Umay begitu bahagia setelah hampir 1 tahun lamanya iya tidak pulang ke kampung halaman nya tercinta.
Abi dan Umi memang melarang nya untuk pulang.
Umay benar-benar banyak sekali menghabiskan waktu nya di pondok untuk menimba ilmu.
Dengan begitu lena Umay akhirnya tidur nyenyak di kamar tercinta yang begitu iya rindukan.
Dia begitu merasa senang karena akan tinggal cukup lama bersama kedua orangtua nya sebelum iya kembali ke kota untuk melanjutkan kuliah.
Setelah rasa kantuk dan lelahnya hilang, Umay berjalan-jalan santai menikmati sore keliling kampung ditemani Siti sahabat kecilnya.
Siti yang kini telah berkeluarga dan memiliki seorang anak yang sudah berusia 6 tahun, membuat Umay sedikit merasa iri.
Siti dan suaminya menikah tidak lama setelah lulus dari SMA.
Bagi Siti dan keluarga nya, seorang perempuan tidaklah perlu bersekolah yang terlalu tinggi, karena toh ujung-ujung nya akan kembali pada kodratnya sebagai seorang istri yaitu kerja nya di dapur menjadi ibu rumah tangga saja.
Pemahaman Siti dan Keluarganya juga merupakan pemahaman hampir sebagian besar warga di kampung Umay yang masih berfikir primitif. Bagi orang kampung lebih baik hidup sederhana saja di kampung yang penting berkah.
Seorang perempuan kondratnya adalah menjadi ibu rumah tangga, jadi cukuplah dengan memahami dasar-dasar dalam belajar seperti membaca, menulis dan mengaji.
"Gimana keluarga Ti?" tanya Umay pada Siti.
"Alhamdulillah... Brginilah May kalau jadi ibu rumah tangga, setiap hari kerjaan nya cuma dapur, kasur dan sumur.." jawab Siti sambil tertawa pelan.
"Hahahaa... Bisa aja kamu ini Ti..." Ujar Umay lagi merasa geli dengan ucapan siti tentang kerjaan ibu rumah tangga yang hanya mengurus urusan dapur, kasur dan sumur saja.
"Kamu mah enak May... Sudah menuju sukses.. Calon-calon wanita karir nan sholeha..." puji Siti pada Umay.
"Aamiin ya ALLAH..." jawab Umay tersenyum bahagia dengan pujian Siti.
"Masih panjang Ti perjuangan nya... Masih banyak hal yang akan Aku lalui... Doakan ya agar Aku bisa meraih gelar sarjana.. " kata Umay lagi pada Siti sahabatnya.
"Aamiin.." jawab Siti hampir bersamaan dengan Umay.
Umay begitu bajagia melewati karena bisa melewati masa liburnya di kampung halaman tercinta.
Banyak sekali cerita masa kecilnya yang tidak mungkin mampu iya lupakan di kampung ini.
"Waaahhhh.... Asik sekali mereka..." tunjuk Umay pada anak² kecil yang sedang bermain bola.
"Sudah lama sekali Aku tidak menendang bola... Yuk Ti, temani Aku kelapangan sebentar.. Aku ingin sekali menendang bola.. Sekali saja..." ujar Umay berlari kearah lapangan mengejar anak-anak yang sedang asik bermain bola.
"Kak Umay ikut main bola boleh ya...?" ujar Umay meminta izin pada anak-anak kecil di lapangan.
Semua mengangguk serentak memberikan izin.
Sore itu, Umay menghabiskan waktu nya bermain bola bersama anak-anak kampung dengan begitu bahagia tanpa rasa malu sedikitpun, seakan iya kembali kemasa kecilnya dulu sebagai kapten dalam team nya.
Setelah puas bermain bola, lalu Umay dan Siti jajan gorengan kesukaan mereka di kantin mbak Sri yang tidak berubah sama sekali. Masih dengan gubuk yang sama, di tepi sungai.
"Hal sepsrti inilah yang sangat Aku rindukan di kampung ini.." kata Umay berbicara pada Siti dan Mbak Sri juga beberapa penduduk kamoung yang turut hadir menikmati gorengan Mbak Sri.
Duduk bercengkrama sambil menikmati gorengan Mbak Sri di pinggir sungai. Semilir angin yang begitu sejuk dengan pemandangan anak-anak yang asik berenang di dekat jembatan, sangat indah dan menyejukkan, terasa begitu sempurna bagi mata Umay untuk menghabiskan waktunya di waktu sore.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Mbak Noer
AQ jd ikut ngebayangin dech... enak, seru n asyiek nya duduk liat pemandangan kampung yg indah sambil ditemani goreng an yg gurih... 🥰🤣🤣🤣🤣🤣
2023-02-17
0