"Kan saya udah bilang, mungkin itu kembaran saya. Kenapa ngikutin saya sampai ke sini sih, Kak?!"
"Kak? Sudah kuduga kamu orang yang sama." Pria itu tersenyum kecil.
'Astogeyy! Nih mulut remnya blong'. Rutuk Tari.
Mbak Ijah kebingungan dengan apa yang terjadi, apa lagi disaat Tari menyebutkan kata kembaran. Karena setahunya, istri Pak Tama adalah anak satu-satunya.
"I-iya terus kenapa Kakak ngikut ke sini?" Tari menatap pria di hadapannya dengan penuh curiga.
"Tadi iseng aja masuk ke area ini. Eh malah ngelihat adikmu sama kamunya yang lagi disamperin salah satu pekerja."
Pria itu beralih menatap Una yang masih terpaku pada mesin capit. "Adik kecil, kamu mau boneka itu?"
"Una bukan adik kecil! Una itu kakak syantik." Protes bocah gembil.
"Hehehe, baiklah. Kakak syantik, Mau boneka yang mana?"
Bukannya menjawab pertanyaan pria tampan berjas hitam. Una malah menoleh pada Mamanya. Tatapan anak itu seolah bertanya, bolehkah?
Tari menggeleng-gelengkan kepalanya. Dan gerakan itu tertangkap oleh sang pria. Membuat Tari menjadi kikuk.
"Em, Una dan Mbak. Kita balik aja yuk! Permisi Kak, kami--"
"Tunggu sebentar!" cegah pria itu, dirinya mulai menggesekkan kartu dan mulai menjalankan aksinya.
Tring...
Pria itu berhasil mendapatkan salah satu boneka beruang berwarna coklat. Ia segera memberikan boneka itu pada Una, yang dirinya kira sebagai adik dari gadis pujaannya.
"Wuah, om belhasil. Kelen." Mata Una berbinar menyaksikan keberhasilan pria yang dipanggilnya, Om.
Tari seakan lupa siapa sosok pria yang ada di hadapannya ini, dia malah ikut memuji.
"Wih sekali coba langsung berhasil. Kakak udah biasa main ini ya?"
Pria itu tersenyum bangga, mendapatkan pujian dari Tari. "Iya, tapi sudah lama sekali. Ketika masih duduk di bangku SMA."
"Ohhh, tapi beneran keren banget bisa naklukin ini permainan. Ini kartu aja hampir habis koinnya cuman untuk dapetin boneka di mesin ini."
Drrt ... Drt ....
Tiba-tiba ponsel Mbak Ijah berdering, dan terteralah nama si pemanggil di layar kaca. Dengan segera Mbak Ijah menekan tombol berwarna hijau.
"Baik Pak."
"Tari, ini Bapak tiba-tiba menelfon Mbak. Disuruh balik." Mbak Ijah menyampaikan pesan dari majikannya.
"Pak Tama, Mbak?" tanya Tari.
Mbak Ijah mengangguk.
"Yaudah, Mbak kita balik sekarang. Mbak sama Una duluan saja ke mobil, Tari ada urusan sebentar aja."
"Una sama Mbak dulu ya, sayang."
Anak itu menuruti perintah Mamanya tanpa bicara. Mungkin karna sudah mendapatkan apa yang ia mau, walau pun bukan warna yang diinginkannya.
Setelah Mbak Ijah dan Una pergi menuju parkiran. Tari mulai membuka suara.
"Kak, maaf ni ya sebelumnya. Kakak bukan sindikat penculik kan?" tanya Tari dengan hati-hati. Ia ingin memastikan kalau pria yang suka muncul tiba-tiba ini bukan orang jahat, Tari takut keluarga kecilnya mendapat bahaya.
"What?! Penculik?! Jadi kamu waktu itu menghindar dari saya karena mengira pria setampan ini penculik?" pria itu balas bertanya dengan tidak percaya. Bisa-bisanya wajah setampan dan sekeren ini dikira penculik.
"Ya habisnya mencurigakan."
"Huft ... begini saja, mari berkenalan. Nama saya Fajar Widjaja pemilik perusahaan manufaktur, umur 28 tahun. Dan bukan seorang penculik." Pria bernama Fajar itu menjulurkan tanganya.
"Putri Mentari, panggil aja Tari. By the way, thanks ya Kak untuk bonekanya dan maaf soal itu ...." Tari membalas uluran tangan pria di hadapannya.
"Ya tidak apa. Mmm Tari, cocok ya namanya sama kakak. Fajar dan Mentari."
"Umurnya 28 tahun, lebih cocok dipanggil om gak sih?" gumam Tari dengan suara yang teramat kecil agar Fajar tidak mendengar suara miliknya.
Namun, rupanya pria bernama Fajar itu mampu mendengar gumaman Tari.
"Tari, boleh saya memin--"
"Saya duluan ya Kak, sekali lagi makasih buat bonekanya." Tari buru-buru pergi, takut membuat Una dan Mbak menunggunya terlalu lama.
***
Sesampainya di kediaman Batara, Tari membawa Una ke ruang keluarga. Ada Mama dan Papa mertuanya sedang menonton televisi.
"Eh cucu Oma sudah pulang. Gimana? Seru mainnya?" Mama Widi memeluk Una.
"Selu Oma. Una dapat boneka beluang dali mesin capit." Pamer bocah itu pada Oma nya.
"Tari, pesanan Mama aman?" Mama Widi senyam-senyum.
"Aman dong, Ma. Donat topping tiramisu." Ujar Tari mengangkat plastik berisi kotak donat.
"Wah mantu Mama memang the best ...." Mama Widi mengangkat ibu jarinya, dengan segera mengambil donat yang dibeli Tari dari salah satu store di mall.
Karna memang, sebelum pergi ke mall. Dirinya sudah terlebih dahulu izin pada sang mertua, agar tidak khawatir jika mereka belum pulang di jam makan siang. Dan pada saat itu, Mama Widi yang ingin pergi membeli donat mengurungkan niatannya dan berakhir menitip pada sang menantu.
"Oh iya Tari, tadi Tama nyariin kamu. Katanya kalau sudah pulang disuruh nyusul ke kamar," ucap Papa Adam.
"Oke Pa, Ma. Tari izin ke kamar dulu ya."
"Iya. Sana sayang ... jangan lama-lama, si mantan duda sepertinya gak bisa jauh-jauh dari kamu. Hihihi." Sahut Mama Widi seraya terkikik.
"Hus! Si Mama, lihat wajah menantu kita merona jadinya." Papa Adam malah turut menggoda sang menantu.
"Una sama Oma dan Opa dulu ya. Mama mau ke kamar."
"hu'um ...."
Dari pada semakin digoda oleh Mama dan Papa mertuanya, Tari langsung bergegas menaiki tangga.
***
Cklek!
Tari melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar. Begitu masuk, ia langsung disambut dengan wajah Tama yang lebih menyeramkan dari biasanya.
"Kau ...." Suara pelan namun berat milik Tama membuat Tari tersentak kaget.
Tama berjalan mendekat ke arahnya dengan mengepalkan tangan, seperti orang yang sedang menahan marah.
"P-pak Tama k-kenapa??" tanya Tari gugup, baru kali ini dia takut menghadapi suaminya. Karna kali ini wajah Tama benar-benar sangat menyeramkan dari pada biasanya.
Deg! Deg! Deg!
Jantung Tari semakin berdebar ketika Pak Tama semakin dekat dengannya. Kali ini dirinya tidak berani membalasnya dengan godaan yang biasa sering ia lakukan.
`
`
`
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Ristiana Wang
haduh knp ya?
2024-05-14
0
k⃟K⃠ B⃟ƈ ɳυɾ 👏🥀⃞༄𝑓𝑠𝑝⍟𝓜§
ih Tama ngeselin banget orang baru pulang udah mau di marahin ajah 😡😡😡😡
fajar toh nama nya 😁😁😁😁
2023-04-17
0
𝐀⃝🥀Jinda🤎Team Ganjil❀∂я🧡
aku comot ya 🍩 nya satu makasih hihi
2023-03-13
0