai sejauh mana ia mampu menahan godaanku padanya," batin Chandra yang akan mengerjai Pinkan.

Chandra semakin memajukan wajahnya hingga deru nafas mereka saling bertabrakan satu dengan yang lainnya. Chandra yang awalnya hanya berniat untuk menggoda Pinkan ternyata terbawa arus suasana ketika melihat bibir merah alaminya Pinkan yang membuatnya terpesona dan hanyut dalam permainannya sendiri.

Chandra mulai memegang tengkuk lehernya Pinkan sedangkan tangannya yang satu menekan tubuhnya Pinkan sehingga Pingkan sama sekali tidak bisa bergerak walaupun sudah berusaha.

"Apa yang akan dilakukan oleh Tuan Chandra? Jika aku melawan ataupun menolak pasti penyamaran ku akan ketahuan tapi, jika aku tidak mencegahnya mungkin saja peristiwa kejadian enam tahun lalu akan terulang kembali lagi," Pinkan membatin dalam ketidakberdayaannya itu.

Pinkan ingin berbicara tapi, seketika itu juga lidahnya keluh dan tidak mampu berucap sepatah katapun saking terpesonanya dalam tatapan matanya yang tajam bak elang itu.

"Kenapa perasaanku seolah kembali ke masa aku mabuk berat dan aku terjatuh kedalam pelukan seorang wanita yang hingga detik ini belum aku temukan keberadaannya,"

Chandra mulai mee luu maat bibirnya Pinkan sedangkan Pinkan yang seolah terhipnotis hanya terdiam dan seakan-akan menyambut hangat dan baik ciumannya Chandra. Mereka saling berpangutan satu sama lainnya.

Awalnya Pinkan sedikit kaku, tapi karena Chandra mencium bibirnya Pinkan dengan penuh kelembutan dan kasih sayang sehingga Pinkan mampu cepat untuk beradaptasi dan belajar dengan keadaan yang ada. Malam itu menjadi saksi kedekatan mereka.

Chandra segera menghentikan kegiatannya ketika pasokan udara dalam rongga hidung hingga ke paru-parunya berkurang. Chandra segera menggendong tubuhnya Pinkan ala bridal style.

Sedangkan Pinkan tidak mampu berucap sepatah katapun hanya terdiam meresapi setiap sentuhan dan perlakuan dari Chandra suami palsunya itu. Chandra terus menggendong tubuhnya Pinkan hingga ke dalam ruangan pribadinya. Pinkan hanya mengalungkan kedua tangannya ke lehernya Chandra.

"Istriku bersiaplah karena malam ini aku akan menuntut hakku padamu," ucapnya Chandra yang penuh dengan nada sensual yang mampu menggetarkan hatinya Pinkan yang sama sekali tidak pernah tersentuh oleh pria manapun.

Tanpa disadarinya Pinkan hanya menganggukkan kepalanya dan melupakan jika apa yang dilakukannya seharusnya tidak boleh terjadi karena pria yang ada di depannya adalah suami wanita yang sudah bekerjasama dengannya.

Sentuhan lembut yang dilakukan oleh Chandra di atas permukaan kulitnya Pinkan membuatnya tak berdaya. Ia hanya mampu mengeluarkan suara manja sering dia tahan karena merasa malu jika terlalu mengeraskan volume suaranya itu.

"Tidak usah dipendam dan ditahan karena aku sangat menyukai gayamu dan suaramu itu Istriku,"

Chandra dejavu ketika melihat bentuk tubuhnya Pinkan yang sama sekali tidak terlindungi oleh selembar benangpun.

"Kenapa perasaan ini seperti aku pernah mengalaminya dengannya padahal hari ini adalah yang pertama kali melakukannya," gumaman Chandra.

