Rasanya Sella ingin sekali menyumpal mulut Intan yang berbicara manis di buat-buat pada Atala.
"Dasar wanita bermuka dua!"
"Lihat lah pak Atala Sella sepertinya benci sekali sama saya."
Intan berbicara dengan wajah memelas saat ada Atala di sana, tidak ada lagi wajah angkuhnya.
"Saya mau kamu minta maaf Sella!"
Atala menatap ke arah Sella dengan tatapan tajam.
"Saya tidak salah! Saya tidak akan minta maaf!"
"Kamu bilang tidak salah dengan kamu membuat kegaduhan di sini dan menampar Intan kamu masih bilang tidak membuat salah?!"
Sella menghela nafas kasar, matanya sudah mengikat tajam dengan tatapan kebencian pada Atala.
"Sudah saya bilang kalau saya tidak salah!"
Kini Atala langsung menatap ke arah Intan.
"Lalu bagai mana dengan kamu Intan? Sella kekeh tidak mengakui kesalahannya?"
"Saya mau permasalahan ini di tutut ke jalur hukum pak, saya juga ingin memberikan epek jera pada Sella."
"Baik, pak Eko kemari!"
Pak Eko adalah selaku satpam di sana. Pak Eko langsung menghampiri Atala.
"Iya pak."
"Bawa Sella ke kantor polisi."
"Baik pak."
"Jangan bawa dia pak Eko! Sella tidak salah!"
Onli menghadang jalan pak Eka, tepat di kejadian itu Adnan juga datang, ia memang memasang penyadap suara pada tas istrinya untuk berjaga-jaga, jadi ia tau kalau istrinya mendapat masalah hingga membuat Adnan tidak jadi ke pesantren.
"Jangan sentuh istri saya! Kalau kalian masih sayang dengan kaki kalian!"
Teriakan Adnan menggema di sana sambil terus berjalan ke arah istrinya.
Mungkin kebanyakan orang pasti menilai Adnan orang gila, memakai peci dan baju koko termasuk celana hitam menampilkan lelaki ta'at agama, tapi suaranya yang mereka dengar jauh dari agama.
Mereka semua langsung menatap ke arah Adnan dengan perasan terkejut dan bingung, tapi Adnan terus menundukan pandangannya sambil terus berjalan ke arah istrinya hingga sampai di depan istrinya.
Adnan langsung memeluk istrinya dengan sangat erat dan mengecup keningnya sekilas.
"Maaf saya terlambat."
Sella menganggukan kepalanya pelan, lalu beberapa detik kemudian tangisannya pecah di pelukan suaminya.
Adnan mengelus kepala istrinya dengan usapan sayang.
"Aku tidak salah Adnan. Hiks... Hiks.. Intan yang membuat kesabaranku terkikis habis. Hiks... Hiks..."
"Saya tau dan saya percaya, tenangkan diri kamu terlebih dahulu, jangan lupa istighfar. Ingat saya sudah bilang jangan sampai emosi menguasai diri kamu."
Sella menganggukan kepalanya pelan, tangannya semakin mempererat pelukannya pada suaminya.
Mereka berdua menjadi pusat perhatian oleh Atala, para model dan para manejer di sana termasuk pak Eko.
Mereka semua terkejut saat mendengar tangisan dari Sella, selama menjadi model mereka belum pernah melihat Sella menangis, mereka hanya melihat Sella menangis saat Sella akan menikah dan tiba-tiba Aska membatalkannya, hanya itu yang mereka tau, tapi kini saat Sella berhadapan dengan suaminya Sella langsung menangis dan seolah-olah Sella sangat rapuh.
Onli tersenyum lebar saat melihat Sella di perlakukan dengan baik oleh suaminya dan terlihat romantis.
Berbeda dengan Intan, ia semakin membenci Sella saat lagi-lagi Sella mendapatkan keberuntungan, bahkan ia akui kalau suami dari Sella sangat tampan dan berkarisma, wajahnya begitu imut, mampu membuat siapa saja mudah jatuh cinta pada Adnan.
Menurut Intan tidak heran kenapa Sella tidak menangis saat ia menujukan foto kebersamaannya bersama Aska, ternyata suaminya sangat sempurna, terlebih ucapanya menurut ia sangat lembut.
"Jangan menangis, saya tidak suka kalau wanita berharga saya menangis."
Sella menganggukan kepalanya pelan lalu langsung melepaskan pelukannya.
Adnan langsung menghapus air mata istrinya menggunakan ibu jarinya sambil tersenyum lebar.
"Apa perasaannya sudah lebih baik?"
Lagi-lagi Sella hanya menganggukan kepalanya.
"Ehemm!"
