Semua orang yang ada di sana tercengang saat mendengar ucapan dari Surti, tapi tidak dengan Adnan ia terkesan tidak peduli.
Atala sangat malu saat mendengar pakta kalau ibu dari Adnan yang telah membantu biyaya secara cuma-cuma.
"Lanjutkan ke jalur hukum atau tidak?!"
Sekali lagi Adnan bertanya pada Intan karena dari tadi ia belum mendengar jawaban dari mulut Intan.
"Adnan adalah seorang pengacara, Adnan berkuliah mengambil jurusan sebagai pengacara, jadi kamu behati-hati kalau memiliki masalah dengan Adnan, walau pun tinggal di pesantren bukan berarti Adnan orang biasa."
Surti mencoba mengingatkan Intan agar tidak memiliki masalah dengan Adnan, terlebih ia tau kekayaan Adnan yang di tinggalkan oleh Anisa sangatlah banyak, bahkan untuk membayar 200 asisten rumah tangga perbulan juga akan sanggup karena kekayaan Alfero sangat banyak.
Apa lagi terkadang pengacara bisa di beli walau pun salah, tentu saja Intan yang hanya berperofesi sebagai model papan atas itu tidak ada apa-apanya bagi Adnan.
Sella sangat terkejut saat mendengar ucapan dari Surti, ia tidak percaya kalau suaminya ternyata seorang pengacara.
"Mama jangan mengada-ngada bagai mana bisa anak kecil seperti Adnan bisa menjadi pengacara?"
"Adnan hanya berkuliah 3 tahun karena kepintarannya Adnan langsung menyadang sarjana jurusan hukum."
Surti tau banyak tentang Adnan, bukan ia sangat dekat dengan Adnan, tapi apa pun kegiatan yang di lakukan oleh Adnan Surti hampir tau semua, dulu ia di minta oleh Anisa untuk melihat Adnan secara diam-diam sebelum Anisa pergi hingga menghilang entah kemana.
Surti sudah mencoba mencari tentang keberadaan Anisa, tapi Anisa sama sekali tidak bisa ia temukan hingga sekarang.
Sella melihat wajah suaminya tidak percaya saat mendengar penjelasan dari Surti, dan lagi-lagi rasa kagum itu menghampiri persaan ia setiap kali mendapatkan pakta mengejutkan dari suaminya.
Adnan langsung mengelus kepala istrinya yang terus saja menatap wajahnya.
Intan masih diam membisu, nyalinya semkin menciut dan rasa benci terhadap Sella semkin besar saat lagi-lagi Sella mendapatkan keberuntungan.
Seakan-akan hidup Sella itu hanya ada kehidupan bahagia, tidak seperti ia yang memiliki kehidupan penuh dengan kesedihan.
Adnan langsung menarik istrinya dalam rangkulannya, ia masih setia menunggu jawaban dari Sella. Tiba-tiba saja ponsel Adnan bergetar.
Dret... Dret....
Adnan langsung mengangkat telpon dari Omnya selaku komandan dari kantor kepolisan yang bernama Allan Putra Alfero adik dari Anisa Putri Alfero, Anisa sengaja tidak menggunakan nama Alfero di belakang namanya karena ia tidak mau orang menghormatinya karena kedudukan orang tuannya.
"Assalamualaikum."
"Wa'alaikumsalam, ada apa Om?"
"Itu rekaman itu mau di proses sekarang dan membuat laporan penangkapan?"
"Untuk saat ini jangan dulu Om, Adnan masih belum mendengar jawaban dari mulut Intan, jadi tidak tau mau di lanjutkan atau kita ke jalur damai."
"Baik kalau begitu Om tunggu kabar dari kamu."
"Iya terima kasih Om."
"Sama-sama."
"Assalamualaikum."
"Wa'alaikumsalam."
Setelah memutuskan sambungan telponnya Adnan langsung bertanya lagi pada Intan.
"Bagai mana Intan? Saya tidak ada waktu hanya sekedar berdiri di sini!"
Intan menelan ludahnya dengan kasar, ternyata Adnan memang bukan orang yang suka berbohong, rekaman itu memang sudah ada di dalam kantor polisi membuat ia memilih untuk ke jalur damai, ia tidak mau karirnya hancur berantakan hanya karena masalah ini, tapi ia juga suatu saat akan menghancurkan rumah tangga mereka kalau bisa ia juga ingin menggantikan posisi Sella di samping Adnan.
Walau pun niat awal untuk memiliki Aska dan membuat Sella hancur, tapi ia sudah lebih tertarik dengan Adnan sekarang.
"Adnan kita ke jalur damai saja, kamu mau?"
Intan menundukan kepalanya takut pada Adnan.
"Baik sekarang kamu minta maaf pada istri saya!"
