Keputusan Yang Harus Diambil

Pov. Author

"Iya Mak," jawab Ujang dengan patuh membuat Diani kecewa berat.

Malam itu Ujang memang menginap dan masuk ke dalam kamar Diani, namun dia memilih tidur di bawah, beralaskan tikar dan berselimut sarung kesayangannya.

"Neng, Akang tidur dibawah aja ya..!" Ucap Ujang yang memang mengerti jika istrinya itu belum bisa menerima kehadirannya sebagai suami.

"Iya," jawab Diani singkat dan ketus, bagus deh kalau dia sadar diri, batin Diani.

Mereka akhirnya tertidur, namun Ujang tidak bisa tidur karena dengkuran yang amat keras, "berisik sekali," gumam Ujang.

Lelaki itu berdiri dan melihat istrinya tidur terlentang sambil mendengkur keras, "astagfirullah, cantik-cantik kok gini ya? Untung istri Ujang dan cintanya Ujang," gumam Ujang kemudian berlalu pergi ke kamar mandi, berharap setelah dia kembali, Diani sudah mengubah posisi tidurnya dan tidak berisik lagi.

Namun ternyata tidak, Ujang berusaha tertidur dengan menutupi telinganya memakai bantal, tidur nungging, hanya itu yang bisa dia lakukan, dia tidak berani mengganggu istrinya itu.

***

Waktu subuh datang, Diani bergegas menuju kamar mandi untuk mandi dan ibadah dua rakaat namun dia lupa kalau ada Ujang dibawah, membuatnya tak sengaja menginjak punggung Ujang.

"Innalillahi," ucap Diani kaget karena menginjak sesuatu.

"Aduh, sakit Neng," keluh Ujang.

"Lagian, Akang sih tidur dibawah, bukan salah aku dong ya," ucap Diani yang membuat Ujang menggelengkan kepalanya.

"Yaudah Akang yang salah, besok Akang akan tidur diatas ranjang sama Neng aja, biar gak keinjek lagi," ucap Ujang kemudian pergi keluar kamar mendahului Diani yang mematung tak percaya.

"Apa katanya barusan? Gak, gak boleh!," gumam Diani dengan tatapan kesal menatap punggung Ujang.

Saat sarapan, Diani dan Ujang berkumpul di ruang keluarga bersama emak Leha dan Abah Diman, mereka makan beralaskan tikar. Diani yang hanya tinggal makan saja, merasa keenakan tinggal di rumah ibunya, dia begitu dimanjakan.

Setelah selesai makan Diani mendapatkan telepon dari ibu Kartini pemilik kontrakan.

"Aduh ibu bawel mau apa nelpon pagi-pagi begini, bukankah aku sudah membayarnya?" Gumam Diani melihat layar ponselnya.

"Angkat aja Neng..!" Ucap Ujang yang mampu membuat wanita itu terkejut.

"Ih Akang kebiasaan deh, gak baik ngagetin orang, gimana kalau aku jantungan coba?" Ucap Diani kesal.

"Memang Neng Diani jantungan, masa gak ada jantungnya? Mati dong?" Jawab Ujang yang mampu membuat wanita itu semakin kesal, Diani menjauh untuk menerima telepon dari ibu kontrakan.

"Iya Bu, ada apa ya?" Tanya Diani.

"Kamu kemana? Ada yang nyariin tadi, cowok, ganteng, kelihatannya kaya raya deh, dia bilang calon suami kamu, kamu mau punya suami dua? Yang benar saja Diani, jangan -jangan kamu mau nipu laki-laki tadi ya?" Tanya Bu Kartini.

"Hahaha, masa iya sih Bu? Salah orang kali Bu, mungkin Diani yang lain, kan aku sudah bersuami," jawab Diani, meski dia yakin kalau yang datang adalah Pak Nandra.

Akhirnya Bu Kartini percaya, dia memilih menutup telepon itu dan menyuruh Diani cepat pulang, takut jika lelaki itu datang lagi dengan bodyguard-bodyguard nya.

"Baru aja ngerasain liburan di rumah emak, ada aja masalah," gumam Diani.

Karena besok dia harus bekerja, Diani memilih pulang ke kota saat siang hari tentu saja dia pulang bersama Ujang.

Selama diperjalanan wanita itu memeriksa ponselnya dan tidak ada panggilan maupun pesan dari Pak Nandra, aneh memang lelaki itu mencarinya sampai ke kontrakan tapi tidak menanyakan apapun padanya lewat pesan.

Sebenarnya dia mau apa datang ke kontrakan?, Batin Diani.

"Neng, jangan ngelamun terus atuh..! Kita istirahat dulu ya, makan sore di sana tuh ada warung pecel lele," ucap Ujang pada Diani.

"Iya," jawab Diani singkat karena pikirannya sedang memikirkan hal lain.

Mobil itu pun berhenti, mereka makan terlebih dahulu, Diani yang tidak selera makan karena gelisah dengan permintaan Bosnya kemarin dia hanya makan sedikit saja.

Ponsel wanita itu bergetar, dia melihat nama Nandra disana, tangannya seakan ragu untuk membaca pesan apa yang dikirim laki-laki itu.

"Uhuk.. uhuk...,"

"Neng, minum dulu..!" Ucap Ujang sambil mengarahkan sedotan itu ke bibir Diani saat terdengar Diani mulai tersedak.

"Hmm … hmmm…, makasih," ucap Diani singkat seakan ucapan itu terpaksa keluar dari mulutnya.

Ujang hanya tersenyum, dia selalu berusaha memaklumi istrinya itu.

(Diani, besok kamu datang ke kantor lebih pagi! Saya akan membahas mengenai pernikahan kontrak kita, dan jangan sampai ada yang tahu!)

Deg

Jantung Diani berdetak tak karuan, dia bingung menghadapi esok pagi, bingung menghadapi Bosnya itu, bagaimana ini, apa yang harus aku lakukan? Batin Diani.

Bahkan dia kini memukul-mukul kepalanya dengan tangannya sendiri, dia mengalami masalah yang begitu rumit, masalah yang terus berdatangan menerpa kehidupannya yang dulunya terasa damai.

"Neng, jangan dipukul-pukul gitu nanti sakit Neng..! Aduh malu juga diliatin orang Neng…," Ucap Ujang berusaha menghentikan aksi Diani.

Ujang membawa dia pergi dari sana, tidak mau jika ada seseorang yang memvideo istrinya itu, Ujang memapah Diani perlahan menuju mobil, keadaan Diani seperti orang ling-lung yang tidak bisa menjawab pertanyaan Ujang.

"Neng kenapa? Bikin Akang khawatir, kita langsung pulang aja ya?" Tanya Ujang yang tak dihiraukan Diani, apa si Neng kesambet dedemit pecel lele ya? Batin Ujang.

Mobil itu pun melaju menuju kota, menuju kontrakan dan Ujang berharap mereka bisa cepat sampai.

Bersambung …..

Terpopuler

Comments

Cen Li

Cen Li

tolak aja neng

2023-08-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!