BAB. 12 Permintaan Ning Syifa

Seperti yang di janjikan Adnan kemarin malam pada istrinya kalau pagi ini ia mengadakan sidang, dan bersyukur ini sidang terakhir dan di menangkan oleh Adnan yang memang memiliki bukti kuat tentang hak asuh anak.

Kenny adalah sebagai klien dari Adnan berkali-kali mengucapkan terima kasih karena bisa memenangkan khasus itu.

Setelah itu Adnan juga pergi ke pesantren seperti ucapannya kemarin malam pada istrinya, ia juga membenarkan pertanyaan para santri yang bertanya tentang pernikahannya dengan Sella.

Namun sekarang Adnan merasa di hadapkan dengan permintaan yang benar-benar berat saat kiai Ilham meminta Adnan untuk menjadikan ning Syifa istri ke dua.

"Bagai mana nak Adnan, apa nak Adnan menerima lamaran abi? Nak Adnan sudah menikahi pilihan nak Adnan, setidaknya jadikan Syifa istri ke dua, lelaki berpoligami juga di perbolehkan dalam agama kita."

Adnan menghela nafas berat saat pertanyaan itu terlontar kembali dari kiai Ilham.

"Maaf untuk sebesar-besarnya abi, tapi saya tidak ingin mempoligami Sella. Saya tidak ingin menyakiti salah satu dari mereka berdua, abi juga tau kalau Bunda saya menghilang karena perkara poligami, saya takut melakukan mereka secara tidak adil dan akan membuat saya semakin berdosa."

Adnan berbicara sambil menunduk, ia melirik sekilas pada ning Syifa yang menunduk dan wajahnya sudah memerah, ia tau kalau ning Syifa akan menangis, tapi ia tidak ingin melukai hati siapa pun.

Sekarang saja Adnan masih sedang belajar mencintai istrinya, ia tidak mungkin nanti belajar mencintai dua istri, bahkan tingkah istrinya saja sudah membuat ia selalu bergeleng-geleng kepala dan harus memiliki ekstra sabar.

Kiai Ilham menghela nafas berat saat mendengar jawaban dari Adnan. 1 tahun yang lalu Adnan menolak lamaran putrinya, dan sekarang juga Adnan masih menolak lamaran putrinya.

"Kalau nak Adnan sudah memutuskan untuk tidak berpoligami tidak apa-apa nak, mungkin putri abi memang bukan jodoh nak Adnan."

Kiai Ilham tidak mungkin memaksa Adnan untuk menikah lagi kalau ucapan Adnan sudah mengaitkan dengan masa lalu.

Apa lagi menurut kiai Ilham Adnan adalah putra yang malang, tidak di harapkan oleh keluarganya, tentu saja kiai Ilham berpikir mungkin Adnan memiliki trauma di masa lalunya.

"Terima kasih abi atas pengertiannya."

Sebenarnya Adnan merasa tidak enak hati, kiai Ilham sudah menganggap ia sebagai putranya dari kecil, bahkan saat ia bandel kabur dari pesantren, kiai Ilham selalu mencarinya dan membawanya pulang ke pesantren lagi.

Namun Adnan akui kalau kiai Ilham juga tidak membeda-bedakan tentang orang salah yang akan mendapatkan hukuman, ia selalu mendapatkan hukuman oleh kiai Ilam jika ia melanggar aturan pesantren.

"Akang boleh Syifa berbicara di luar?"

"Boleh Ning asalkan di temani oleh orang lain."

"Umi, abi saya keluar dulu."

"Iya nak Adnan."

Kiai Ilham dan Umi Hawa menjawab serempak. Adnan langsung keluar di ikuti oleh ning Syifa dan ning Sarah.

Ning Sarah adalah adik dari kiai Ilham yang berusia lebih tua 2 tahun dari Adnan, sedangkan ning Syifa sendiri baru berusia 19 tahun.

"Silahkan apa yang mau di bicarakan ning?"

Adnan berbicara lebih dulu saat sudah di depan kolam ikan sambil memandang ke arah kolam ikan, ikan-ikan yang di rawat oleh Adnan saat masih di pesantren.

"Kenapa akang menolak lamaran Syifa lagi kang? Apa Syifa tidak pantas untuk akang? Syifa tidak minta untuk menjadi istri satu-satunya akang. Syifa rela di poligmi."

Adnan menghela nafas berat dan pandangannya masih terus menatap ikan-ikan.

"Ning Syifa tidak memiliki kekurangan di mata saya, ning Syifa sangat sempurna di mata saya, tapi jodoh itu hanya rahasia Allah ning. Ning Syifa juga tau kalau dalam prinsip saya tidak ada kata poligmi, itu yang selalu saya ucapkan saat remaja dulu, jadi saya tidak bisa berpoligami. Saya takut tidak bisa adil dan saya takut putra-putri saya kelak kurang kasih sayang dari saya karena memiliki dua istri."

