Tari terbangun dari tidurnya, ia melihat ke samping. Sisi itu tampak kosong.
"Kemana pak Tama pergi?" tanya Tari pada dirinya sendiri.
Tari mencari suaminya di dalam kamar mandi. Namun, di tempat itu pun tidak ada. Ia mencari keseluruh sudut ruangan, dan hasilnya pun tetap sama.
"Suami gak ada akhlak! Aku sumpahi klepek-klepek sama aku!"
Tari yang tak kunjung menemukan keberadaan suaminya, memutuskan untuk mandi karna ia akan berkeliling untuk mencari oleh-oleh.
Kini Tari sudah rapi, dress sabrina di atas lutut berwarna soft pink melekat sempurna di tubuhnya yang pendek nan ramping, namun Tari memiliki pipi yang chubby di samping bentuk tubuhnya yang kurus itu.
"Tas udah, handphone udah, emm ... apa lagi ya? Kayaknya udah lengkap deh. Waktunya berangkat!!!" teriak Tari dengan semangat yang membara, karena hari ini dia akan berbelanja untuk anak sambung, ayah, serta dua sahabatnya.
Tari keluar dari hotel tempatnya menginap. Saat dirinya memasuki elevator, ia tidak sengaja menabrak seseorang.
Bruk!
"Aduh, keningku!" Tari mengusap dahinya yang terasa sakit. "Kalau jalan itu lihat-lihat dong! Gimana sih, lihat nih! Jidat aku terzolimi," protes Tari tanpa melihat siapa orang yang dia tabrak.
"Maaf ya, saya tidak sengaja," ucap seorang pria berjas hitam.
Tari mendongak, melihat orang di depannya. "Eh, i-iya gak papa." Tari terkesima melihat ketampanan pria di hadapannya.
'Ganteng, tinggi, gayanya keren kayak CEO di novel-novel yang aku baca. Aish ... inget Tari, kamu udah punya Pak Tama yang gak kalah ganteng. Ya ... walau pun yang ini nampak lebih muda.' ucap tari dalam hati.
"Kamu mau ke lantai berapa?" tanya pria di depannya.
"Saya mau ke lantai satu ... emm Om, eh Pak."
"Hahaha ... apa saya kelihatan setua itu?"
Tari menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Sedikit ...."
Pria yang kini berada di samping Tari itu tampak tersenyum mendengar jawaban yang Tari berikan.
"Saya masih 28 tahun. Sepertinya dipanggil Kakak masih pantas?"
Ting ....
"Eh udah sampai, kalau gitu saya duluan ya, Kak." Tari buru-buru keluar dari elevator itu tanpa menoleh ke belakang.
"Huh selamat ... selamat." Tari mengusap dadanya yang terasa sesak karna berjalan dengan tergesah-gesah.
"Selamat dari apa?"
Tari membalik badannya, "Eh buset!!!" teriak Tari karna terkejut.
Dan sedetik kemudian, Tari langsung lari dengan sekencang mungkin. Beruntung dia menggunakan flat shoes, jadi tidak menyulitkannya saat ini untuk berlari.
Sementara itu, pria berjas hitam nan tampan itu tampak tersenyum, "Gadis yang menarik."
Dirasa sudah aman, Tari pun berhenti. "Hah ...hah, itu kak ganteng kok tadi ngikutin ya? Buat takut aja. Jangan-jangan dia mau culik aku ... terus jual organ tubuh ku. Hiiiii ngeri, untung aja aku langsung ngacir. Zaman sekarang penculik tampilannya keren-keren--harus waspada!" oceh Tari dengan napas ngos-ngosan karna habis berlari.
Tari berjalan di pinggiran pantai, raut wajah cemberut begitu tergambar jelas. Karna hati yang diliputi rasa kesal ia menendang-nendang pasir dengan kaki t e l a n j a n g karena sepatu yang tadinya Tari kenakan kini ia jinjing.
"Ih sial banget sih! Dompet pakek acara ketinggalan lagi. Mana haus ... mau balik, tapi takut ada Penculik ganteng, mungkin aja dia masih di situ kan. Pak Tama mana sih? Ada istri cantik, muda begini kok ditinggal. Apa gak takut aku digondol orang?" Tari mengoceh sendiri sepanjang jalan, sampai-sampai beberapa orang memperhatikannya.
Sadar akan dirinya yang mulai menjadi pusat perhatian orang-orang, Tari memutuskan untuk diam dan duduk di tepi pantai. Membiarkan deburan air menerpa kakinya.
"Hu ... Segarnya." Tari memejamkan mata, merasakan semilir angin dan air pantai yang begitu menenangkan.
Sejenak ia menikmati suasana tenang yang disajikan oleh alam. Namun, saat ingatannya kembali ke pada sang suami yang hari ini tak nampak batang hidungnya. Tari pun kembali mengoceh.
"Bakal masuk kecatatan sejarah ini. Seorang istri cantik dan imut ditelantarkan oleh suaminya saat sedang honey moon."
Karna pemandangan yang disuguhkan oleh alam begitu indah, Tari sampai tidak sadar bahwa hari mulai sore.
"Astaga!!! Udah pukul empat sore? Aduh gimana ini ... mau balik, tapi takut. Apa orang tadi masih ada di sana? Tadi dia juga berada di lantai yang sama. Apa jangan-jangan dia nginap di hotel itu juga?" Tari dilanda dilema yang tak kunjung selesai.
`
`
`
Udah Tari pulang aja sono. Gak usah takut, othor jamin yang tadi itu gak jahat. Paling cuman dikarungin aja hahaha ....
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Sarini Sadjam
ke pede an amat tari, jgn lebay2 ya thour jaim dikit boleh
2023-09-14
0
k⃟K⃠ B⃟ƈ ɳυɾ 👏🥀⃞༄𝑓𝑠𝑝⍟𝓜§
😂😂😂😂😂😂😂
yah ampun tari 🙈🙈🙈🙈🙈
2023-04-16
0
𝓐𝔂⃝❥Ŝŵȅȩtŷ⍲᱅Đĕℝëe
Nah kan sekarang bingung mau pulang ya kamu Tari 😂😂
2023-04-16
0