Emak Leha Sakit

"Saya mau izin mengajaknya pulang, saya suaminya dan ibunya sedang sakit di kampung," jawab Ujang.

"Jadi kamu benar suaminya?" Tanya Nandra.

"Iya, jadi apa boleh saya membawanya pulang bukankah anda atasan istri saya?" Tanya Ujang lagi.

Diani yang baru sadar Ujang menyebut ibunya, dia menyela jawaban dari Bos nya, "Ibu, apa emak sakit Kang? Kok gak ngabarin lewat ponsel aku, emak sakit apa Kang?" Tanya Diani dengan nada khawatir.

Sebelum Ujang menjawab, Nandra bertanya lagi untuk meluruskan masalah ini, "jadi apa benar dia suamimu Diani?" Tanya Nandra yang kini menatap Diani dengan tatapan kecewa karena merasa dibohongi.

Diani menunduk, kemudian mengangguk pelan karena dia tidak sanggup jika harus menjawab pertanyaan itu. "Apa saya boleh izin pulang sekarang Pak?" Tanya Diani pelan, terlihat jelas matanya mulai berkaca-kaca, wanita itu juga terlihat gelisah mengkhawatirkan ibunya, dia pun tidak peduli jika dia dipecat secara tidak hormat.

"Tentu boleh jika memang ibumu sakit, pergilah!" Jawab Nandra dingin, dia kemudian berlalu pergi dengan diikuti Sesil dari belakang, Sesil tersenyum penuh kemenangan menatap Diani.

Diani yang lebih khawatir dengan keadaan ibunya daripada statusnya yang ketahuan, dia menarik lengan Ujang menuju ruangannya untuk mengambil tas dan segera pergi, banyak pasang mata yang memandang mereka tapi Diani mengabaikannya.

"Ayo cepat Kang, aku takut emak kenapa-kenapa!" Ucap Diani menarik lengan Ujang.

"Iya Neng, berdoa saja supaya emak tidak apa-apa..!" Jawab Ujang.

Diani mengangguk, dia sedikit lebih tenang, dia menuju mobil dan duduk disana, mencari ponselnya untuk menghubungi bapaknya. Tapi tidak ada jawaban, memang ponsel itu tidak dibawa-bawa oleh bapak dan emaknya, ponsel itu hanya digunakan untuk menelpon disaat perlu dan disimpan di rumah.

"Emak sakit apa Kang, apa bapak membawa emak ke klinik? Kok telpon aku gak diangkat?" Tanya Diani.

"Tenang Neng, iya tadi bapak Akang bilang, emak Leha memang sedang di klinik, Akang disuruh kesana sama Neng, Akang gak tau sakitnya apa," jawab Ujang.

Diani pun diam, dia berdoa terus menerus didalam hatinya, berharap semuanya akan baik-baik saja.

***

Sesampainya di klinik satu-satunya yang ada di desa itu, Diani langsung berlari mencari ibunya dengan air mata yang mengalir deras. Hingga ditatapnya seseorang yang terbaring lemah disana.

"Neng…," panggil emak Leha yang melihat Diani di pintu masuk.

"Emak…, emak sakit apa? Kenapa gak ngabarin aku Mak? Hiks…," ucap Diani berhambur memeluk ibunya.

"Emak gapapa, cuma kecapean dan pingsan, emak sepertinya harus banyak istirahat di rumah," jawab emak Leha dengan tersenyum, dia tidak mau memperlihatkan rasa sedihnya dan rasa sakitnya di hadapan anak perempuan satu-satunya, padahal usianya yang semakin renta memang membuat daya tahan tubuhnya melemah.

"Iya Mak, emak istirahat aja di rumah jangan ke ladang terus, Diani akan mengirimkan uang untuk emak, jadi emak gak usah kerja keras lagi, bapak juga jangan kecapean, nanti pingsan kayak emak..!" Ucap Diani.

"Iya Mak, emak kan emak Ujang juga, biarkan Ujang yang membiayai kebutuhan kalian semua, emak sudah seharusnya diam di rumah istirahat dan bermain bersama cucu, hehe …," ucap Ujang berusaha menghibur sang ibu mertua.

"Kamu benar Jang, apa sudah ada tanda-tandanya?" Tanya emak Leha bahagia, berharap Diani sudah hamil.

"Uhuk…uhuk…," Diani terbatuk.

"Belum Mak, insya Allah kalau sudah saatnya pasti akan hadir cucu yang lucu, hehe …," jawab Ujang lagi, dia memang pandai mengambil hati ini dan bapak Diani.

"Iya, Emak juga akan mendoakan kalian," ucap emak Leha menatap ke arah Ujang dan Diani bergantian.

Karena tidak terlalu parah, ibu Diani dibawa pulang malam itu, emak Leha tidak mau kalau harus menginap di klinik katanya tidak betah dan susah tidur. Akhirnya mereka pulang dan tentu saja Ujang menginap di rumah Diani, sekamar dengannya dan seperti biasa dia tidur dibawah beralaskan tikar dan berselimut sarung.

Diani menatap wajah Ujang yang sudah terlelap dari atas ranjang, "kamu memang baik Jang, aku harap aku bisa menerima kamu seutuhnya," ucap Diani kemudian menutup matanya.

***

Pagi pun datang, Diani sibuk memasak untuk semua orang terutama ibunya yang harus makan makanan lebih lembut, dia membuatkan bubur untuk Emaknya, dia juga membuat sayur bayam. Sementara untuk bapaknya dan juga Ujang dia memasak menu yang berbeda, hari ini dia memasak banyak menu makanan dan porsi yang lumayan banyak karena dua lelaki itu akan pergi ke ladang dan harus membawa bekal.

Saat mereka akan pergi, tentu Diani mencium punggung tangan sang bapak, namun saat Ujang mengulurkan tangannya, Diani malah bengong. "Apa Kang?" Tanya Diani tanpa menyadari kalau sang bapak melihat adegan itu.

"Ah Neng Ani ini suka bercanda, ya Salim atuh Neng sama suami, hehe…," ucap Ujang sambil memberi kode dengan mengedipkan sebelah matanya, itu membuat Diani mengerti dan ikut berakting.

"Hehe, iya Kang hati-hati ya..!" Ucap Diani lalu mengecup punggung tangan Ujang senatural mungkin.

Ujang tersenyum, jantungnya berdetak lebih cepat, dia begitu grogi diperlakukan layaknya suami oleh wanita yang begitu dia cintai, ya… Ujang begitu mencintai Diani apalagi setelah sah menjadi suaminya, dia hanya ingin menikah sekali seumur hidupnya, dia akan setia dan memberikan seluruh cintanya pada istrinya ini.

Setelah kepergian mereka, Diani masuk dan melihat ibunya malah menyapu rumah. "Emak, gak usah..! Biar Diani aja yang ngerjain, Emak istirahat aja ya..!" Ucap Diani sambil mengambil sapu dari tangan sang ibu, dia melanjutkan kegiatan menyapu lantai.

"Emak kan bosan Neng diem dirumah tanpa melakukan apapun," protes emak Leha.

Wanita paruh baya itu pun pergi ke teras rumah dengan membawa ponselnya, dia berniat menelpon saudaranya yang ada di luar kota untuk menghabiskan waktunya pagi ini. 

Namun dia menemukan sesuatu yang membuatnya sedih, dia membuka pesan dari saudaranya itu yang ternyata telah mengirimi pesan terlebih dahulu, adiknya itu mengirimkan sebuah Video yang berhasil membuat emak Leha mendadak jadi pendiam.

Emak Leha sepertinya menjadi malas melakukan apapun, dia hanya berdiam diri di teras selama dua jam. Diani sempat menawarinya makanan dan minuman tapi emak Leha menolak.

"Emak kenapa, apanya yang sakit? Cerita saja sama Diani Mak..!" Tanya Diani yang kini duduk disamping ibunya, dia khawatir karena sedari tadi ibunya diam melamun sendirian. kini Diani mendapatkan tatapan serius dari ibunya, itu membuat Diani sedikit tegang.

Deg

Emak kenapa? Kok jadi aneh gini ya? Batin Diani.

"Neng, apa video ini benar kamu Neng?" Tanya emak Leha memberikan ponselnya pada anak perempuannya itu.

Diani merasa heran, tapi dia juga penasaran hingga dia dengan segera mengambilnya dan melihat apa yang menyebabkan ibunya menjadi aneh, Diani terkejut sampai menutup mulutnya dengan sebelah tangannya.

Kenapa ada video ku?, astaga judulnya bikin semua orang pasti menganggapku wanita… batin Diani.

Bersambung ….

Terpopuler

Comments

Cen Li

Cen Li

ketahuan dech

2023-08-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!