"Lalu apa sebenarnya akang sudah memendam perasaan terhadap Sella? Itu kenapa saat kak Aska membatalkan pernikahan akang langsung menikahinya?"

"Tidak ning, bahkan saya tidak mengenal Sella walau pun Sella seorang model."

"Jadi akang tidak mencintai Sella? Tapi akang mau menikahinya, sedangkan dengan Syifa, akang selalu menolak kehadiran Syifa. Kenapa kang? Apa Syifa ini tidak pantas di cintai oleh akang?"

Air mata ning Syifa langsung meluncur deras, hatinya sakit saat lelaki yang di cintainya tidak mau belajar mencintainya, sedangkan pada Sella yang tidak di kenal, Adnan mau menikahinya dan ingin belajar mencintainya.

"Atau ada kekurang Syifa yang tidak bisa membuat akang mencintai Syifa?"

Adnan menghela nafas kasar saat ning Syifa bertanya lagi tentang kekurang, apa lagi menurut ia ning Syifa sangat sempurna, tau tentang agama, harusnya ning Syifa berpikir dewasa kalau ia mungkin bukan jodohnya bukan menyudutkannya dengan rasa bersalah.

Sudah cukup Adnan merasa bersalah pada kiai Ilham dan sekarang ia di hadapkan dengan pertanyaan bodoh dari ning Syifa yang membuat ia semakin merasa bersalah.

"Jangan berpikir seperti itu ning Syifa, mungkin jodoh ning Syifa bukan saya, sekeras apa pun manusia berusaha jika di Lauhul mahfudz bukan nama saya yang tertulis untuk ning Syifa, saya bisa apa?"

Ning Sarah menghela nafas berat, ia menggenggam tangan keponakanya.

"Tolong jangan permalukan harga dirimu Syifa, kamu memiliki iman, seharusnya kamu berpikir dewasa seperti Adnan, bukan berpikir sempit seperti ini. Apa lagi yang di katakan Adnan itu benar."

"Jadi yang salah Syifa? Syifa yang salah karena mencintai akang? Lalu apa salah kalau Syifa jatuh cinta?"

Air mata Syifa semakin mengalir deras. Sebelum ning Sarah berbicara Adnan lebih dulu berbicara.

"Cinta adalah fitrah ning, sama sekali ning Syifa tidak salah, tolong ning Syifa jangan merendahkan diri ning Syifa di depan saya. Tolong mengerti ucapan saya ning, dari awal saya sudah menolak agar ning melupakan saya."

"Bagai mana saya melupakannya? Kalau nama akang yang Syifa sebut di sholat sepertiga malam Syifa? Syifa berharap kalau cinta Syifa ini terbalas oleh akang, tapi pada akhirnya Syifa tetap saja tidak bisa mendapatkan akang."

Adnan mengusap wajahnya dengan kasar, tatapan matanya masih terus menatap ikan-ikan.

"Maafkan saya ning karena saya harus melukai hati ning Syifa untuk ke dua kalinya, andaikan waktu bisa di putar, saya lebih memilih tidak pernah mondok di sini dari pada harus menyakiti perasaan wanita. Sekali lagi saya minta maaf ning."

"Akang tidak salah, akang tidak perlu minta maaf, tapi Syifa yang salah. Syifa yang selalu berharap kalau suatu saat akang bisa menerima Syifa, tapi nyatanya itu hanya angan-angan Syifa. Nyatanya keinginan Syifa hanya sebuah mimpi yang tidak pernah bisa Syifa raih."

Adnan hanya diam, ia bingung sendiri hingga tiba-tiba ponselnya bergetar.

Dret... Dret...

"Sebentar ning."

Adnan langsung merogoh saku bajunya, ia langsung mengangkat telpon dari istrinya.

"Adnan kamu masih di mana?"

Adnan yang mendengar pertanyaan dari istrinya menghela nafas berat.

"Ucap salam dulu Sel."

"Oh lupa, Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam, saya masih di pesantren, sebentar lagi saya pulang."

"Iya sudah jangan lama-lama."

"Iya sekitar 40 menit lagi saya sampai apartement."

"Iya sudah hati-hati Assalamualaikum."

" Iya wa'alaikumsalam."

