3. Meminta pertanggungjawaban Agra

1 bulan kemudian, Alice telah melepaskan semuanya. Hari hari sebelumnya begitu sangat Sulit bagi Alice tanpa Riyan. Setiap harinya ia selalu menahan Rindu Kepada Riyan.

Namun, Hari ini Alice pergi ke pemakaman Riyan dan sudah melepaskan Riyan. Karena Riyan sendiri pun sudah melepaskan Alice

Setelah dari pemakaman Riyan, Alice pergi ke toko baju untuk membeli beberapa baju baru. Setelah memilih baju yang cocok untuknya, ia pulang ke rumah.

Tak lama dari itu, Alice telah sampai di rumah. Ia pun langsung mencoba satu persatu baju yang baru saja ia pakai.

Ia melihat dirinya di cermin, baju itu nampak cocok untuk Alice. Namun ada kesedihan di hati Alice yaitu Melihat perutnya yang Semakin membesar

"Hahhh ini sudah saatnya aku harus menemuinya dan meminta pertanggungjawaban nya" Alice bernafas panjang sembari mengelus perutnya

Ia pun kembali merapikan dirinya dan pergi menemui Agra. Sejujurnya hal ini juga sangat berat bagi Alice, karena ia harus membohongi Agra demi anaknya.

Karena Agra adalah seorang yang terkenal di kota ini, jadi Alice bisa dengan mudah menemukan Agra. Ia hanya perlu membuka ponselnya lalu ia bisa mengetahui Alamat rumah Agra

***

Di kantor Agra

Kini Alice telah berada di dalam ruangan Agra. Alice begitu sangat gugup berada di hadapan Agra. Ia terus menggenggam tangannya sendiri, dan terus mencoba untuk memberanikan diri untuk berbicara.

"Maafkan saya pak, saya datang kesini untuk meminta pertanggungjawaban dari bapak. Saya sudah hamil sekarang"

"Deg"

Sontak jantung Agra berdegup kencang. Ia masih tak menyangkal bahwa Alice akan datang kembali menemuinya dan meminta pertanggungjawaban darinya.

Agra benar benar tidak siap untuk menikahi Alice, bahkan ia tak mencintai Alice. Agra ingin sekali membangun rumah tangganya dengan benar. Dan seharusnya ia menikah dengan seseorang yang saling mencintai, bukan yang tak ia kenali.

"Apakah kau serius?" Seru Agra tak percaya pada Alice

"Iya,,,, kau bisa mengecek perutku jika kau tak percaya" seru Alice berbicara menunduk, ia tak berani menatap Agra.

Alice sudah menduga bahwa hal ini tak akan mudah baginya untuk meminta pertanggungjawaban dari Agra

Ia sangat tau bahwa Agra adalah orang kaya yang terkenal dan tampan. Dan orang sepertinya pasti akan mencari seorang wanita yang cocok untuk dirinya, bukan seperti Alice yang tak mempunyai apa apa dan hanya mempunyai wajah yang cantik dan body yang bagus.

Sedari tadi Agra memperhatikan Alice, bahkan ia tau Alice tak menatapnya sedikit pun karena takut padanya. Ia paham bahwa Alice sebenarnya juga tak ingin menemuinya, tapi karena ini adalah anaknya, maka Alice memintanya untuk bertanggung jawab.

"Sepertinya wanita ini takut padaku, dari tadi dia tak melihat wajahku. Lagi pula,,,, itu juga kesalahan ku di masa lalu. Jadi mau tak mau aku harus bertanggung jawab" batin Agra

"Baiklah, aku akan bertanggung jawab sepenuhnya karena itu juga anakku. Aku akan merencanakan pernikahan kita Secepatnya, berikan Alamat mu jika sudah siap maka aku akan menjemputmu"

"Deg"

Jantung Alice berdegup kencang, ia tak menyangka bahwa ia akan semudah ini untuk meminta pertanggung jawaban dari Agra.

Alice sendiri sejujurnya juga belum siap untuk menikah. Apalagi dirinya masih mencintai Riyan. Meskipun Riyan sudah melepaskannya, namun Alice masih belum bisa melepaskan kepergian Riyan.

