Waktu yang terasa begitu singkat bagi Umay.
Baru saja rasanya iya memulai sekolah nya di bangku SDN 0011di kampungnya, namun kini iya telah tamat menyelesaikan sekolah SD nya.
Dalam acara perpisahan yang diselenggarakan oleh pihak sekolah, Umay dan teman-teman nya tidak mampu membendung rasa sedih karena sebentar lagi mereka akan berpisah.
Apalagi ketika mereka semua tau kalau Umay akan pindah ke kota untuk melanjutkan sekolahnya di pondok pesantren.
Teman-teman Umay menangis sejadi-jadi nya tidak merekalan Umay untuk pergi meninggalkan kampung halaman.
"Umay... Nanti kalau sudah tinggal dikota jangan pernah lupakan kami teman-teman kampung mu ya..." ujar Heri, salah satu teman tim bola nya Umay.
Umay mengangguk kuat masih dengan linangan air mata.
"Tentu saja... Mana mungkin Aku nisa lupa dengan kalian semua... Kalian semua adalah sahabat terbaikku... Aku sayang dengan kalian semua.. Nanti, setiap Aku pulang pas libur smester, kita main bola dan berenang sama-sama ya..." ujar Umya pada rekan-rekan nya.
Semua pun menggguk kuat lalu kembali menangis bersama.
Beberapa guru yang melihat kejadian, merasa terharu dan ikut menangis lalu memeluk Umay yang juga merupakan anak didik terbaik di sekolah mereka.
"Anak-anak... Manri kita bersama-sama mendoakan Umya, semoga Umay di sekolahnya yang baru akan menjadi lebih pintar.. Lebih sholeha... Lebih banyak prestasinya dan lebih membanggakan lagi... Aamiin" ujar Buk Nani guru kelas Umay.
"Aamiin..." jawab yang lain bersamaan.
Selesai perpisahan di sekolah, malam nya Orangtua Umay mengadakan acara mendoa untuk keselamatan Umay yang akan berangkat ke kota besok pagi.
Sepanjang Acara Umay menangis di peluk Siti dan Meri bergantian.
Berat rasanya harus meninggalkan orang-orang terkasih.
Tapi apalah daya Umay, yang hanyalah seorang anak. Umay tidak mampu membantah perintah Abi dan Umi yang sudah sangat teguhdengan pendirian mereka untuk menyekolahkan Umay di Pondok Pesantren Al Hikmah milik keluarga Abi.
"Umay.... Sudah selesai semua nak?" tanya Umi masuk kedalam kamar Umay untuk melihat persiapan Umay yang akan berangkat besok ke kota.
Umay mengangguk pelan tanpa menjawab ucapan Umi.
"Umay... Umi tau, Umay sangat berat dan sedih karena harus berpisah dengan teman-teman Umay.. Tapi percayalah nak.. Umi dan Abi hanya ingin memberikan yang terbaik untuk Umay.. Semata-mata karena Umi dan Abisangat mencinati Umay nak... Umay mengertikan?" tanya Umi sambil mengelus wajah Umay yang mulai dibasahi oleh air mata.
Umay kembali mengangguk pelan masih tanpa suara.
Umay tidak mampu menjawab atau berbicara lagi.
Dada nya terasa sangat sesak.
Ingin sekali rasanya iya berteriak menolak dengan kuat keinginan kedua orangtua nya.
"Umay gak mau berpisah sama Umi dan Abi.. Umay gak bisa Umi... Umay gak bisa kalau tidak ada Umi... Umay gak mau jauh dari Umi...!!" isak Umay memeluk Umi nya dengan erat.
Umay menangis sejadi-jadinya didalam pelukan Umi. Umi pun tidak lagi mampu membedung air matanya mendengar ucapan anak gadis semata wayang nya.
"Umay... Umi akan selalu ada untuk Umay sampai kapanpun.. Tujuan Umi dan Abi menyekolahkan Umay ke pondok, agar Umay nanti bisa menjadi wanita sholeha yang mandiri nak... Semua kami lakukan karena cinta kami pada Umay... Emang nya Umay fikir Umi dan Abi tidak sedih harus berpisah jauh dari anak kesayangan Umi dan Abi? Umi dan Abi jauh lebih sedih dari pada yang Umay tau.. Tapi Umi dan Abi terutama tidak ingin memperlihatkan kesedihan kami pada Umay, agar Umay tidak semakin berat untuk ke pondok nak.. " ujar Umi lagi membujuk anak gadis nya.
"Umay... Umi dan Abi menaruh harapan yang begitu besar kepada Umay anak semata wayang Umi dan Abi.. Umi harap dan berdoa agar kelak Umay menjadi seorang wanita sholeha yang hebat sesuai dengan harapan Umi dan Abi.. Jadi, Jmi ingin Unay disana semangat mondoknya agar nanti bisa tercapai semua cita-cita Umay ya nak.." bujuk Umi mencium ubun-ubun Umay berkali-kali.
"Baik Umi... Doakan Umay ya..." ujar Umay pula masih dalam pelukan Umi nya.
"Pasti nak.. Selalu Umi doakan Umay didalam setiap doa Umi.. Abipun demikian nak.. Umi sangat sayang Umay.." jawab aumi mengangkat dagu anak gadisnya, menatapnya penuh cinta lalu mencium kening nya dengan hangat.
Cukup lama ciuman itu mendarat, hingga air mata Umi yang juga mengalir menyentuh kening Umay dengan pelan.
"Umay juga sayang Umi dan Abi..." jawab Umay masih dalam isak nya.
Unay pun akhirnya menghabiskan malam dengan air mata yang terus saja menetes di sepanjang malam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Mbak Noer
jd ikut nangis...
pas tissue habis lagi... pake kaos lah... 🤭🤣
2023-01-18
0