Sudah 3 hari pernikahan Adnan dan Sella, tapi mereka berdua masih saja belum melakukan malam pertama.
Pagi ini Sella sedang melihat cara masak telur setengah matang, walau pun mungkin terdengar mudah, tapi ia belum pernah membuat makanan apa pun, bahkan sekedar masak mie instan saja ia tidak pernah, jadi ia tidak tau bagai mana cara masak makanan.
"Oh begitu bi caranya."
Sella berbicara sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal setelah telur itu sudah di sajikan di mangkuk kecil.
"Iya non."
"Oh iya bi, kalau masak jangan dengar apa kata mas Adnan, masa masak untuk depan dan belakang di samain, kalian suka makan bawang merah'kan? Jadi jangan ikut-ikutan sama saya dan mas Adnan, kita memang memiliki elergi yang sama, saya tadi sudah memesan bawang merah, mungkin 1 jam lagi juga sampai."
"Iya non terima kasih."
"Sama-sama bi."
Pertemuan awal memang kurang mengenakan menurut bi Yanti, tapi setelah bekerja 2 hari di sini ia bisa menilai kalau Sella memang perempuan baik, hanya saja sangat keras kepala.
Adnan turun dengan memakai setelan jas, ia mendekati istrinya yang sedang melihat bi Yanti masak.
"Sedang apa Jamila?"
Sella yang di tanya suaminya, ia langsung membalikan badan.
"Sedang melihat bibi masak mas, sudah mau berangkat iya mas?"
"Iya, ayo sarapan mas sudah telat."
"Iya mas."
Setelah duduk Sella membantu suaminya mengoleskan telor setengah matang di roti tawar milik suaminya, lalu ia letakan di depan suaminya sambil tersenyum lebar.
Begitu pun dengan Adnan juga ikut tersenyum saat melihat perubahan istrinya.
"Nanti pulang jam berapa mas?"
Sella bertanya sambil memakan salad buah.
"Mungkin jam setengah 5 sudah sampai rumah."
Mereka melanjutkan sarapan tanpa berbicara lagi hingga selsai.
"Jamila, kamu biasa bawa mobil sendiri tidak?"
"Biasa bawa mobil sendiri kalau Onli sedang libur."
"Iya sudah ini kamu beli baju panjang dan celana panjang, termasuk hijab juga, kalau kamu mau pakai gamis juga boleh, mas bahkan lebih senang lagi."
Adnan memberikan kartu kredit black card pada istrinya, ia sengaja tidak memberikan kartu atm langsung pada istrinya, ia ingin tau berapa banyak pengeluaran istrinya jika berbelanja.
Bukan Adnan pelit, tapi ia harus tau apa pun yang di lakukan istrinya.
"Ini yakin mas memberi Jamila kartu kredit ini?"
"Iya yakin, Jamila sudah tanggung jawab mas, jadi jangan pakai uangmu, belanja saja sepuasmu."
"Memangnya mas perbulan bisa habis sampai berapa miliar?"
"Jangan banyak tanya, mas bukan mau di tanya, tapi menyuruh kamu. Yuli juga suruh ikut untuk membantu kamu membawa barang-barang kamu, nanti mas pulang baru beli mobil untuk kamu, hari ini kamu pakai mobil mas dulu."
"Terus mas pakai apa? Pakai motor lagi? Jauh loh mas dari kantor kejaksaan, jangan bawa motor terus panas tau."
"Mas tidak suka macet, nanti sekalian mas juga cari supir wanita untuk kamu."
Adnan tidak mungkin mencarikan supir lelaki untuk istrinya, walau pun itu hanya supir, ia tidak ingin kalau istrinya itu berduaan dengan yang bukan makhromnya.
"Tidak perlu mas, Onli juga nanti datang, jadi biar pakai Onli saja."
"Baik kalau begitu mas berangkat dulu."
Adnan langsung berdiri sambil membawa tas kerjanya di ikuti oleh istrinya untuk mengantar ia sampai di samping motor.
Sella langsung mencium tangan suaminya dan di balas cium kening oleh suaminya.
"Hati-hati mas."
"Iya Jamila, kamu juga hati-hati, jangan pakai-pakaian yang seatas lutut atau sebawah lutut, pakai saja jeans panjang dan baju panjang."
"Iya mas."
Setelah mengatakan itu Adnan langsung melajikan motornya.
Sella melihat suaminya sudah menghilang di sana, saat ia baru saja akan masuk ke dalam life, tangan Sella di tarik oleh Aska untuk keluar dari life.
Sella sangat terkejut karena tiba-tiba tangannya di tarik, dan langsung di peluk oleh sesaorang, namun saat mencium aroma parfum yang ia kenali membuat ia lebih terkejut lagi.
"Aska, tolong lepaskan pelukanmu!"
"Aku rindu kamu Sel, nyatanya aku tidak bisa hidup tanpa kamu, seharunya aku tidak membatalkan pernikahan kita dan aku tidak keberatan kalau kamu sudah tidak suci lagi."
"Lepas Aska! Aku mohon jangan seperti ini, kalau sampai ada orang yang melihat akan salah paham! Kamu sekarang adalah kaka iparku!"
Sella masih memaksa melepaskan pelukan dari Aska, walau pun tenaganya itu sia-sia karena tenaga Aska sangat besar.
"Sel, kembali padaku, kamu minta cerai pada Adnan dan menikah lah denganku."
Sella berhasil melepaskan pelukan dari Aska.
"Apa kamu gila?! Bagai mana bisa kamu menyuruh aku untuk meninggalkan mas Adnan?!"
"Kalau kamu menikah denganku, aku bisa memberikan karirmu seperti semula."
"Aku tidak butuh karir darimu, dan aku juga sudah tidak membutuhkan kamu lagi, andai 3 hari yang lalu kamu memberikan aku untuk memiliki kesempatan menikah denganmu, mungkin aku akan senang dan bahagia, tapi sekarang aku sudah tidak menginginkan itu lagi Aska."
Sella menghentikan ucapannya sesaat untuk mengambil nafas.
"Aku sudah menikah dengan mas Adnan, dia lelaki yang menyelamatkan harga diriku walau pun karirku tetap hancur, tapi setidaknya hatiku juga tidak ikut hancur, jadi aku sudah tidak menginginkan kamu lagi."
Beberapa detik Aska mematung saat baru menyadari Sella memanggil adiknya dengan panggilan, bukan untuk dia lagi, dulu hanya ia satu-satunya yang di panggil mas oleh Sella, tapi sekarang ia bukan orang spesial lagi di hati Sella.
Namun Aska beberapa detik kemudian menepis tentang Sella, ia yakin kalau Sella masih mencintainya.
Apa lagi hubungan Aska dan Sella sudah 8 tahun lamanya, jadi tidak mungkin kalau Sella semudah itu membuang cintanya pada ia.
"Bohong! Aku yakin kalau kamu masih mencintaiku! Tinggalkan Adnan Sella. Adnan tidak memiliki apa pun, dia hanya bocah ingusan!"
"Lebih baik bocah ingusan seperti mas Adnan yang mengandalkan keahliannya sendiri dari pada kamu?! Kaya juga dapat dari Bunda mas Adnan, untuk apa kaya dapat nipu?"
"Aku tidak tau menau urusan Papa dan Tante Anisa, jadi jangan salahkan aku Sella. Aku mohon tinggalkan Adnan."
"Aku tidak akan meninggalkan mas Adnan, dan kalau pun mas Adnan sendiri yang meninggalkan aku, aku tidak akan menikah lagi, bagiku sekarang mas Adnan adalah segalanya dalam hidupku."
Ucapan itu bukan sekedar ucapan, bagi Sella, memang suaminya adalah segalanya, walau pun awalnya berpikir akan berpisah, tapi tidak setelah menikah.
Sella sangat nyaman saat melihat senyuman suaminya, aroma tubuh suaminya, apa lagi saat suara suaminya mengaji di tengah malam, ia sangat menyukainya.
Terutama adalah sikap suaminya yang selalu berpikir dewasa, membantu ia saat di sudutkan banyak orang, menurut ia jelas kalau suaminya adalah lelaki yang sangat sempurna.
Lalu untuk apa lagi Sella mencari lelaki lain kalau semua karakter lelaki lain ada dalam diri suaminya.
Suaminya bisa berbicara keras dan melawan orang yang akan menyakitinya, bukan hanya kepribadian yang ta'at agama, tapi suaminya memang mampu menjaganya dari marah bahaya.
Sella memang merasa sudah sangat beruntung memiliki suami seperti Adnan.
"Adnan mencuci otakmu dengan kata-kata apa Sella?! Sampai-sampai kamu seperti tergila-gila pada Adnan?!
"Hanya wanita bodoh dan gila yang tidak tertarik dengan mas Adnan.!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Kinan Rosa
dasar Aska gak ada akhlak
siapa bilang Adnan miskin
2023-02-23
1
Susan Sinuraya
5 like meluncurrr semangat terus ya kak....
2023-02-20
1
Conny Radiansyah
betul sekali Sella
2023-02-20
2