Atala berdehem, ia sungguh iri melihat kemesraan ke dua sijoli di depannya, apa lagi ia belum memiliki pasangan, bahkan sekedar kekasih saja ia tidak punya.
Adnan langsung melihat ke arah Atala sekilas, lalu melihat ke arah Intan sekilas, setelah itu langsung menundukan pandanganya.
"Kamu tidak jadi ke pesantren?"
"Bagai mana saya mau ke pesantren kalau bidadari saya sedang ngamuk di sini?"
Adnan bertanya sambil menaik turunkan satu alisnya sambil tersenyum.
"Ih kamu menyebalkan! Adnan aku maaf telah menampar Intan dan menjambak rambutnya."
Setelah minta maaf Sella langsung menunduk, ia takut suaminya marah.
Sedangkan orang-orang di sana tercengang saat melihat Sella minta maaf pada suaminya bukan pada Intan.
Adnan tersenyum sambil mengelus kepala istrinya, ia tau kalau istrinya takut padanya.
"Intan memang sangat pantas mendapatkannya, andaikan Intan lelaki, mungkin saya sudah membuat Intan babak belur."
Sella langsung mendongkakan wajahnya menatap mata suaminya.
"Kamu tidak marah sama aku?"
"Kalau kamu melakukan itu untuk membela diri saya tidak akan marah, saya tau kalau kamu sudah berusaha untuk sabar."
Onli terus saja menampilkan senyum lebarnya, tutur kata suami Sella membuat ia senang.
"Jangan kira hanya minta maaf pada suami kamu urusannya selsai! Intan menginginkan Sella di tuntut ke jalur hukum!"
Suara Atala membuat Adnan melihat ke arah Atala sambil tersenyum.
"Iya termasuk saya yang akan menuntut Intan karena sudah memaki istri saya habis-habisan, jadi seimbang bukan?!"
Intan tidak percaya kalau Adnan tau tentang ini, jelas-jelas dari tadi Sella belum menjelaskan apa-apa.
Mereka hanya diam saat mendengar pertanyaan dari Adnan, suaranya sangat tegas mampu membuat Atala sendiri untuk beberapa detik menundukan kepalanya.
Atala merasa aneh dengan Adnan yang hanya seorang lelaki muda, tapi suaranya sangat tegas dan tidak takut.
"Jadi bagai mana Intan?! Kamu mau menuntut istri saya?! Saya juga akan menuntut kamu, bahkan suara kamu itu sudah saya kirim ke kantor polisi!"
Sella mengerutkan keningnya tidak percaya saat mendengar ucapan dari suaminya.
"Kamu serius Adnan?"
Adnan tidak menjawab saat di tanya oleh istrinya, ia mengambil ponselnya dan langsung memutar suara percakapan Intan dan Sella, jelas di situ yang memancing emosi duluan adalah Intan.
Semua yang ada di sana sangat terkejut saat mendengar Intan memaki Sella habis-habisan.
Apa lagi mereka tau Intan adalah wanita yang lemah lembut, di tambah lagi mereka hanya tau setelah Intan di tampar oleh Sella dan mereka tau kalau Sella sangat keras kepala.
Adnan mematikan rekaman suara itu sebelum selsai, setidaknya cukup untuk bukti kalau yang memulainya adalah Intan.
"Jadi bagai mana Intan? Apa kita tetap lanjut ke jalur hukum?"
Seorang wanita paru baya masuk ke sana sambil tersenyum lebar, ia adala Mama dari Atala yang bernama Surti.
"Ini ada apa iya rame-rame?"
"Ma, ini urusan Intan dan Sella."
"Loh ko Sella masih ada di sini? Bukannya harusnya di pecat? Malu-maluin Sinen Grup saja!"
"Tutup mulut anda!"
Adnan langsung membentak Surti dengan mata yang menundukan pandangannya.
Surti mengalihkan pandanganya ke arah Adnan, awalnya ia akan memaki lelaki yang sudah membentaknya, tapi saat melihat lelaki itu ia tidak berani membentaknya.
"Adnan."
Surti memanggil Adnan sambil tersenyum canggung, ia sudah tau siapa Adnan sebenarnya karena Anisa adalah sahabat dari Surti dan Sinen Grup di dirikan atas bantuan dari Anisa.
"Mama kenal dia?"
Atala bertanya dengan wajah terkejut saat Mamanya mengenal Adnan.
"Ibunya dulu yang membantu Mama mendirikan Sinen Grup, bahkan dia memberikan uang dengan cuma-cuma pada Mama."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Conny Radiansyah
pada bengong ☺️
2023-02-17
1
Ukhty Nur Siahaan
Balas lah kebaikan ibuny Adnan mamany atta
2023-02-13
2
Fenti
Kasian sekali kamu Atala
2023-02-10
0