"Mak, ini memang video Diani, tapi Diani tidak berniat berselingkuh dari Ujang," jawab Diani pelan.
"Lalu, apa Neng berniat bercerai dari Ujang? Jika memang Neng merasa tidak cocok, Neng kan bisa bicarakan baik-baik, kalau sudah tidak ada status istri baru Neng boleh dekat dengan atasan Neng itu, maafkan Emak yang membuat Neng ternyata tidak bahagia dengan pernikahan yang Emak pilihkan," jawab emak lalu menangis.
"Mak, maafin Diani, aku beneran tidak bermaksud mempermalukan Emak, Diani memang didekati Bos ditempat kerja, tapi kami tidak punya hubungan apapun saat ini," jawab Diani.
"Emak yang salah, semua ini salah Emak sehingga Neng bisa salah jalan begini, biar nanti Emak bicara sama Ujang, siapa tahu Ujang mau mengerti dan kita mendapatkan jalan tengahnya," ucap emak Leha berlalu pergi, dia kecewa pada dirinya sendiri dan juga pada putrinya.
"Emak…., " Panggil Diani dengan mata berkaca-kaca, dia pun merasa bersalah pada orang tuanya, dia telah membuat malu keluarganya. Diani begitu menyesali perbuatannya, seharusnya dia tahu kalau apa yang diridhoi sang ibu itulah yang terbaik, seharusnya dia mengakui kalau Ujang itu suami yang baik dan malah teramat baik. Penyesalan memang selalu datang belakangan.
Sejak kejadian pagi itu emak Leha mengurung diri dikamar, berkali-kali Diani mengetuk pintu tapi tidak ada jawaban. Diani begitu khawatir, dia yang cemas ingin rasanya menyusul sang bapak diladang tapi dia tidak bisa meninggalkan ibunya sendirian di rumah, dia bingung hingga dia akhirnya harus sabar menunggu sampai sang bapak pulang, dia lebih berharap ibunya bisa keluar kamar dan mau makan sekarang.
Aduh emak kok gak nyaut ya, Apa aku gedor aja pintunya yang kenceng? Tapi aku takut emak lagi tidur, tapi kok lama ya? Aku juga gak berani terus memanggil emak karena aku masih merasa bersalah, bagaimana ini? Batin Diani.
Diani berjalan mondar-mandir karena khawatir, dia juga sesekali melihat ke luar siapa tahu bapaknya sudah pulang. Hingga dia melihat seseorang yang dia kenal, dia berlari menuju teras rumah dan memakai sandal dengan asal kemudian berteriak sekencang-kencangnya.
"Kang Asep…," panggil Diani.
Lelaki itu menghentikan langkah kakinya dan menoleh ke arah sumber suara, dia melihat Diani berlari ke arahnya. "Ada apa Neng Ani?" Tanya Asep.
"Aku mau titip pesan aja Kang, kalau ketemu bapak di ladang tolong bilang cepet pulang ya..!" Jawab Diani.
"Memangnya ada apa Neng?" Tanya Asep yang kepo.
"Pokoknya bilangin aja Kang..!" Jawab Diani.
"Eh si Neng mah, nanti kan Pak Diman bakalan nanya ke Asep ada apa, trus Asep jawab apa dong?" Tanya Asep.
"Hmm…, bilang aja kata Neng Ani cepet pulang, udah gitu aja!" Jawab Diani kesal, tapi itu membuat Asep kesal juga, karena Diani takut pesannya tidak sampai, dia pun memberikan selembar uang 50rb dari saku celananya.
"Nih buat Akang, pokoknya bilangin aja gitu, karena udah dikasih upah sebisa mungkin Akang cari bapak saya dulu dan sampaikan pesan ini, pesan kan amanah dan harus disampaikan..!" Ucap Diani.
Asep pun mengangguk paham, dia tersenyum sambil mencium uang 50rb yang masih rapi itu, masih wangi dan sepertinya baru Diani ambil dari ATM.
***
Diani kini menunggu kedatangan bapaknya, dia menjadi ikutan tidak mau makan karena lebih mengkhawatirkan ibunya. "Emak…, kita makan yuk..!" Teriak Diani dari balik pintu kamar.
