Sella minta maaf sambil menunduk takut, entah kenapa suara lebih tegas dari suaminya mampu membuat nyali Sella menciut, dan merasa kalau suaminya itu memiliki aura tegas yang menakutkan.
Adnan langsung mengelus kepala istrinya saat istrinya menuduk takut.
"Jaga ucapanmu, saya tidak suka kalau kamu sedzon sama saya. Orang yang memiliki sifat sedzon itu tidak baik Sella, dosa."
"Iya aku minta maaf."
Sella langsung memeluk suaminya dengan sangat erat. Entah kenapa hati Sella begitu tenang saat memeluk suaminya.
Adnan juga membalas pelukan dari istrinya sambil mengecup kening istrinya sekilas.
"Sekarang sudah malam ayo kita tidur, besok saya harus ke pesantren."
Sella yang mendengar ucapan dari suaminya, ia mendongkakan kepalanya untuk menatap mata suaminya.
"Ada apa ke pesantren? Kamu mau jelasin pada Ning Syifa tentang kejadian kita menikah?"
"Tidak ada yang perlu di jelasin Sel, semuanya sudah jelas. Saya di sana sebagai anggota dewan santri, tentu saya harus minta maaf dan mengatakan kalau saya akan berhenti mengajar, sekalian juga berpamitan dengan semuanya. Terutama pada Umi dan Abi yang sudah mendidik saya hingga sekarang, bahkan mereka berdua hanya menggeleng-geleng kepala saat saya berbuat ulah. Mungkin karena belum terbiasa di pesantren,saya sering mendapatkan khasus sampai tiap hari hingga 3 bulan."
Adnan menghela nafas sebelum ia melanjutkan kembali pembicaraannya.
"Setelah 3 bulan saya sadar kalau Bunda menginginkan saya untuk menjadi anak baik. Bunda menginginkan saya memiliki iman, dari situ saya mulai belajar giat untuk mewujudkan keinginan Bunda, dulu saya berpikir kalau saya sudah menjadi senior Bunda akan kembali, tapi sampai saya menjabat sebagai anggota dewan santri, Bunda masih belum kembali."
Tiba-tiba saja air mata Adnan menetes hingga mengenai pipi istrinya yang sedang mendongkakan kepalanya.
"Semua itu hanya angan-angan saya saja Sel, lalu apa saya salah membenci Ayah saya? Apa saya salah hati saya masih belum bisa berdamai dengan masa lalu? Masa di mana membuat saya kehilangan Bunda."
Sella menggelengkan kepalanya, bagi ia itu tidak salah, kalau pun ia di posisi suaminya pasti ia akan melakukan hal yang sama dan mungkin ia akan mengambil seluruh kekayaannya karena Ayahnya tidak memiliki hak.
Sella juga ingin melihat mereka sekeluarga itu hancur karena kebohongan yang di buat Ayahnya, tapi berbeda dengan suaminya, suaminya hanya membenci tanpa memiliki dendam.
"Kamu tau betapa sakitnya saya saat tau Ayah kandung saya sendiri tidak benar-benar menyayangi saya? Ayah saya hanya ingin harta dari Bunda, lebih parahnya lagi Bunda saya di cap sebagai pelakor oleh istri pertamanya, jelas-jelas Bunda saya tidak tau kalau dia sudah memiliki istri dan anak, hati anak mana yang tidak sakit hati di saat Ayah saya jujur tentang segalanya di depan mata saya sendiri? Andai waktu bisa di putar kembali saya tidak ingin memiliki ikatan Anak dan Ayah dari Kenan."
Sella yang mendengar cerita suaminya air matanya langsung mengalir deras, nafasnya terasa sesak dan dadanya terasa sakit.
Sella merasa tidak percaya seorang Kenan yang terlihat ramah ternyata tega menyakiti hati anaknya sendiri, selama ia menjalin hubungan bersama Aska, Kenan selalu ramah dan baik, tapi dari kejadian tadi pagi membuat ia sadar kalau Kenan ternyata orang jahat, saat suara tegas membentak anaknya.
"Karena Ayah bukan hanya membuat saya tidak memiliki kasih sayang dari Bunda, tapi saya juga harus kehilangan Bunda."
Ke dua ibu jari Sella menghapus air mata suaminya yang mengalir deras.
"Kamu adalah orang baik Adnan, kamu hanya membenci Ayahmu, kalau aku jadi kamu mungkin ingin membuat mereka juga ikut hancur seperti kehancuran hidupmu."
Setelah menghapus air mata suaminya Sella langsung memeluk suamunya sangat erat.
Cukup lama mereka berpelukan dan ke duanya sama-sama memikirkan tentang hal yang di ceritakan Adnan.
"Aya kita tidur Sel."
"Iya."
Mereka langsung naik ke aras ranjang dengan posisi sama-sama telentang dan menatap langit-langit kamar itu.
