Hampir separuh perjalanan menuju kota Umay habiskan dengan menangis, hingga akhirnya iya terrtidur pulas dengan sedikit isak tangis yang tersisa.
Abi yang menyetir mobil dengan tenang mengendari mobilnya melaju perlahan sambil mendengarkan murrotal dari audio mobil. Sedangkan Umi yang susuk di samping Abi, sesekali memandang kearah belakang memperhatikan anak gadisnya dengan hati yang pilu.
Sesungguhnya Umi sendiripun begitu berat melepaskan anak kesayangan nya untuk berada jauh dari pandangan nya.
Abipun pasti demikian. Meskipun Abi terlihat garang dan sangat keras dalam mendidik Umay, tapi sesungguhnya Abi hanya ingin anak semata wayang nya menjadi anak yang sholeha dan bermartabat.
"Umi... "Ujar Abi menggenggam tangan kanan istrinya yang sedari tadi daim merenung jauh menatap jalan.
"Apa Umi marah sama Abi? Karena keputusan ini?" tanya Abi membuka pembicaraan dengan sedikit melirik kearah istrinya.
Umi menggeleng kuat.
"Tentu saja tidak Bi... Ini adalah keputusan kita berdua dan sudah berulang kali kita bicarakan. Umi hanya sedikit merasa berat Bi... Abi mengertikan maksud Umi?" jawab Umi pula balik bertanya pada suami nya.
Air mata yang sedari tadi dibendungpun akhirnya mulai tumpah.
"Sejak kecil Umay tidak pernah berpisah dengan kita Bi.. Bagaimana nanti dia disana? Bagaimana dia bisa mengurus dirinya? Bagaimana jika dia sakit? Bagaimana dan bagaimana, pertanyaan itu selalu membuat Umi lemah Bi.." ucap Umi perlahan menahan isak agar Umya tidak terbangun dari tidurnya.
"Umi sangat sedih melihat air mata Umay yang terus aaja menangis di tiga hari terakhir keberangkatan nya ini Bi..." kata Umi lagi.
"Apa keputusan kita ini salah Bi???" Lanjut Umi lagi bertanya.
Abi menggelengkan kepalanya kuat.
"Umi... Ingat tujuan kita membawa Umay ke pondok.. Semata-mata agar Umay mampu menjadi wanita yang sholeha, mandiri, bertanggung jawab dan tangguh.. Memang berat Umi, Abnipun sedih Umi.. Tapi ini semua kita lakukan demi kebaikan Umay.. Pecayalah Umi.. Ada ALLAH yang akan senantiasa menjaga Umay ketika penjanggan kita tidak sampai padanya.. Jangancpernah berhenti intik mendoakan Umay agar selalu dalam lindungan ALLAH SWT ya.. Insyaallah ini adalah keputusan yang sangat tepat untuk Umay.. Percaya pada Abi ya.." jawab Abi sembari mengelus tangan istrinya lembut.
Umi pun kemudian mengangguk pelan mendengar ucapan suaminya.
"Astagfirullah.. Astagfirullah... Ya ALLAH... Kami titip anak kami tercinta dalam penjagaan mu ya ALLAH.. Engkaulah sebenar-benar nya yang maha Penjaga, Maha Agung, Maha kasih dan Maha penyayang.. Aamiin ya rabbal alamiin.." doa Umi didalam hati sambil menyeka air matanya.
Setelah beristigfar berulang kali, Umi akhirnya merasa tenang dan kembali tersadar akan tujuan nya mengantar Umay masuk ke Ponpes Al Hikmah milik keluarga Abi, suami nya.
"Abi.. Nanti sebelum kita masuk Ponpes, boleh singgah di warung atau minimarket dulu? Umi ada yang terlupa bawain sesuatu untuk Umay.." kata Umi ketika teringan lupa membelikan pembalut untuk anak Umay yang mulai beranjak remaja.
"Emang nya lupa beli apa?" tanya Abi penasara.
"Abi... Umay kan sudah mulai beranjak dewasa.. Umur Umay sudah 12 tahun... Umi takutnya sebentar lagi iya akan mulai mendapatkan menstruasi, Jadi Umi harus siapkan Umay pembalut untuk dia berjaga-jaga.. sebenarnya dirumah Umi sudah mengajarkan Umay cara penggunaan pembalut, dan hal-hal yang harus Umay lakukan selama masa mensturiasi, tapi Umi lupa membekali pembalut di kopernya, jadi nanti kita singgah sebentar ya.." jelas Umi panjang lebar.
"Oke.. Baiklah..." jawab Abi singkat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Mbak Noer
orang tua yg teguh dlm mendidik anaknya menjadi anak yg Sholehah n bermartabat... ❤️
2023-01-18
0