Tari, Una berserta Mbak Ijah memasuki area lantai dua di mall A yang cukup besar di kota Medan. Sebenarnya, Tari sudah mengajak serta Pak Jaka untuk masuk, namun supir keluarga Batara itu menolak dengan alasan menunggu saja di warung makan sekitaran mall.
Merasa tak enak, Tari memberi empat lembar uang berwarna biru ke pada Pak Jaka. Walau awalnya sempat menolak, namun karna paksaan Tari, akhirnya Pak Jaka menerima uang tersebut.
Jangan ditanya Tari memiliki uang dari mana. Tentu saja dari Tama, suaminya. Walau galak begitu Tama tetap memberikannya uang bulanan untuk keperluan dirinya sendiri.
"Ma, ayo kita ke tempat pelmainan." Seru Una yang sudah tidak sabar, karna sedari awal Tari mengatakan akan pergi ke time zone, pikiran bocah itu langsung melanglang buana pada aneka ragam permainan.
"Una sayang, ini udah jam makan siang. Kita makan dulu ya, nanti kalau perutnya udah diisi--Una boleh main permainan yang buanyaakk. Yakan Mbak?" Bujuk Tari dengan membawa dukungan dari Mbak Ijah.
"E-eh, iya bener Una."
Meski sudah dibujuk, namun nampaknya bocah gembil nan cantik itu masih menimbang-nimbang perkataan Mamanya, gaya Una sudah persis seperti orang dewasa yang sedang mengambil keputusan berat.
Tari tidak kehabisan akal, dirinya mengeluarkan benda tipis dari dompetnya dengan gaya pesulap.
"Abracadabra ... lihat Una! Mama mendapat kartu ajaib ini dari kakek sihir."
"Kaltu ajaib?" tanya Una mulai tertarik.
Mbak Ijah terkikik geli melihat trik yang digunakan istri majikannya.
"Ya, ini adalah kartu ajaib. Dengan kartu ini, Una bisa makan, belanja, dan main game apa pun yang Una mau." Tari meliuk-liukkan jari jemari yang mengapit kartu ajaib.
"Ayo main Ma. Kan ada kaltu ajaib."
"Hoho, kartu ajaibnya hanya bisa bekerja kalau perut penggunanya sudah kenyang. Jadi Una harus makan dulu, gimana?"
Anak itu akhirnya mengangguk juga. Tari memutuskan untuk makan di salah satu makanan cepat saji, fried chiken yang berada di mall.
Una berjalan di tengah-tengah Tari dan Mbak Ijah. Kedua tangan mungil namun gembil itu berada di dalam genggaman Sang Mama dan Mbak Ijah.
Hati Tari merasa senang, karna cara yang digunakannya untuk membuat Una mau makan siang berhasil.
'Untung saja ada kartu debit dari Pak Tama, eh... ditambah keinget mukak suamiku yang ketekuk mulu. Jadi dapat ide deh. Huahahaha.' Tari tertawa di dalam hatinya.
"Mbak Ijah sama Una duduk aja duluan, Biar Mama Tari yang pesan makanannya. Mbak mau pesan apa?"
"Samain aja sama Tari."
"Oke Mbak. Kalau Una mau makan apa?"
"Una mau ayam goleng," sahut Una, kala melihat ada banyak gambar fried chicken di layar menu.
Setelah mengetahui apa yang ingin ia pesan, Tari segera menuju meja kasir untuk memesan beberapa paket menu.
"Crazy superstar 3 nya satu, yakiniku satu,french fries dua, sama mango float nya satu ya, Mas."
Tari menunggu pesanannya, namun tiba-tiba sebuah suara yang cukup familiar terdengar di telinganya.
"Kamu yang waktu itu di Bali kan?" tanya pria berjas hitam pada Tari.
'Omg!!! Dia kan ....'
"Maaf, siapa ya? Mungkin anda salah orang." Tari berpura-pura tak mengenal sosok pria di sampingnya.
"Saya yang di elevator, yang kamu tab-- eh maksud saya, saya yang tidak sengaja menabrak kamu. apa kamu ingat?"
"Wah, mungkin itu kembaran saya. Permisi, pesanan saya sudah siap." Tari segera mengambil nampan berisi pesanannya.
Dag!!! Dig!!! Dug!!!
Jantung Tari berdebar kencang. Bukan jatuh cinta, tapi takut. Dipikiran Tari, pria tadi adalah salah satu sindikat penculik berkedok penampilan kece badai.
'Tenang Tari, di sini ramai okey. Jadi aman.' Tari mengucapkan mantra penenang hati ala dirinya.
'Itu penculik ganteng kok bisa ada di sini?'
Pria tampan dengan jas hitam itu menatap langkah Tari yang berjalan menuju ke meja yang berisi satu orang anak berusia lima tahun, serta satu orang wanita berusia sekitar tiga puluh tahunan.
"Kembaran? Apa dia orang yang beda? Tapi pancaran matanya sama. Apa dia mencoba menghindar dariku? Tapi kenapa?" Pria itu menyeringai kecil, dia sadar bahwa gadis yang ada di elevator adalah orang yang sama dengan gadis yang sedang makan di sini.
"Sangat menarik. Fine, i will get you!"
`
`
`
Nah ini cogan sapa ya?
btw, sih Tama di katain kakek sihir gak tuh😂. Eh, emangnya ada ya kakek sihir? Bukannya nenek-nenek ya Tar?
Tari : Suka-suka gue lah thor.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Katherina Ajawaila
Semoga Tama nyusul dengan kegondokkkannya biar liat ada calon pe binor. 🤫
2025-03-19
0
Ristiana Wang
calon pebinor nih🤣🤣
2024-05-14
0
Hasbi Asidiqi
udAh ada saingan nya nich pak dosen......
2023-07-21
0