Part 4

Seperti biasa Julian and the gang pasti akan mengumpul di kantin ketika orang sedang belajar di dalam kelas. Bahkan ia sama sekali tak peduli dengan intruksi guru yang beberapa kali sudah mengingatkannya untuk masuk ke dalam kelas.

Tapi beberapa guru merasa cukup bahagia dengan keputusan Julian tersebut. Menurutnya jika Julian masuk ke dalam kelas hanya membuat ribut saja dan tak akan pernah mengikuti pelajaran dengan benar.

Di kantin, Julian selalu saja menyesap rokok dan juga kadang membawa alkohol. Tapi untuk hari ini mereka tidak membawa alkohol dan hanya membawa rokok saja. Pihak kampung sudah melarang agar pilihan tak melakukan hal tersebut di kantinnya.

Tapi siapa yang berani untuk melarang Julian? Pria itu tak pernah patuh dengan peraturan karena menurutnya peraturan dibuat untuk dilanggar.

"Bro bagi-bagi ngapa, lu doang yang pakai rokok. Yang lain juga mau kali," ucap Fano kepada Bintang yang ada di sampingnya.

Dari tadi rokok pemberian dari Julian hanya dinikmati oleh Bintang. Sementara itu Fano dan juga Raymond juga ingin menikmati rokok tersebut.

Melihat teman-temannya yang saling bertengkar membuat Julian sedikit muak. Ia pun mengeluarkan beberapa kotak rokok lagi dari saku celananya dan dilemparkan di atas meja teman-temannya.

Teman-temannya yang melihat hal tersebut pun tersenyum bahagia dan berebut kotak rokok tersebut. Mereka berteriak dan mengacungkan kotak rokok tersebut dan saling mengejek satu sama lain.

Kantin yang semulanya sangat sepi karena tak ada satupun siswa yang datang ke kantin di jam pelajaran seketika menjadi ramai karena ulah mereka.

"Hei anak muda! Jangan terlalu ribut di kantinku," ucap sang ibu kantin yang sudah tua renta.

Raymond yang tak suka mendengar suara sang ibu kantin pun membentaknya balik sehingga sang ibu kantin itu terdiam. Iya tak berani melawan Raymond karena telah diintimasi oleh Julian yang mana artinya ia dalam keadaan tak baik-baik saja.

"Maaf den," ucap sang ibu kantin dengan sangat cepat dan lekas kembali pada kegiatannya semula.

"Itu ibu kantin berisik banget sih. Bisa nggak mulutnya itu nggak usah nyerocos banyak aja komennya," ucap Raymond yang sedikit kesal.

Bintang hanya menarik nafas panjang lalu meminta pemetik kepada Julian. Julian yang tahu Bintang menginginkan hal apa lantas melemparkan pemantik yang ada di dalam saku bajunya ke arah Bintang.

Bintang dengan sangat lugas menyambut pemetik tersebut. "Makasih Bro."

"Hem," tanggap Julian dengan sangat cuek.

Laki-laki tersebut hanya fokus dengan ponselnya dan membiarkan teman-temannya yang lain saling menggibah. Jika kalian pikir cowok tidak bisa menghibah maka lihatlah geng Julian tersebut, tidak ada bedanya dengan perkumpulan para wanita.

"Sumpah anjir cewek yang kemarin gue liat tuh cantik banget. Lo pasti juga naksir kalau ngelihat tuh cewek." Fano dengan sangat semangat menceritakan bagaimana kronologi ia bertemu dengan salah satu wanita yang begitu cantik di matanya.

Raymond dan juga Bintang  yang mendengar hal tersebut merasa jijik kepada temannya yang satu ini. Padahal hal-hal tersebut sudah biasa kenapa Fano seolah-olah tidak pernah melihat wanita saja.

"Lo alay banget sumpah." Raymond dengan sangat terang-terangan menyindir Fano. Itulah circle cowok yang mana mereka tidak pernah baperan dalam hal membuat jokes.

"Apaan sih anjir sumpah lu nggak jelas banget, lo nggak percaya sih dengan apa yang gue bilang tadi. Cewek cantik banget."

"Jangan sampai nanti pria playboy akhirnya di php-in," sindir Julian kepada Fano yang memang sangat Playboy dan tidak pernah seperti ini.

________

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!