Malam itu menjadi saksi penyatuan dua insan yang sama-sama tidak ada hubungan apapun yang mengikat keduanya. Tapi, mereka seperti sedang dimabuk cinta. Chandra sangat menikmati kenyamanan yang tercipta dari perlakuan Pinkan sedangkan Pinkan terbuai dalam kelembutan dan sentuhan yang mampu membuatnya berteriak kecil dengan menggigit kecil bibirnya.

Bukannya sekal, tapi berulang kali mereka lakukan hingga mereka sama-sama terjatuh dalam rasa lelah untuk mendera. Tapi, kebahagiaan membuncah di dadanya masing-masing.

"Saya sangat mencintaimu Pinkan," racau Chandra ketika mencapai puncak ke nikk ma taan yang tiada terkira.

Pinkan terkejut ketika mendengar ucapannya Chandra yang menyebut nama aslinya bukan nama istrinya Natalie Margaretha.

"Ini tidak mungkin, kenapa Tuan Muda mengetahui nama asliku, apa tadi tanpa sengaja aku menyebut nama asliku sendiri?" Lirihnya Pinkan yang kebingungan dengan keadaan yang ada.

Chandra sudah terlelap dalam tidurnya sedangkan Pinkan setelah membersihkan seluruh tubuhnya,dia terduduk di atas ranjang dengan memikirkan semua yang sudah terjadi dalam hidupnya.

"Kenapa pria ini sangat mendominasi sehingga aku sama sekali tidak mampu berkutik untuk menolak dan melawan keinginannya untuk mee niiik maa tii tubuhku ini," Pinkan menggenggam kepalan tangannya dengan kuat

Pinkan sangat menyesali perbuatan dan keputusannya itu. Karena apa yang dilakukannya bersama dengan tuannya seharusnya tidak boleh terjadi.

"Jika aku hamil gimana, aku tidak mungkin menuntut Tuan Chandra untuk bertanggung jawab padahal kami saling menginginkannya bukan karena paksaan, tapi apa aku boleh egois untuk kali ini karena mengingat dia pria yang telah merenggut mahkotaku dulu sehingga kami memiliki seorang putri yang sangat cantik," lirih Pinkan.

William Chandra Herry Ford diam-diam memperhatikan apa yang dilakukan oleh Pinkan, perempuan yang kembali dua kali melalui malam panasnya.

"Kamu adalah wanitaku yang sesungguhnya, aku tidak akan membiarkan kamu lepas dari dalam genggamanku walaupun kamu bukanlah istri sahku tapi, kamu dan putriku akan bahagia dan selalu dalam pengawasanku," William membatin.

Wiliam segera mengetik dengan cepat beberapa kata yang mengungkapkan perasaannya kepada perempuan yang sangat ia cintai. Hidup ini tak akan indah

Tanpa kau ada di hati

Ceria ini tak kan ada

Tanpa kau ada di sisi

Kekasihku, kau bunga mimpiku

Tiada yang lain hanya dirimu

Yang kusayang dan selalu kukenang

'Kan selalu bersama dalam suka dan duka

Dirimu satu yang kumau

takkan lagi ada selain dirimu

Cinta suci hanyalah untukmu

Dengarlah kasih, kaulah dambaanku

Walau kan datang badai menghadang

Kita kan selalu bersama

Tetap satu dalam cinta

Tiada yang mampu merubah

Wajah manis yang lembut dan ayu

Bagaikan untaian mutiara

Takkan kulepas hingga akhir masa

Kan selalu bersama dalam suka dan duka.

Diam-diam William mengirimkan chat kepada Pinkan dengan begitu penuh keromantisan.

Jangan lupa untuk memberikan dukungannya yah! mampir juga dinovel aku yang judulnya:

Majikan Ayah Dari Anakku

Rindu Bintang Kejora

Garis Tanganku

Makasih banyak all readers..

Terpopuler

Comments

Andara bia

Andara bia

Pinkan minta tanggung jawab saja

2023-01-23

0

Winda Ergi

Winda Ergi

william cintai pinkan

2023-01-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!