"Duluan Neng..!" Jawab Emak Leha.
Syukurlah ternyata emak baik-baik saja, tapi kenapa emak tidak mau keluar kamar? Apa emak sangat marah padaku? Batin Diani.
"Neng maunya bareng sama emak, ayolah Mak..!" Ajak Diani lagi.
"Emak mau tidur lagi, Emak mau istirahat," jawabnya.
"Tapi Emak kan belum makan dari tadi," ucap Diani.
Namun hening, emak Leha mengabaikan Diani lagi, tapi setidaknya perempuan itu tahu kalau ibunya tidak apa-apa, dia takut ibunya pingsan di dalam kamar. Diani kembali duduk di kursi dan menunggu kepulangan sang bapak, mungkin jika bapaknya yang memanggil maka emak Leha akan keluar dan mau makan, itulah yang diharapkan Diani.
"Assalamualaikum…," terdengar pak Diman, dia bahkan sedikit berlari masuk ke dalam rumah.
"Wa'alaikumsalam pak," jawab Diani yang lega karena bapaknya pulang.
"Emak kamu kenapa Neng?" Tanya Pak Diman.
"Gak tahu pak, Emak gak mau makan, malah diem dikamar terus dari tadi, aku khawatir Pak, coba bapak yang bujuk Emak makan..!" Jawab Diani.
Pak Diman pun berdiri didepan pintu dan mencoba mengetuk pintu berkali-kali, kemudian dia mencoba memanggil istrinya dengan lembut.
"Neng…, ini Akang, Akang udah pulang nih, ayo makan, Akang laper, Neng Leha gapapa kan?" ucap Diman.
Ceklek
"Bapak sudah pulang? Tumben cepet," jawab emak Leha sambil mencium punggung tangan suaminya.
Diman menatap istrinya heran, dia kemudian menatap Diani, seolah merasa tidak ada yang aneh dengan istrinya tapi kenapa Diani bersikap berlebihan. Diman pun mengajak istrinya makan bersama.
"Katanya Emak di kamar seharian, kenapa? Emak sakit lagi?" Tanya Diman.
"Gapapa Pak, lagi capek aja pengen tidur seharian," jawab Leha sambil tersenyum.
Diani yang mendengar itu pun merasa heran, kenapa ibunya bertingkah aneh tapi malah bersikap normal di saat ada bapaknya. Apa Emak memang marah padaku? Dan berniat mendiamkan ku saja? Batin Diani.
Diani pun ikut makan bersama namun tak sekalipun ibunya itu bertanya padanya apalagi mengajak Diani mengobrol, Leha hanya bertanya pada suaminya saja, itupun membuat Diman heran. Setelah kepergian Leha yang ingin mengerjakan ibadah sholat magrib, Diman mengajak anaknya bicara berdua.
"Neng sebenarnya ada apa dengan emakmu?" Tanya Diman.
"Aku gak tahu Pak," jawab Diani, meski dia bisa menebak kalau ibunya marah karena video itu.
"Tapi kan Neng seharian dirumah bareng sama emak, masa Neng gak tahu," ucap Diman.
"Coba bapak nanti tanyakan saja sama Emak..!" Jawab Diani, dan bapaknya itu mengangguk setuju, tak berselang lama terdengar orang yang mengucapkan salam, pak Diman menyuruh Diani menyambut suaminya itu. Diani pun beranjak pergi.
***
Setelah isya, Ujang dan Pak Diman terlihat baru pulang dari masjid dan mereka berbicara berdua. Mereka berbicara serius sekali, membuat Diani merasa penasaran, ingin menguping tapi takut ketahuan, dia pun berusaha mencari alasan untuk bisa mendekati mereka, dia membawa beberapa cemilan menuju teras, namun saat Diani datang tiba-tiba mereka hening seakan tidak mau jika Diani mendengarnya.
Apa yang mereka bicarakan? sepertinya ini rahasia sampai aku pun tidak boleh tahu, batin Diani.
Bersambung ….
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Cen Li
kasih an emak
2023-08-24
0