***

Waktu pun berlalu

Kini Agra dan Alice telah Sah menjadi sepasang seorang suami istri. Pernikahan ini di rahasiakan oleh Agra dan Alice. Agra sengaja tak memberitahu orang tuanya karena bisa Ribet jika tau.

"Kita tinggal bersama saja. Aku akan mengantarkanmu ke rumah mu dan Ambil semua barang barang mu"

"Ba baik tuan"

Alice hanya menuruti perintah Agra, ia tak mau mengecewakan Agra. Menikah dengan Agra saja sudah membuatnya kecukupan.

Sesampainya di rumah Alice

Agra melihat lihat rumah Alice dengan berpangku tangan

"Tuan mau minum apa?"

"Tidak usah sepertinya kita harus Segera pergi"

"Kenapa?"

Agra tak tahan dengan rumah Alice, ia menilai rumah Alice kecil dan buruk. Ia juga menilai pakaikan Alice pasti juga kumuh

Agra pun pergi membawa Alice ke toko baju. Di situ Alice tersenyum bahagia dan melihat kanan kirinya.

"Wahhh baju ini pasti baju mahal, sebentar aku akan melihat saldonya untuk membeli baju ini" seru Alice melihat saldonya dan berharap bisa cukup membeli baju bagus agar tidak membuat Agra muak

Agra yang melihat itu pun tersenyum dalam hatinya

"Wanita ini norak tapi lucu, masak mau beli baju harus melihat saldo, dasar Miskin" seru Agra berbicara dalam hati

"Pilih semua yang kau mau dan cocok untukmu. Jangan membuat mataku sakit dengan Melihat baju kumuh seperti bajumu sebelumnya"

Alicw terkejut mendengar ucapan Agra. Bagaimana bisa ia membeli semua baju yang ada di toko itu, uangnya tak cukup untuk membeli banyak baju

Tetapi Alice tak berani untuk membantah, memang wanita sepertinya pantas untuk di bilang mempunyai baju kumuh, dan memang benar baju Alice sudah kumuh.

Alice pun memilih baju yang ia inginkan lalu Alice pun meminta pada kasir untuk mencicil baju yang ia ingin beli. Namun para kasir tak mau memberikan cicilan pada Alice, dan kasir mengatakan bahwa semua baju yang ia pegang sudah di bayar

Alice yang mendengar itu pun terkejut, siapa yang telah membayar baju itu? Dan mereka menjawab Bahwa Pak Agra lah yang telah membayar nya

Setelah membeli Beberapa baju mereka pulang ke kediaman Agra

Dikediaman Agra

"Alice duduk! Mari kita bicara" seru Agra menyuruh Alice untuk duduk di ruang tamu

Alice pun hanya menurut, ia tetap bersikap sopan. Karena bagaimanapun ia tidak mengenal Agra

"Aku sudah mempersiapkan kamar untukmu. Kita tidur berpisah, dan selagi kau Berada di rumah ini gunakan baju yang sudah ku belikan, jangan menggunakan baju kumuh mu itu"

"Dan ini Balck card, gunakan itu untuk kebutuhan mu dan calon anak yang ada di dalam perut mu! Kau harus merawat anak itu dengan baik, karena itu adalah anakku juga!"

"Deg"

Jantung Alice selalu berdetak dengan kencang ketika Agra mengucapkan bahwa anak yang ada dalam perutnya sekarang adalah anaknya.

Alice terus dihantui oleh rasa kebersalahan, karena ia telah membohongi seseorang.

"baik tuan,,, saya akan merawat ini dengan baik"

Setelah mereka berbicara panjang lebar, mereka pun pisah. Alice pergi ke kamar yang telah di siapkan oleh Agra

Disitu Alice merasa bahagia namun juga sedih di saat yang bersama.

Ia merasa bahagia karena kamar yang telah di siapkan oleh Agra Sangat luas dan nyaman. Namun, di satu sisi Alice Merasa bersalah

***

Keesokannya, di kantor Agra

"Agra,,,," seru Wendy memanggil Agra

Agra yang melihat itu pun melebarkan matanya. Ia seolah olah tak mau bertemu dengan Wendy

...Terimakasih sudah membaca teman teman...

...Maaf kalau banyak kekurangan...

...Jangan lupa Like, Vote, komen, dan Favorit nya...

...Terimakasih...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!