Mendengar ucapan dokter itu Agra terkejut dan merasa tersindir. Selama ini ia memanglah sering memarahi Alice hanya Karena Alice kurang becus dalam merawat anaknya
Dan itu membuat Agra emosi karena khawatir dengan anaknya yang ada di dalam perut Alice.
"Kurang ajar! seharusnya aku kan pantas untuk memerahinya"
"Apakah aku tidak boleh marah saat dirinya tidak becus merawat anaknya? Itukan juga anakku! Bagaimana kalau terjadi apa apa!" Serunya berbicara dalam hati sembari berjalan menuju ke parkiran
Kini Agra berjalan menuju ke parkiran, Kali ini ia tak menggandeng tangan Alice, ia juga tak peduli dengan langkah kakinya yang membuat Alice tertinggal jauh dengannya
Ia meninggalkan Alice di belakangnya, sedangkan Alice, kini ia tak bisa berjalan dengan cepat karena bisa begitu sangat capek, bahkan saat ini pun ia sudah kelelahan
Alice pun saat ini ia paham. Tentu saja suaminya marah karena tersinggung dengan perkataan Bu dokter tadi. Tetapi kali ini Alice tak mau membuat suaminya tersinggung karena merasa bersalah kepadanya, dan Alice ingin Melakukan sesuatu
"Aku tidak bisa begini terus, aku harus melakukan sesuatu! Tapi apa...???" Serunya berbicara dalam hati, jujur Alice sendiri bingung bagaimana ia harus menghadapi sikap suaminya saat marah
Mereka pun terus berjalan menuju ke tempat parkir, tetapi Agra tiba diparkiran lebih dulu, karena Agra berjalan dengan sangat cepat. Sedangkan Alice ia tak bisa berjalan cepat.
Agra berjalan mendekati mobilnya, dan langsung masuk. Sedangkan Alice kini ia harus sedikit lagi berjalan untuk masuk ke mobil.
Agra tau, Agra bisa melihat Alice yang kelelahan. Tetapi sekarang kemarahan Agra jauh lebih besar dari pada rasa kasihannya terhadap Alice
Sedangkan Alice, meskipun dirinya kelelahan, Alice terus berjalan hingga ia sampai di mobil
*Klap*
Kini Alice telah berhasil masuk ke dalam mobil Agra. Ia langsung masuk dan duduk di mobil Agra. Napas Alice terdengar sangat lelah
Agra yang mengetahui hal itu pun memberikan Alice Air Putih. Membukakan tutup botolnya dan menyuruh Alice untuk meminumnya
"Nih, minum! Dasar Lemot!" Seru Agra benar benar tak mengerti perasaan Alice yang kelelahan saat ini
Alice pun langsung meminum air itu. Setelah itu ia mengatur pernapasannya agar tidak ngos ngosan dan menganggu suaminya.
"Ah, terimakasih!"
Setelah minum air putih, Alice merasa lega dan Alice baru bisa berfikir lagi. Ia tak boleh lagi diam diaman dengan pak Agra lagi. Alice harus bisa membuat suasana rumah tangganya menjadi harmonis dan tidak canggung terus
Karena biar bagaimanapun, hal seperti ini terjadi karena ulah Alice sendiri, ia juga merasa bersalah karena membohongi Agra dan juga membuat Agra menjalani pernikahan tanpa cinta.
"Ayo Alice,,,, katakan sesuatu! Jangan diam saja!" Alice berbicara dalam hati sembari memejamkan matanya berfikir keras
"Ah, pak pa pak Agra mau makan es krim?" Seru Alice bertanya kepada Agra
*Doeng*
Alice mengumpat di dalam hatinya, ia malah salah berbicara disaat seperti ini
"Bodoh sekali kau Alice"
"Hahhhh" sedangkan Agra, kini ia menghela nafasnya. Lalu kemudian ia menoleh ke Alice
"Apa kau mau es krim? Apakah itu bisa membuatmu senang?" Seru Agra malah bertanya kepada Alice, ia malah berfikir Alice saat ini ingin memakan es krim
"Ah, ti tidak kok. Bukan be begitu maksudnya!" Seru Alice menjawab cepat. Ia terkejut mengapa malah Dirinya yang di tawari?