Terpopuler

Comments

Conny Radiansyah

Conny Radiansyah

Mantap Adnan ... manusia tidak bisa berlaku adil

2023-02-19

1

Ukhty Nur Siahaan

Ukhty Nur Siahaan

Jgn gt Syifa
cinta g blh dipaksakan
sm dgn menikah g blh dipaksakan

2023-02-14

1

Ukhty Nur Siahaan

Ukhty Nur Siahaan

Takut Sella nnt mau dipoligami

2023-02-14

1

lihat semua
Episodes
1 BAB. 1 Gagal Nikah
2 BAB 2 Menikah
3 BAB. 3 Kemarahan Sella
4 BAB. 4 Pergi ke pasar
5 BAB. 5 Kemarahan Adnan
6 BAB. 6 Sella di pecat
7 BAB. 7 Hinaan
8 BAB. 8 Perdebatan
9 BAB. 9 Jalur damai
10 BAB. 10 Cemburu tanpa sadar
11 BAB. 11 Sifat kanak-kanakan
12 BAB. 12 Permintaan Ning Syifa
13 BAB. 13 Gengsi
14 BAB. 14 Jamila
15 BAB. 15 Aska
16 BAB. 16 Mall
17 BAB. 17 Permintaan Sella
18 BAB. Berkunjung ke orang tua.
19 BAB. 19 Barang Sampah
20 BAB 20 Syuting
21 BAB. 21 Di Bully
22 BAB. 22 Ciuman
23 BAB. 23 Menyesal
24 BAB. 24 Komentar netizen
25 BAB. 25 Adnan VS Aska
26 BAB. 26 Aska datang ke apartement
27 BAB. 27 Alfero Isabel
28 BAB. 28 Kemarahan Kenan
29 BAB. 28 Membuka identitas
30 BAB. 30 Berandai-andai
31 BAB. 31 Kecewa
32 BAB. 32 Kemarahan Adnan
33 BAB. 33 Saling minta maaf
34 BAB. 34 Ungkapan hati Sella dan Adnan
35 BAB. 35 bertanya
36 BAB. 36
37 BAB. 37 bersyukur memiliki Adnan
38 BAB. 38 Berkunjung ke rumah Kakek
39 BAB. 39 Wanita bercadar
40 BAB. 40 Menceritakan masa lalu
41 BAB. 41 Sella merasa beruntung
42 BAB. 43 Ancaman untuk Sella
43 BAB. 43 Lusi
44 BAB. 44 Mengenali aroma parfum
45 BAB. 45 Kenan datang ke apartement
46 BAB. 46 Gadis sepesial
47 BAB. 47 Menceritakan masa lalu
48 BAB. 48 Curhat
49 BAB. 49 Kalisa vs Sella
50 BAB. 50 Memberhentikan kerjasama
51 BAB. 51 Menyuruh Minta Maaf
Episodes

Updated 51 Episodes

1
BAB. 1 Gagal Nikah
2
BAB 2 Menikah
3
BAB. 3 Kemarahan Sella
4
BAB. 4 Pergi ke pasar
5
BAB. 5 Kemarahan Adnan
6
BAB. 6 Sella di pecat
7
BAB. 7 Hinaan
8
BAB. 8 Perdebatan
9
BAB. 9 Jalur damai
10
BAB. 10 Cemburu tanpa sadar
11
BAB. 11 Sifat kanak-kanakan
12
BAB. 12 Permintaan Ning Syifa
13
BAB. 13 Gengsi
14
BAB. 14 Jamila
15
BAB. 15 Aska
16
BAB. 16 Mall
17
BAB. 17 Permintaan Sella
18
BAB. Berkunjung ke orang tua.
19
BAB. 19 Barang Sampah
20
BAB 20 Syuting
21
BAB. 21 Di Bully
22
BAB. 22 Ciuman
23
BAB. 23 Menyesal
24
BAB. 24 Komentar netizen
25
BAB. 25 Adnan VS Aska
26
BAB. 26 Aska datang ke apartement
27
BAB. 27 Alfero Isabel
28
BAB. 28 Kemarahan Kenan
29
BAB. 28 Membuka identitas
30
BAB. 30 Berandai-andai
31
BAB. 31 Kecewa
32
BAB. 32 Kemarahan Adnan
33
BAB. 33 Saling minta maaf
34
BAB. 34 Ungkapan hati Sella dan Adnan
35
BAB. 35 bertanya
36
BAB. 36
37
BAB. 37 bersyukur memiliki Adnan
38
BAB. 38 Berkunjung ke rumah Kakek
39
BAB. 39 Wanita bercadar
40
BAB. 40 Menceritakan masa lalu
41
BAB. 41 Sella merasa beruntung
42
BAB. 43 Ancaman untuk Sella
43
BAB. 43 Lusi
44
BAB. 44 Mengenali aroma parfum
45
BAB. 45 Kenan datang ke apartement
46
BAB. 46 Gadis sepesial
47
BAB. 47 Menceritakan masa lalu
48
BAB. 48 Curhat
49
BAB. 49 Kalisa vs Sella
50
BAB. 50 Memberhentikan kerjasama
51
BAB. 51 Menyuruh Minta Maaf

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!