Part 17

Pada saat jam pulang berbunyi, Keisha dan juga Mario berpisah di tempat parkir. Keisha telah menelpon sang ibu untuk menjemput dirinya, tapi sampai sekarang belum terlihat batang hidung sang ibu. Sehingga membuat Keisha sedikit kesal menunggu di parkiran. Untuk sepedanya pagi tadi Keisha telah menelpon pembantunya untuk membawa ke bengkel.

Sedangkan sampai sekarang jemputan belum juga datang. Keisha sudah hampir sangat karatan menunggu di tempat parkir. Apalagi hari ini cukup panas membuatnya ingin berteriak sekencang-kencangnya meluapkan emosi yang terus meledak di dalam dirinya.

Tidak mungkin ia mencari tumpangan, walaupun itu bisa saja tapi dengan siapa? Keisha pun mengedarkan matanya ke seluruh tempat parkir tersebut. Hanya tinggal beberapa mobil saja yang Keisha tahu siapa pemiliknya.

Siapa lagi jika bukan pemilik mobil itu adalah Julian dan juga teman-temannya. Keisha pun langsung membuang muka dan menunggu sang ibu yang juga tak kunjung datang.

Pada akhirnya Keisha pun merasa lelah. Wanita tersebut memandang ke depan dengan wajah yang sedikit marah. Tubuhnya tak bisa berdiam, dan selalu saja menunjukkan gestur yang tidak tenang.

Ia terkejut saat melihat Julian menghampiri dirinya bersama teman-temannya. Melihat hal tersebut lantas membuat Keisha ingin lari ke dalam sekolah.

"Mau ke mana lo Sha? Mending lu ikut sama sepupu lo ini aja. Lu nggak sadar apa kalau gue sepupu lo?" tanya Bintang kepada Keisha.

Keisha melirik Bintang dari bawah hingga ke atas. Ia pun mendengus keras seolah tak menyukai kehadiran Bintang. Ia tahu jika Bintang adalah sepupunya. Tapi sampai sekarang wanita tersebut tak pernah menganggap Bintang.

"Apaan sih Bintang? Gue nggak mau pulang sama lo. Gue nunggu mama aja di sini."

Bintang pun tampak sudah menyerah. Laki-laki tersebut menatap ke arah Keisha dengan pandangan tajam.

"Keisha, Bibi nggak akan datang. Orang Bibi chat gue kalau nyuruh lo ikut pulang sama gue aja." Kontan mata Keisha membulat dan langsung merampas ponsel yang ada di tangan Bintang.

Ia pun melihat chatan yang berasal dari ibunya tersebut. Keisha pun tampak sangat marah kepada ibunya. Ia menyerahkan ponsel Bintang kembali dan berniat ingin pergi mencari angkutan umum.

"Gak, makasih. Gue nggak akan mau ikut sama lo. Gue bisa cari angkutan umum sendiri. Mending kalian semua pulang."

Mendapatkan usiran dari Keisha membuat Julian kian tertarik kepada cewek tersebut. Ia pun menganggukkan kepalanya paham bagaimana dengan sifat Keisha yang sangat keras kepala dan juga bisa dikatakan sangat tangguh dengan pendiriannya.

"Lo udah disuruh pulang sama sepupu lo, tapi lo masih ngeles aja? Kalau gitu mending lu pulang sama gue lagi." Sepertinya Julian ingin bermain-main dengannya. Ia memasang tinjuan di depan wajah Julian.

"Sampai kapanpun gue nggak akan mau ikut sama lo," ucap Keisha dan lalu kemudian pergi.

Wanita tersebut ditahan oleh Bintang. Tentu saja bintang merasa jika ia telah diberikan amanah dan ia harus menjalankannya.

"Tapi bibi nyuruh pulang sama gue, mending lu masuk aja ke dalam mobil ribet amat Lo."

"Berisik lo Bintang."

Sementara itu Julian yang melihat pertengkaran antara dua sepupu tersebut pun langsung mendekati mereka dan menarik tangan Keisha dan membawanya masuk ke dalam mobilnya.

Keisha meronta-ronta tapi sayang untuk kali ini dimenangkan oleh Julian. Julian mengunci mobilnya dan lalu membawa mobil tersebut begitu saja. Bintang, tentu saja kalau kabut, ia lupa memberitahukan kepada Julian bahwa orang tuanya Keisha tak menoleransi seorang pria yang mengantarkan anaknya. Karena ia juga tahu jika orang tua Keisha sangat peduli dengan pendidikan Keisha. Mita tak ingin seorang pria dapat membuat anaknya tak fokus untuk belajar.

"Si Julian lupa gue kasih tau anjir, dia nggak tahu Bibi Mita itu galaknya kayak gimana."

"Tenang aja lah, lo nggak tau bos kita aja." Raymond pun menepuk pundak Bintang beberapa kali lalu masuk ke dalam mobilnya.

Sedangkan dari tadi Fano terlihat sangat tidak mood. Pria itu ditarik oleh Raymond untuk masuk ke dalam mobilnya.

"Baru kali ini seorang playboy galau. Mending lo masuk ke dalam mobil gue sekarang, daripada lo galauin Keisha yang udah diklaim milik Julian."

Tetap saja hal tersebut tak bisa membuat hati Fano tersenyum kembali. Laki-laki tersebut terlihat lemas dan terpaksa masuk ke dalam mobil Raymond.

"Lo kalau mau pulang sama gue jangan lelet. Lo gue tinggal di sini?"

"Hem."

Baru saja Fano ingin membuka pintu mobil milik Raymond tiba-tiba ia mendengar suara cempreng seseorang. Siapa lagi jika bukan Suci pemilik suara tersebut.

Bintang yang ingin pulang pun tak jadi karena mendengar suara Suci yang menghebohkan parkiran.

"Berisik banget sih itu anak, Kenapa lagi dengan dia?"

"Biasalah palingan juga cari Julian."

"Mana cowok gue?" tanya Suci dengan sangat marah.

"Cowok lo? Udah pulang duluan."

"Hah? Padahal gue tadi minta ditungguin di parkiran ini Kenapa dia malah pulang duluan woi? Bener-bener keterlaluan si Julian."

Suci tampak bad mood. Ia langsung marah besar dan marah-marahnya kepada Bintang. Bintang yang tak tahu apa-apa pun menjadi korban. Raymond dan juga Fano memanfaatkan tersebut moment tersebut untuk segera pulang dan tinggalah hanya Bintang yang menghadapi Suci.

"Kalau gitu lo yang anterin gue pulan."

"Apa?!!"

_______

TBC

JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN SETELAH MEMBACA. TERIMA KASIH SEMUANYA YANG SUDAH MEMBACA.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!