Part 19

Keisha mendesah panjang. Ia berusaha untuk menghilangkan kantung matanya yang begitu terlihat sangat jelas. Sudah pasti orang tuanya dapat menabrak Jika ia tadi malam telah menangis. Keisha tak ingin orang tuanya tahu dengan kondisinya yang sama sekali tidak baik-baik saja.

Wanita tersebut mendengus dan berpikir jika untuk membiarkannya saja. Mereka juga pasti tidak akan peduli dengan dirinya. Keisha pun keluar dari dalam kamar dan menuju ke arah dapur. Ia harus makan terlebih dahulu. Jika tidak begitu nanti orang tuanya menganggap Jika ia tidak menyukai mereka.

Jika sudah begitu nanti urusannya akan ribet sendiri. Dan di meja makan, Keisha sudah melihat sang adik yang dari tadi sudah berada di tempat itu. Sebentar lagi mereka akan pergi, dan Keisha berpikir jika ia harus menunda ke meja makan sampai adiknya pergi.

Keisha sangat membenci adiknya, bukan membenci dalam artian yang benar-benar benci. Tapi anak itu memang suka manipulatif dan alhasil dirinya lah yang selalu dimarahi oleh sang ibu.

Mungkin itulah sifat sang adik yang sangat menyebalkan dan selalu ingin menang dari kakaknya. Keisha juga tak mengerti dengan sifat adiknya yang jauh berbeda itu.

"Keisha kenapa dari tadi kamu hanya melihat dari sana?" tanya sang ayah sambil memandang ke arahnya.

Keisha pun tak bisa menginap lagi karena keberadaannya sudah diketahui oleh sang ayah. Mau tidak mau Keisha pun pergi ke meja makan. Ia ikut bergabung dengan mereka semua. Tatapan Keisha tentunya takkan pernah lepas dari sang adik yang sangat menyebalkan.

"Kenapa kakak selalu memandangku? Apakah kau tidak suka denganku kakak." Lihatlah anak itu mulai lagi ingin berdramatis. Keisha sudah sangat muak kepadanya.

"Rosa. Aku hanya memandangmu, apakah tidak boleh, hah?" tanya Keisha penuh amarah.

Sang Ibu langsung memukul meja ketika sang anak ingin berkelahi. Jika seperti ini Keisha sudah tahu siapa yang akan disalahkan. Padahal Rosa lah yang pertama kali memancing dirinya.

"Kalian berdua bisa diam tidak? Kupingku sangat panas mendengar pertengkaran kalian setiap hari. Kamu juga Keisha, seharusnya kamu menjadi kakak yang lebih besar kamu bisa mengalah dari adikmu,"marah sang Ibu lalu memandang ke arah Keisha dengan tatapan yang sangat tajam.

Keisha pun menarik nafas panjang lalu memutar bola matanya. Hal itu rupanya tak luput dari amatan sang ibu sehingga membuatnya sangat marah.

"Dasar anak durhaka Kamu ya! Dinasehati malah melawan! Kamu itu anak siapa dan keluar dari mana? Seharusnya kamu sadar bukan kayak gini," ucap Ibunya dan langsung berdiri dari tempat duduknya.

Keisha terpekik dan menutup wajahnya. Ia tak menyangka jika sang ibu akan semarah ini. Keisha pun meninggalkan ruang makan sehingga harus dipanggil beberapa kali oleh ayahnya.

Keisha yang sudah terlanjur sakit hati sama sekali tak mau menoleh ke belakang b lagi pula di dadanya sudah tertikam ribuan pisau yang tak mudah untuk diobati. Keisha memandang ke arah sepedanya yang belum juga diperbaiki oleh sang ibu. Keisha menghilang nafas panjang lalu membuka pintu rumah dan membantingnya sehingga satu rumah mendengar.

"Dasar anak itu, anak bandel." Rossa sendiri yang tadi mencari keributan hanya menatap ke arah ibu dengan tubuh bergetar.

Keisha di luar sana tak tahu harus ikut dengan siapa karena ia tak mendapatkan tumpangan sama sekali. Ia pun memutuskan untuk berjalan kaki saja.

________

TBC

JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN SETELAH MEMBACA. TERIMA KASIH SEMUANYA YANG SUDAH MEMBACA.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!