Adnan melajukan motornya dengan perasaan marah dan terus beristighfar, jelas ia sangat marah.
Siapa yang tidak akan marah saat istrinya di hina habis-habisan oleh orang lain, jelas semua orang juga pasti sangat marah dan tidak rela kalau istrinya itu di hina habis-habisan begitu pun dengan Adnan.
Setelah perjalanan 30 menit mereka sampai di depan apartement yang sudah di tunggu oleh ke dua wanita di sana, mereka adalah orang yang akan bekerja di apartement Adnan.
Tadi saat Adnan ke arah menuju Sinen Grup ia tidak sengaja berpapasan dengan bi Yanti yang akan mencari pekerjaan, jadi ia menyuruh bi Yanti untuk datang ke apartementnya.
"Assalamualaikum."
Adnan mengucap salam saat ada dua wanita yang sudah ada di depan pintu apartement.
"Wa'alaikumsalam."
Mereka menjawab serempak.
"Sudah lama nunggu bi?"
"Belum den baru sekitar 5 menitan."
Adnan langsung membuka kode apartement itu, lalu langsung menyuruh mereka untuk masuk.
"Aya masuk bi, Yuli."
"Iya den."
Mereka langsung masuk ke dalam apartement. Sella masuk masih terus melihat wanita muda yang berusia sekitar 18 tahun menurut Sella.
"Silahkan duduk dulu bi."
"Iya den."
Adnan yang melihat istrinya hanya berdiri sambil melihat ke arah Yuli, ia tersenyum lebar sambil menarik lembut lengan istrinya.
"Duduk Sel, jangan berdiri dan jangan terus melihat ke arah Yuli, entar Yuli takut loh sama kamu."
Sella langsung duduk di samping suaminya tanpa berbicara.
"Sel, mereka berdua akan bekerja di sini, ini namanya bi Yanti dan itu Yuli putrinya bi Yanti, usianya masih 18 tahun. Bi Yanti ini dulu pernah bekerja di rumah saya."
"Iya terus?"
"Terus apanya Sel?"
"Terus kamu juga mempekerjakan dia?"
Sella berbicara sambil menujuk ke arah Yuli memakai telunjuknya lalu langsung di raih tangannya oleh suaminya.
"Jangan menujuk orang seperti itu Sel, namanya tidak sopan."
Sella sangat emosi saat suaminya seolah-olah menyudutkannya, ia langsung berdiri dari duduknya.
"Iya seharusnya kamu menikah saja sama ning Syifa yang memiliki sopan santun dan pintar agama tidak sepertiku yang nol agama!"
Sella berbicara sambil membuang syal yang di pakaikan suaminya untuk hijab, setelah itu langsung lari ke arah kamarnya.
Adnan menghela nafas berat saat melihat istrinya bersikap kanak-kanakan.
"Maafkan istri saya bi, Yuli, mungkin Sella masih dalam suasana hati yang buruk, hari ini baru saja di pecat dari pekerjaannya, jadi tolong di maklumi."
"Tidak apa-apa den, bibi juga tau tentang itu dan bisa memakluminya."
Jelas bi Yanti tau tentang Sella, semua berita Sella sudah beredar di televisi, apa lagi Sella adalah model nomer satu di Sinen Grup.
Adnan memutuskan melanjutkan pembicaraannya, ia tidak mungkin mengejar istrinya di saat belum menjelaskan pekerjaan bi Yanti dan Yuli.
"Begini bi, kalau masalah pekerjaan seperti bibi dulu saja, termasuk masaknya juga samain saja depan sama belakang, biar tidak masak dua kali. Sedangkan pagi saya hanya sarapan roti tawar dan telor setengah matang, kalau istri saya nanti saya bilang pada bibi kalau dia mau makan apa, saya tidak tau seleranya. Sekarang bibi dan Yuli istirahat saja, kamarnya sebelah sana, di sana sudah kumplit 2 kasur dan kamar mandinya juga ada di dalam kamar itu."
Adnan berbicara sambil menujuk ke arah kamar.
"Baik den terima kasih."
"Kalau mau makan siang bibi cari saja di kulkas, saya mau menyusul istri saya dulu."
Setelah mengatakan itu Adnan langsung pergi tanpa menunggu jawaban terlebih dahulu, perasaan ia sangat tidak enak saat istrinya marah.
Namun Adnan juga tidak mengerti kenapa istrinya seperti itu, seolah-olah istrinya itu seperti sedang cemburu.
Adnan masuk ke dalam kamar sambil menghela nafas berat saat istrinya menangis di atas ranjang sambil menyembunyikan wajahnya di ke dua pahanya, ia langsung duduk di atas ranjang.
"Sel jangan seperti ini, kalau saya salah saya minta maaf."
Adnan berbicara sambil mengelus kepala istrinya.
"Maafkan saya bila ucapan saya membuat kamu tersinggung."
Sudah dua kali Adnan berbicara, tapi ia masih tidak mendengar jawab dari istrinya.
Adnan langsung menarik istrinya dalam pelukannya.
"Saya minta maaf, tolong maafkan saya, saya hanya ingin mendidik kamu untuk lebih baik lagi, tapi jika menurut kamu didikan saya terlalu keras, saya benar-benar minta maaf."
Hati Adnan terasa seperti tertusuk oleh ribuan pisau, hatinya terasa sakit saat melihat istrinya menangis, entah ia sudah mulai mencintai istrinya atau ia hanya merasa iba, ia sendiri juga belum tau jelas karena ia belum pernah merasakan yang namanya jatuh cinta.
"Aku sudah bilang kalau aku tidak mau kamu mengambil asisten rumah tangga yang masih muda! Apa lagi dia usiannya lebih muda dari kamu. Hiks... Hiks..."
Setelah sedikit lebih tenang akhirnya unek-unek yang Sella pendam keluar juga.
Adnan langsung mengecup kening istrinya sekilas sambil tersenyum, ada rasa bahagia di hati ia saat tau kalau istrinya cemburu.
"Jadi kamu cemburu?"
"Bukan cemburu aku takut. Aku tidak mau jadi janda apa lagi di poligami!"
Adnan langsung melepaskan pelukannya, lalu ia menghapus air mata istrinya dengan ke dua ibu jarinya.
"Jangan seudzon begitu Sella, saya pikir kamu menangis karena tersinggung dengan ucapan saya."
"Memang salah kalau aku berpikir seperti itu? Nanti yang ada kalau aku tidak berpikir seperti itu kalian nikah siri secara diam-diam."
"Asthagfirullah Sella, jangan berbicara seperti itu, sudah saya bilang kalau saya tidak akan mempoligami kamu, saya sudah bilang cukup Bunda yang mengalami sakit hati, dan cukup saya korban dari perceraian mereka. Kamu percaya sama saya'kan?"
Sella menganggukan kepalanya, ia tidak tau apa sudah jatuh cinta atau belum, apa lagi ia baru kenal kemarin, tapi dari pagi ia di hantui rasa takut.
"Kamu kenapa bohong tentang pekerjaan kamu? Kata kamu bilang pengangguran?"
"Maafkan saya, saya tidak bermaksud untuk menyembunyikan pekerjaan saya, tapi kalau saya bilang pekerjaan saya sebagai pengacara, kamu juga belum tentu percaya karena saya tidak membawa kartu itu, yang ada kamu menganggap aku pembohong, secara usia saya masih terlalu muda."
Sella yang mendengar jawaban dari suaminya hanya tersenyum, ia memang tidak akan percaya pada suaminya kalau hanya ucapan.
Apa lagi wajah suaminya terlihat tampan dan imut, tidak ada wajah sinis jadi Sella juga berpikir mungkin juga yang di ucapkan suaminya benar, tapi jika suaminya sudah marah, ia bisa melihat wajah tegas dan terlihat seperti lelaki dewasa.
Adnan hanya menggelengkan kepalanya saat melihat senyuman dari istrinya yang menujukan jawaban kalau istrinya memang tidak percaya.
"Itu kamu tidak percaya sama saya."
"Habis wajah kamu gemesin."
"Maaf Sel, saya boleh tanya tentang yang lebih serius tidak?"
"Iya boleh."
"Kamu tidak sakit hati tentang foto Intan bersama kak Aska?"
"Tidak sama sekali, jelas-jelah kita menjalin hubungan 8 tahun, tapi jantungku baik-baik saja, itu artinya kalau aku baik-baik saja."
"Alhamdulilah, saya senang mendengarnya, saya harap kamu tidak menganggap saya sebagai pelarian, saya harap kamu bisa menerima saya seiringnya waktu, begitu pun dengan saya yang akan belajar mencintai kamu."
"Iya itu sudah pasti Adnan, aku juga tidak ingin kita berpisah."
Adnan tersenyum lebar saat mendengar jawaban dari istrinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Conny Radiansyah
Semoga langgeng, sampai maut yang memisahkan
2023-02-19
1
mom mimu
5 like mendarat untuk Sella, semangat terus kak 💪🏻💪🏻💪🏻
2023-02-15
1
Fenti
semangat thor, aku gas full bacanya nih😅😅
2023-02-10
0