Setelah tiga hari lamanya Bani tinggal bersama Umay di kampung, datanglah seorang lelaki separuh baya yang merupakan supir pribadi keluarga Kyai Ahmad untuk menjemput Bani dan Umay kembali ke kota.
"Pak Suardi sehat?" tanya Abi yang memang sudah kenal cukup lama dengan pak supir.
"Alhamdulillah sehat Pak..." jawab Pak Suardi drngan ramah.
"Izin membawa Mas Bani dan Mbak Umay kembali ke pondok ya Pak, Buk..." ujarnya lagi pada kedua orangtua Umay.
Abi dan Umi pun mengangguk pelan.
Setelah sedikit basa basi, dan semua barang-barang Umay masuk kedalam bagasi mobil, merekapun berangkat menuju kota. Dan kali ini, Umay tidak lagi diantar oleh kedua orangtuanya melainkan berangkat bersama suami yang baru saja menikahinya tiga hari yang lalu.
"Abi dan Umi kali ini merasa jauh lebih tenang melepaskan Umay berangkat kekota, karena mulai sekarang Umay sudah ada yang menjaga.. Sudah ada pendamping yang insyaallah akan menjadi imam yang baik untuk Umay.. Abi dan Umi mendoakan semoga rumahtangga kalian diberkahi sama ALLAH SWT.. Menjadi rumahtangga yang rukun, sakinah, mawaddah dan warohmah... Aamiin" doa Abi pada Umay dan Bani sebelum berpamitan.
Meskipun sudah sering pulang pergi dari desa kekota, Umay tetap saja terus menangis tiap kali berpamitan pads kedua orangtuanya. Bahkan kali ini tsngisan Umay menjadi lebih pecah dari biasanya, karena kali inilah pertama kalinya bagi Umay iya berangkat ke kota tanpa di antar kedua orangtuanya melaikan ikut suami yang memboyongnya untuk tinggal bersama.
Tangisan Umay pecah karena iya sadar mulai sekarang tanggung jawabnya semakin besar. Iya memikul tanggung jawab sebagai seorang istri yang mau tidak mau, suka tidak suka harus mampu mentaati suami dan menjaga marwah suaminya.
"Bismillah..." upap Umay pelan sebelum masuk kedalam mobil.
Umay duduk di kursi belakang, sementara Bani duduk di bangku depan bersama Pak Suardi.
Sesekali terdengar pembicaraan antara Bani dan Pak Suardi, sementara Umay hanya diam menyimak tanpa menimpali permbicaraan mereka.
Tidak satu katapun keluar dari mulut Umay selama perjalanan.
Umay lebih memilih diam larut dalam fikirannya yang melalang jauh entah kemana.
Banyak sekali ketakutan-ketakutan tentang pernikahan yang telah terjadi padanya.
Umay begitu gelisah hinggal akhirnya iyapun tertidur pulas di kursinya.
"Mbak Umay... Maaf Mbak... Kita sudah sampai.." tegur Pak Suardi membangunkan Umay dari tidurnya.
"Ya ALLAH... Saya ketiduran Pak.." ujar Umay sambil mengucek-ucek kedua matanya.
"Sudah sampai ya pak..? Alhamdulillah..." kata Umay lagi setelah benar-benar sadar.
Umay turun dari mobil segera masuk kedalam rumah Kyai Ahmad dan Ustazah Halimah.
"Assalamualaikum Pak Kyai.. Ustazah..." ujar Halimah menyapa kedua mertuanya dengan canggung sambil celingak celinguk mencari Bani suaminya.
"Waalaikumsalam Nak.... " jawab Ustazah Halimah lalu meraih Umay kedalam pelukannya.
"Jangan panggil Ustazah lagi dong... Sekarang panggilnya Umi dan Abi ya.. Kan sekarang kami sudah menjadi orangtua Umay..." ujar Ustazah Halimah mengelus lembut pipi Umay yang berbalut cadar tipis.
Umay mengangguk pelan malu-malu.
Didalam rumah, Ustazah Halimah ternyata sudah mempersiapkan makan siang yang cukup istimewa untuk menyambut anak dan memantu barunya.
Tampak sekali wajah Ustazah Halimah dan Kyai Ahmad begitu bahagia penuh suka cita menyambut Umay dan Bani.
Bani yang sedari tadi tidak terlihat oleh Umay, akhirnya ikut duduk menikmati makan siang dengan begitu lahap, jauh sekali perbedaannya ketika iya di sajikan makanan oleh kedua orangtua Umay selama tiga hari yang lalu di kampung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Mbak Noer
Alhamdulillah akhirnya up kembali...
semoga samawa pernikahan nya Umay n Bani... jgn saling jaim Yach... biar para Abi n umi segera punya cucu... 🥰🤣🤣🤣
terimakasih kak .. sehat n syemangaaaatt sllu 🥰
2023-04-09
0