Episode 17

Tidak ada satu orangpun yang mampu melawan ketentuan dari ALLAH SWT. Apapun yang terjadi di hari esok adalah takdir yang memang telah dituliskan sang pencipta kepada nasib setiap hambanya.

Kedatangan Kyai Ahmad beserta keluarganya malam ini sebagai tamu terhormat bagi keluarga Umay membuat Umay tidak mampu berbuat apapun lagi untuk menlawan kehendak mereka semua.

Rencana awal yang di ceritakan Umi dan Abi atas niat baik keluarga Kyai Ahmad, ternyata tidaklah sekedar gurauan bagi Umay. Kyai Ahmad dan keluarganya, Juga Abi, Umi dan keluarga besar Umay akhirnya sepakat untuk menikahkan Umay malam ini juga dengan Rabbani tanpa harus taaruf terlebih dahulu.

"Toh mereka sudah saling kenal sejak kecil... Hanya saja sekarang ini keadaan nya berbeda, Umay telah menjadi wanita sholeha di balik cadar nya, sementara Bani telah menjadi seorang lelaki sholeh dengan seragam putihnya pula.. Jadi niat baik kita sudah seharusnya kita segerakan... Bukankah begitu?" tanya Kyai Ahmad meminta pendapat.

Semua keluarga mengangguk, kecuali Umay dan Bani yang hanya terdiam tanpa mampu berkata sedikitpun.

Lalu entah bagimana awal cerita dari perjodohan ini, sehingga malam ini pula Umay sah menjadi istri dari seorang lelaki yang bernama Rabbani Ahmad Syakir putra tunggal dari Kyai Ahmad.

Hanya dengan satu lafaz, dengan di saksikan semua keluarga, dirumah sederhana keluarga Umay, dengan mas kawin berupa sebuah cincin emas milik Ustazah Halimah yang kemudian diberikannya kepada Rabbani untuk di jadikan mahar, serta lantunan ayat suci Ar- Rahman maka terlaksanalah serangkaian pernikahan bawah tangan oleh Rabbani Ahmad Syakir bersama Khumairah Azzahra Binti H. Arif Siswanto.

Semua keluarga yang hadir mengucapkan kata syukur alhamdulillah atas pernikahan yang telah terselenggara dengan begitu singkat ini.

Namun tidak pada Umay.

Hati nya menjerit menangisi nasib nya kedepan.

Dibalik cadarnya deraian air mata telah turun sedari tadi mengisyaratkan betapa iya sedang berusaha untuk rela atas pernikahan yang telah terlaksana ini.

Lalu kemudian tangisnya tumpah ketika Umi menghampirinya dan memeluknya dengan erat.

Betapa rencana ALLAH tidaklah pernah terduga.

Semula, niat dari acara keluarga ini hanyalah sebagai prosesi pinangan saja, namun kemudian berubah menjadi sebuah prosesi penikahan yang terlaksana dengan begitu singkat tanpa direncanakan.

Pernikahan yang begitu sederhana.

Dirumah yang begitu sederhana.

Dengan keadaan yang begitu sederhana.

Serta mahar yang sangat sederhana pula.

Umay kini resmi menjadi istri seorang lelaki bernama Rabbani Ahmad Syakir.

Dengan tangan gemetar dan dingin, Bani menywntuh bagian atas kening Umau lalu memanjaykan doa pada untuk istri dan pernikahannya.

Semengara Umay dibalik cadarnya terus saja menangis terisak dengan pelan dan gemetar pula menyambut tangan sang suami untuk di cium.

"Ya ALLAH, mulai hari ini... Tangan inilah yang akan menggenggamku dan mendidikku.. Ikhlaskan hati kami menerima ketentuanmu.. Ridhoi pernikahan ini sebagaimana ridhonya orangtua kami.. Jadikan Aku istri yang taat pada suami.. Yang takut akan azab mu.. Dan menjadi istri yang mampu menjaga marwah dalam mengarungi rumahtangga.. Bismillah.." Doa Umay sembari mencium tangan Rabbani begitu lama.

Dengan jelas Rabbani merasakan air mata Umay yang jatuh menetes diatas punggung tangan nya, namun iya tidak mampu berbuat apapun selain diam seribu bahasa dan mencoba untuk tersenyum terhadap setiap keluarga yang mengambil foto mereka.

Dan kehebohanpun terjadi ketika Bani di goda oleh keluarga untuk mencium ubun-ubun Umay, istrinya.

Perlahan tapi pasti dengan perasaan campur aduk, Bani mencium kening Umay untuk pertama kalinya.

"Masyaallah..." ujar keluarga hampir bersamaan.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***