"Lalu apa yang membuatmu senang? Katakan!" Seru Agra berbicara dengan nada yang tampak kesal sekarang
Alice pun semakin bingung, mengapa Suaminya tiba tiba malah bertanya seperti itu, dan malah membuatnya menjadi serba salah
Tetapi, Alice selalu mengingat bahwa pak Agra mengatakan hal itu pasti hanya untuk anaknya
Ah, mungkin perlakuan itu untuk anaknya! Jangan Geer Alice. Tetap tenang
"Katakan cepat Alice! Aku tidak bisa menunggu lagi!" Geram Agra kesal Karena Alice tak Segera menjawab pertanyaannya
"Ah, Kenapa pak Agra bertanya seperti itu?"
"Jangan Geer kau! Semuanya ku lakukan demi anakku bukan kau!"
Alice yang Melihat itu pun, langsung menunduk tak berani menatap wajah suaminya. Lalu menjawab pertanyaan itu dengan jujur
"Tenang Alice,,,,, ayo berbicara yang baik"
"Saya sekarang sudah senang kok, saya senang karena mempunyai pak Agra yang baik, dan bisa menjaga keluarga!"
"Meskipun tidak saling mencintai, tetapi pak Agra mampu merawat keluarganya. Da sekarang aku sudah sangat bersyukur. Pak Agra juga mampu mencukupi semua kebutuhan!" Seru Alice berbicara jujur hingga membuat Agra terdiam menganga
"Deg"
Jantung Agra berdetak kencang, ia terharu dengan perkataan Alice. Berapa kali Agra terus terusan di puji oleh seseorang?
Sangat banyak!
Namun, baru kali ini ada seseorang yang Agra tidak sukai tapi mampu memberinya keturunan dan bersyukur memiliki nya.
Jika di ingat ingat, Alice memang tak pernah mengeluh tentang Agra. Bahkan saat Agra memaki, meremehkannya, dan memarahinya, Alice tak pernah sekalipun membalas itu.
Alice menerima semuanya, dan tetap menjadi istri yang baik buat Agra.
"Dan sekarang saya senang karena bisa melihat calon anak saya" seru Alice berbicara dengan tulus dan tersenyum
"Deg"
Kedua kalinya Jantung Agra berdetak kencang, wajahnya mulai memerah, ia terpesona dengan senyuman Alice yang sangat manis.
Beberapa kali Agra pernah melihat wanita tersenyum. Tetapi baru kali ini ia benar-benar bisa melihat senyuman yang sangat manis dan tulus
Alice pun menoleh Agra, ia bingung sendiri mengapa suaminya menatapnya begitu lekat, dan,,,,, wajahnya memerah
Alice pun berfikir hal yang aneh tentang Agra
"Kenapa wajah pak Agra memerah? Dan sudah beberapa kali pak Agra seperti itu"
"Masak,,,, pak Agra,,,,?"
"Ah, tidak tidak! Pak Agra tak mungkin menyukai ku. Sekarang saja dia pasti Sangat benci padaku, karena aku bukan wanita yang sepadan dengan pak Agra"
Karena penasaran, Alice pun langsung bertanya saja langsung kepada pak Agra
"Pak Agra kenapa wajah Anda memerah?" Seru Alice berbicara lembut dengan Agra
Agra yang sejak sedari tadi melamun pun langsung menyadarkan dirinya. Ia langsung membuang muka Dan menggelengkan kepalanya
"Sialan! Lagi lagi aku tergoda dengannya!"
"Ah,,,, Tidak kok! Aku hanya lapar sekarang! Kita akan pergi ke restoran sekarang! Kau pasti belum makan kan?" Seru Agra membohongi dirinya sendiri
"Ah, tii tidak pak"
"Emmm bagaimana kalau saya saja yang memasak. Meskipun pak Agra orang kaya, tapi Agra harus tetap hemat"
"Dan saya juga ingin menambahkan skill memasak saya, dan nanti. Pak Agra yang menilai. Setuju?"
"Deg"
Entah ke beberapa kalinya, jantung Agra berdegup kencang karena Alice. Entah mengapa Agra begitu sangat senang saat melihat Alice tersenyum dan terlihat senang.
Tidak seperti dulu yang pertama kali bertemu Alice selalu berwajah murung
"Hahaha oke awas saja kalau tidak enak!" Seru Agra semua tertawa kecil
...Terimakasih sudah membaca teman teman...
...Maaf kalau banyak kekurangan...
...Jangan lupa Like, Vote, komen, dan Favorit nya...
...Terimakasih...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments