Sesampainya di dalam rumah, hanya hening yang menyambut kedatangan Julian. Pria itu menarik napas cukup panjang dan tahu jika hal inilah yang ia akan alami jika pulang ke rumah. Tak ada sama sekali yang menyambut kedatangan dirinya dan ia cukup sedih dengan hal tersebut.
Tapi, sebagai seorang pria sejati, Julian tak ingin menunjukkan kepada siapapun bahkan kepada gelapnya malah bawah ia tengah bersedih dan tak bisa melakukan apapun agar keluarganya harmonis seperti keluarganya pada umumnya.
Orang tuanya sama sekali tak ada datang untuk menyambut kepulangannya sekolah. Yang mereka tahu hanyalah memberikan uang tanpa tahu bagaimana hati anak tunggal mereka satu-satunya itu.
Julian menarik napas panjang dan masuk ke ruangan makan. Di sana sudah ada tersaji beberapa makanan di atas meja yang sangat mewah dan beragaya khas Eropa. Tapi semahal-mahalnya meja makan tersebut tak akan ada artinya dengan sebuah kebersamaan.
Itulah yang sampai sekarang belum pernah Julian rasakan. Dia ingin merasakan walaupun hanya sebentar. Tapi sepertinya tidak ada harapan karena orang tuanya sama sekali tak peduli kepada dirinya. Mereka hanya pulang beberapa kali dalam seminggu. Selain itu jika pun mereka telah berkumpul, tapi tetap saja tak ada keharmonisan diantara keluarganya tersebut.
Ketika berada di atas meja makan mereka semuanya malah diam. Sang Ibu dan Ayah mengatakan jika itu adalah etika dalam makan. Walaupun itu merupakan hal yang sangat baik tapi Julian menginginkan jika adanya candaan di atas meja makan.
Ia hanya bisa memakan sesuai nasi itu dengan perasaan yang tak bergairah sama sekali. Pria itu memejamkan matanya dan membayangkan jika di depannya ada keluarganya yang juga ikut makan dan mereka tengah bercengkrama membahas hal yang sangat konyol.
Dengan seperti itu mampu mengukir senyum Julian yang semula sudah terpendam. Hal tersebut benar-benar membuat dirinya bahagia walaupun itu adalah sebuah ilusi semata dan ketika ia membuka mata semua yang ia bayangkan sudah tak ada dan ia baru sadar jika hal tersebut adalah perasaan yang semu.
Julian merasa sedih tapi ia sembunyikan agar para maid yang menjaganya di sini tak tahu jika ia dalam keadaan sedang bersedih. Karena semua orang tahu jika Julian adalah orang yang sangat kuat, dan oleh karena itu Julian malu jika dirinya ketahuan menangis.
Ia pun makan dengan sangat lahap walaupun sebenarnya tak ada rasa sama sekali di lidahnya saat menyantap makanan tersebut. Setelah selesai seperti biasa ia akan meninggalkan ruang makan itu dan lalu masuk ke dalam kamarnya.
Di dalam kamar Ia hanya berdiam diri saja. Pria tersebut mengganti pakaiannya yang lebih casual. Lalu kemudian ia pergi ke tempat PS dan akan bermain game sampai lupa waktu.
Terkadang segala umpatan akan keluar dari mulutnya. Tak peduli jika para maid yang mendengarnya akan melaporkan kepada ayah ataupun ibunya.
Merasa bosan dengan kegiatan yang hanya itu-itu saja, lantas Julian menghempaskan stik ps-nya begitu saja. Lalu kemudian pria itu mencari ponselnya. Ia kan berenang di lautan sosial media. Saat menggulir layar ponsel, Julian tak sengaja melihat akun sosial media Instagram milik Keisha. Karena merasa penasaran dengan wanita tersebut, Julian pun membuka sosial media wanita itu.
Seperti apa kecantikan yang dimiliki oleh orang yang telah berani menentang dirinya.
Melihat foto milik Keisha membuat senyum Julian tak sadar terukir. Laki-laki tersebut juga tak sadar jika ia telah menyukai foto milik Keisha.
___________
TBC
JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN SETELAH MEMBACA. TERIMA KASIH SEMUANYA YANG SUDAH MEMBACA.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments