Rambut Sella berantakan begitu pun dengan rambut Onli. Sella yang saling menjambak dengan Intan, lalu Onli saling menjambak dengan Raya.
Niat Sella untuk memisahkan Raya dan Onli, tapi Intan langsung menjambak rambutnya membuat mereka saling jambak-menjambak.
Sedangkan Yuli, ia hanya melihat ke arah mereka bergantian dan bingung haruskah membantu.
Apa lagi Yuli tidak tau menau apa masalah penyebab mereka bertengkar hebat, yang jelas awalnya hanya menghina dan berujung saling menjambak.
Yuli hanya menggelengkan kepalanya dan bergidik ngeri saat Sella bukan hanya menjambak melainkan mencakar leher Intan.
Namun tidak ada yang mau memisahkan mereka, semua pengunjung di mall hanya memvideo aksi mereka hingga satpam datang dan memisahkan mereka.
Sekarang Sella, Onli dan Yuli sudah ada di dalam mobil menuju arah pulang.
"Sepertinya kita bakalan viral Sel."
"Aku tidak peduli mau viral atau bagai mana, tapi aku belum puas menjambak rambut Intan."
"Gila kamu, wajah kamu bekas tamparan juga masih ingin jambak rambut Intan, terus kamu juga sudah cakar Intan tadi."
"Habisnya menyebalkan sekali, bilang aku tua, kata mas Adnan bilang juga aku cantik."
"Pesona Adnan memang hebat, baru menikah 3 hari saja sudah membuat kamu bucin."
"Kalau ada wanita menolak pesona mas Adnan berarti wanita itu bodoh!"
Onli yang mendengar teriakan dari Sella ia hanya terkekeh, ia akui kalau Adnan memang tampan dan selalu berpikir dewasa, jadi tidak heran kalau ada orang yang menyukai ketampanan dari seorang Adnan.
Apa lagi bonusnya Adnan adalah seorang pengacara, dari pertama bertemu saja Onli sudah mengagumi Adnan, kalau bukan dari suami Sella mungkin ia juga sudah mendekatinya.
Mereka sampai di depan gedung apartement, mereka langsung turun dari mobil.
Baru juga Sella, Onli dan Yuli menurunkan barang-barang Adnan juga datang di sana bersama asisten pribadinya yang membawa mobil baru di beli Adnan tadi, sedangkan Adnan sediri masih memakai motor.
"Mas."
Sella langsung memanggil suaminya saat melihat suaminya.
Adnan tersenyum lebar saat melihat istrinya, ia memang buru-buru pulang saat melihat video istrinya saling jambak di mall karena ia lupa tidak meletakan alat penyadap suara pada tas istrinya.
"Assalamualaikum."
"Wa'alaikumsalam."
Mereka menjawab serempak. Sella langsung meraih tangan suaminya untuk ia cium di balas cium kening sekilas oleh suaminya.
Onli yang melihat pemandangan itu membuat ia tersenyum lebar, ada rasa iri di hatinya saat melihat kemesraan Sella dan Adnan, membuat ia juga ingin segera menikah agar seperti mereka yang sangat romantis.
"Ini pipi kamu kenapa Jamila?"
Adnan bertanya sambil mengusap pipi istrinya yang memerah bekas telapak tangan.
"Jamila habis bertengkar mas."
Sella menjawab sambil cengengesan.
"Jangan bertengkar lagi Jamila, bersyukur mas tidak mau tampil di televisi setiap di undang berbagai acara, kalau tampil dan tau siapa mas, orang mengira mas tidak bisa mendidik kamu Jamila. Tolong hargai pekerjaan mas."
Mata Sella langsung memerah saat mendengar ucapan panjang dari suaminya.
"Mas malu memiliki istri seperti Jamila?"
"Mas tidak malu sama sekali Jamila, tapi saat kamu mendapatkan khasus dan mas membela kamu, apa kata orang lain? Orang itu selalu memandang kita sebelah mata, apa lagi orang yang benci sama kita, dan mas juga tidak pernah ridho kalau istri mas terluka."
Sella langsung memeluk suaminya dengan sangat erat.
Adnan juga membalas pelukan dari istrinya, saat matanya melihat ke arah Romi, ia baru ingat kalau ia belum menerima kunci mobil darj Romi.
Masih sambil memeluk istrinya Adnan langsung mengulurkan tangan kanan pada Romi yang langsung di mengerti oleh Romi.
Romi langsung memberikan kunci mobil itu pada Adnan.
"Terima kasih Rom."
"Sama-sama pak Adnan, kalau begitu saya permisi."
"Iya."
Setelah Romi pergi Sella langsung melepaskan pelukannya lalu langsung melihat ke arah Romi yang akan menaiki taksi.
"Dia siapa mas?"
"Asisten pribadi mas, kenapa?"
"Oh mas juga memiliki asisten pribadi."
"Iya, ayo masuk."
"Iya mas."
Adnan langsung membantu membawa barang-barang istrinya sambil tersenyum lebar karena barang-barang itu memang sangat banyak, itu artinya kalau istrinya memang benar-benar mau menuruti keinginan ia.
Setelah di dalam apartement Sella langsung memberikan milik Yuli dan Onli yang memang sudah di pisah.
"Ini milik kamu dan ini milik kamu."
"Terima kasih non, den."
"Sama-sama."
Setelah mengatakan itu Yuli langsung pergi ke arah kamarnya.
"Terima kasih Sel, Adnan."
Adnan hanya menganggukkan kepala begitu pun dengan istrinya.
Mereka bertiga langsung duduk di sofa dengan Adnan duduk bersama istrinya, sedangkan Onli duduk di sofa sebrang.
"Onli, kalau kamu bekerja jadi supir istri saya kamu mau?"
"Hah?"
Onli sangat terkejut karena memang tadi Sella tidak mengatakan itu, apa lagi gajih supir sangat lah kecil, mana cukup untuk menghidupi keluarganya.
"Kamu tenang saja kalau masalah gajih, saya bisa bayar kamu dua kali lipat dari gajih yang di berikan istri saya pada kamu sebelumnya."
Adnan bukan memberikan gajih cuma-cuma pada Onli, tadi pagi ia sudah menyuruh Romi untuk mencari tau tentang kehidupan Onli, jadi ia berani memberikan Onli gajih besar karena Onli adalah tulang punggung keluarga.
"Mas banyak banget masa iya gajih supir 10 juta perbulan? Iya kalau 10 juta perbulan aku saja yang jadi supir mas."
Onli menghela nafas pelan, baru juga mau mendapat keberuntungan, tapi temannya ini begitu pelit, jelas-jelas dulu Sella bukan lah orang yang pelit.
"Jangan aneh-aneh Jamila, mas sedang berbicara serius pada Onli."
"Mas, tentang aku boleh kerja di Alfero Grup itu masih berlaku buat aku tidak mas?"
Bahkan Sella sudah bertanya saat suaminya belum mendengar jawaban dari Onli.
"Sudah tidak berlaku."
"Ih mas jahat, aku mau bekerja di sana."
Adnan menghela nafas berat, ia langsung menangkup wajah istrinya.
"Apa ini ada kaitannya dengan Intan?"
"Iya itu mas tau."
"Jangan memiliki dendam Jamila, mas tidak suka kalau kamu menjadi wanita pendendam."
"Habis Intan menyebalkan! Mas itu kunci siapa?"
Sella bertanya pada kunci mobil yang di letakan di meja, sedangkan kunci mobil yang di kendarai Onli ada di tempat kunci.
"Itu untuk kamu Jamila."
"Seriusan mas beliin Jamila mobil yang sama seperti milik mas?"
"Iya, hanya milik kamu warna merah, kamu suka?"
"Sangat suka, terima kasih mas."
"Jangan bilang terima kasih, itu sudah kewajiban mas sebagai suamimu. Lukamu mas kompres iya?"
"Tidak usah mas, Jamila tidak apa-apa, boleh iya mas bekerja Alfero Grup?"
Adnan menghela nafas berat saat istrinya mengungkit masalah pekerjaan lagi.
"Iya boleh, bagai mana Jamila saja, mas mau mandi dulu, nanti mas hubungi pak Samsul, kamu ngobrol saja dulu sama Onli, dan Onli mungkin kamu menjadi manejer Jimala lagi, tapi masalah gajih tetap dua kali lipat."
"Iya tidak apa-apa Adnan, terima kasih banyak."
"Sama-sama."
Setelah Adnan pergi ke kamarnya Onli bertanya tentang Adnan.
"Panggilan sayang Adnan ko lucu iya manggil kamu Jamila?"
"Iya, awalnya aku sempat ngambek saat mas Adnan memberikan panggilan Jamila, ternyata arti dari Jamila itu cantik, jadi aku suka panggilan dari mas Adnan."
Onli menggelengkan kepala sambil tersenyum lebar melihat tingkah bucin Sella yang sangat berbeda tidak seperti saat masih bersama Aska.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Kinan Rosa
ya kalau kamu sudah suka kamu harus mau nurut omongan suami mu to jamila
2023-02-23
1
Mom La - La
pakeettt....⚘
2023-02-12
1
Fenti
aku suka cerita mu thor 😁
2023-02-10
0