Tiba-tiba saja ponsel Adnan bergetar.
Dret... Dret...
Adnan langsung duduk, ia langsung mengambil ponselnya yang ada di meja samping ranjang, lalu mengangkat panggilan telpon dari Ayahnya dengan melosdspeker, memang setiap berbicara dengan Ayahnya, Adnan selalu berbicara sedikit jauh dari ponsel.
"Adnan."
"Assalamualaikum."
Adnan langsung menyindir Ayahnya dengan salam.
"Wa'alaikumsalam, kamu maksudnya apa? Jangan bikin malu Ayah dengan kamu menikahi wanita itu, seharusnya dari awal Ayah tidak mengundang kamu untuk datang! Apa lagi Sella itu tidak pantas dengan kamu yang memiliki kepribadian bertolak belakang. Bunda kamu itu wanita baik-baik, bagai mana bisa kamu menikahi jallang?!"
"Cukup! Sella sekarang istri saya, kalau anda hanya ingin melontarkan kata-kata jelek dari mulut kotormu itu lebih baik anda tidak perlu menelpon saya! Semenjak penghianatan yang anda lakukan pada Bunda, semenjak itu juga saya tidak memakai marga Kusuma. Saya rasa saya tidak pantas memakai marga Kesuma anda yang sangat terhormat, dan saking terhormatnya anda mengatakan tidak menginginkan saya, lalu masih pantaskah anda mengatur hidup saya?!"
Sella juga ikut duduk, ia memeluk suaminya yang menampilkan wajah emosi sambil mengusap wajahnya sendiri, sedangkan ponsel suaminya di letakan di atas kepala ranjang.
Adnan juga membalas pelukan dari istrinya sambil beristighfar.
"Lancang mulutmu itu Adnan! Kamu dari kecil hidup di pesantren, tapi mulutmu itu seperti tidak memiliki didikan!"
"Lalu apa saya harus menghormati orang yang telah membuat hati Bunda hancur?! Hingga membuat saya tidak memiliki kasih sayang Bunda dan di tinggalkan oleh Bunda entah kemana! Semua itu karena anda! Kalau saja anda meminta Bunda saya untuk membantu anda tanpa embel-embel cinta, mungkin saya tidak akan memiliki Ayah bejat seperti anda!"
Semenjak Ayah dan Bundanya resmi bercerai, semenjak itu juga Adnan tidak memanggil Ayah pada Kenan.
"Maki saja Ayah seterusnya, kalau kamu masih menginginkan mempertahankan Sella, uang bulanan kamu Ayah stop!"
"Rezeki masih bisa saya cari, saya tidak pedulu, makan saja semua uang milik Bundaku, tapi harus ingat satu hal, saya akan jauh lebih di atas anda. Kekayaan anda yang anda bangga-banggakan itu milik Bunda saya, dasar tidak tau malu! Assalamualaikum."
"Anak kurang ajar! Saya tidak tau sifatmu seperti siapa! Tutur kata Bundamu lemah lembut, tapi kamu memiliki mulut tajam dan sombong! Baik akan Ayah lihat sampai di mana kamu kuat hidup mandiri!"
Adnan yang mendengar kemarahan Ayahnya, ia langsung menjawab salam yang tadi ia ucapkan.
"Wa'alaikumsalam."
Setelah mengatakan itu Adnan langsung memutuskan sambungannya sepihak.
Adnan langsung mencium kening istrinya cukup lama dengan hatinya yang terus beristighfar untuk meredakan emosinya. Mereka langsung melepaskan pelukannya.
"Maaf, saya terlalu emosi."
"Tidak apa-apa, lalu bagai mana kalau uang bulananmu di berhentikan?"
"Saya tidak apa-apa asalkan tidak berpisah sama kamu. Kamu mau hidup sederhana dengan saya?"
"Aku mau, terima kasih banyak yang telah kamu berikan padaku, kamu percaya kalau aku masih suci'kan?"
"Saya sangat percaya."
"Kenapa kamu bisa percaya?"
"Saya hanya percaya kalau kamu jodoh saya, suci atau tidaknya saya tidak mempermasalahkan itu. Sella, Bunda pernah bilang jangan memandang wanita dari pisiknya, dari tata bahasanya, dari kekayaannya, carilah wanita yang mau di bimbing olehmu menuju surganya."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Dehan
dukung balik ke novelku ya thor..
PENJAHIT CANTIK
2023-04-04
0
Susan Sinuraya
keren adnan bisa berani sama ayahnya, emang enggak tahu diri itu ayahnya.
langsung 5 bom like thor. mampir ya di karyaku kekasih bayaran tuan muda.
2023-02-17
1
mom mimu
kak meii aku mampir di sini juga, 5 like mendarat, semangat terus ya 💪🏻💪🏻💪🏻
2023-02-15
1