"Iya, aku minta maaf Sella karena sudah menghina kamu."
"Ko di maafin sih Adnan? Mulut Intan nyebelin! Aku tidak memaafkan Intan. Intan bilang aku jallang aku sakit hati!"
Sella berbicara sambil menujuk Intan yang menurut ia Intan tidak pantas di maafkan.
Adnan langsung menarik istrinya dalam pelukannya, ia mengelus pelan pucuk kepala istrinya sambil membaca do'a, setelah selsai ia meniup ubun-ubun istrinya agar istrinya bisa mengontrol emosinya.
"Kontrol emosimu, Allah menyukai hambanya yang memiliki rasa sabar."
Sella hanya menganggukan kepalanya sambil memeluk erat suaminya, entah kenapa ia merasa seperti wanita bodoh setiap kali suaminya menasehatinya.
Watak keras kepalanya berangsur hilang setiap kali suaminya yang berbicara pada Sella, dan Sella merasa belum pernah ia seperti orang bodoh di depan lelaki, hanya suaminya satu-satunya yang bisa membuat ia patuh.
Surti tersenyum saat melihat Adnan secara langsung yang terlihat sangat dewasa walau pun usianya baru 22 tahun.
"Ayo maafin Intan."
Sella lansung melepaskan pelukannya ia langsung melihat ke arah Intan.
"Iya sudah saya maafiin kamu!"
"Terima kasih Sel."
"Kamu juga minta maaf padanya Sel."
Adnan berbicara sambil mengusap pipi kiri istrinya.
"Aku tidak mau minta maaf! Aku tidak salah!"
Adnan langsung memutar tubuh istrinya, ia mengelus kepala istrinya sambil tersenyum lebar.
"Lalu yang memukul dan menjambak ramut Intan siapa?"
"Aku."
"Nah itu salahnya, kamu harus minta maaf, tidak boleh memiliki dendam saya tidak suka itu."
Adnan berbicara dengan suara lembut, ia juga mengecup kening istrinya sekilas, tidak peduli di sana banyak orang yang jelas ia hanya tau kalau Sella adalah istrinya.
"Memang tidak boleh nawar? Dari tadi aku terus yang di suruh kamu, aku juga ingin memiliki pendirian sendiri."
Pertanyaan lemah lembut dari Sella mampu membuat orang-orang di sana tercengang, terlihat wajah memelas Sella yang di tunjukan pada suaminya.
"Kalau menawar untuk kejahatan saya tidak akan mengijinkan, tapi kalau kamu menginginkan yang lain, insya Allah akan saya kabulkan kalau saya bisa."
"Baik, aku ingin postingan yang mungkin sedang di unggah tentang aku melakukan kekerasan oleh mereka kamu bisa menghapusnya."
"Itu hal mudah Sel, bahkan kalau ada yang berani mengunggah kekerasan tentang kamu akun mereka bisa jadi saya blokir dari akses intrnet, jadi ayo minta maaf sama Intan."
"Iya saya minta maaf sama kamu."
Pada akhirnya kata maaf tidak ikhlas itu keluar juga dari mulut Sella dengan bibir cemberut.
"Iya Sel, tidak apa-apa, aku juga maafin kamu."
"Kalau seperti ini lebih enak. Intan saya harap kamu tidak mengulangi hal yang sama, jika mengulanginya lagi bukan hanya karir kamu yang akan hancur, tapi saya pastikan keluarga Arseta ikut menanggungnya."
"Iya maaf Adnan."
"Iya saya maafkan kamu. semua masalahnya sudah selesai. Bu Apa saya bisa meminjam syal ibu?"
"Boleh nak, jangan di balikin lagi."
Surti langsung menyerahkan syal pada Adnan.
"Terima kasih bu."
"Sama-sama nak."
Adnan langsung mengambil syal yang di serahkan Surti, ia langsung menutupi kepala istrinya dengan di bentuk sebagai hijab.
"Di luar banyak wartawan, jadi kamu harus menggunakan ini."
"Onli terima kasih sudah menjaga istri saya dari tadi, kalau kamu masih membutuhkan pekerjaan kamu datang saja ke alamat ini."
Adnan menyerahkan kartu pada Onli.
"Eh iya terima kasih."
"Sama-sama, kalau begitu permisi dulu. Assalamualaikum."
"Wa'alaikumsalam."
Mereka menjawab dengan serempak. Adnan langsung menggendong tubuh istrinya keluar dari sana melewati kerumunan para Wartawan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Conny Radiansyah
mimpi aja loe Intan, mau memiliki Adnan.
2023-02-19
1
Ukhty Nur Siahaan
Romantisny
2023-02-13
1
Fenti
Adnan ini paket komplit 👍👍
2023-02-10
0