Julian menatap bosan ke arah orang-orang yang hanya berani mengatainya di belakang saja. Sementara secara depan-depanan sangat cupu. Ketahuan jika orang tersebut cukup munafik dan tak pantas untuk dijadikan teman.
"Lo semua cupu anj..irt! Berani nagatain orang di belakang. Coba lo ngatain gue di depan gue? Berani gak lo?" tantang Julian kepada semua haters nya yang tertangkap basah tengah membicarakan dirinya di belakang Justin.
Semua orang yang berada di dalam ruangan itu terkejut dan mencoba satu persatu dari mereka untuk keluar. Tapi tetap saja gak tersebut tak berhasil karena Julian dan bersama gengnya yang lain telah menghalangi jalan Julian.
Semua orang yang ada di sana seketika tutup mulut dan takut disalahkan oleh Julian. Karena semuanya juga tahu jika Julian adalah orang yang berkuasa dan memiliki banyak uang tak seperti mereka.
Tiba-tiba muncul salah seorang laki-laki berkacamata yang berani menantang Julian.
"Wajah ganteng lo itu gak sebanding dengan sifat lo. Mau kali dengan wajah lo tapi kelakuan lo kaya gitu. Mentang-mentang orang tua lo kaya. Lo tau nanti bagaimana rasanya ketika lo susah nanti. Karena gak selamanya lo kaya." Tapi sangat disayangkan saat ia menentang Julian tapi tubuhnya bergetar dan itu tak luput dari pandangan Julian.
Julian mendecih dan meludah di depan cowok culun tersebut. Ia menatap ke belakang dan meminta pendapat dari semua temannya.
Mereka semua sepakat menertawakan pria culun tadi yang telah berani menentang Julian. Mereka semua pun mengeluarkan kata-kata mutiara mereka.
"Woy anjirt! Gimana nih? Berani banget nih anak cuy. Gak tau siapa Julian kali yah. Mulutnya aja bisa dibeli sama Julian. Dan dia sok berani banget mau ngealwan Julian. Mungkin mau dikasih pelajaran dulu baru dia bisa diam dan tahu siapa Julian yang sebenernya dan tak seperti yang dia pikirkan."
Semua orang yang ada di sana tertawa dan melemparkan gula karet yang ada di mulut mereka ke arah pria culun tadi.
Lalu Julian keluar dari ruangan tersebut dan tidak lupa untuk menyeret pria culun tersebut ke ruangan sepi lebih tepatnya di toilet.
Si pria culun diam dan tak bisa berkutik saat ia diseret dan bahkan sampai dilecehkan dan dibully habis-habisan. Tak ada yang berani melawan Julian.
Kemudian dengan penuh tak berperasaan Julian melemparkan tubuh pria itu ke dalam toilet dan lalu kemudian mengunci toilet tersebut.
Saatnya ia membully pria tadi. Satu ember air ditumpahkan ke arah pria tersebut. Lalu juga mendapatkan beberapa kali tinjuan dari Justin dan yang lainnya.
Mereka semua menertawakan si cowok cupu. Bahkan kacamata minus yang ia gunakan diambil lalu dibuang dan dihancurkan.
"Jangan! Tolong! Aku tidak akan bisa melihat!" teriaknya dan memohon ampun.
"Emang gue peduli hah cupu? Sama sekali gue gak peduli dengan nasib lo itu. Mampus!" teriak mereka semua dan lalu meninggalkan si cowok cupu sendirian di dalam toet tersebut dengan tubuh yang basah kuyup dan juga ia dikunci di dalam toilet hingga tak bisa melakukan apapun.
"Tolong!!"
Ia meraba sekitar dan kemudian mencari kacamatanya yang sudah dihancurkan. Ia hanya bisa meratapi nasibnya yang tak akan ada yang bisa menolong dirinya.
Laki-laki tersebut pun menarik napas panjang dan kemudian hanya bisa menangis sambil meraba ke sekitar yang mana ruangan tersebut telah terkunci.
__________
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments