Dena lari ke dalam kamar asrama menangis menahan malu.
Umay mengejarnya dari belakang.
"Dena...Sudahlah..." bujuk Umay pada Dena.
Dena terus saja menangis terisak menutup wajahnya dengan bantal dan sesekali berteriak di meluahkan kekecewaan nya setelah di tolak mentah-mentah oleh Ustad Kemal.
" Kamu sepertinya masih harus belajar lebih lama lagi di pondok ini Dena.. Tidak sepantasnya seorang wanita muslimah mengakui perasaannya dengan begitu lantang terhadap lawan jenisnya... Ingat Dena, Islam tidak mengenal kata pacaran... Dimana harkat mu sebagai wanita? Kamu sudah cukup dewasa dan seharusnya sudah mampu memilah mana yang baik dan mana yang buruk Den... Maaf... Ustad tidak bisa menerima perasaanmu.." jawab Ustad Kemal sesaat tadi ketika Dena menyatakan perasaannya.
Dena yang mendengar jawaban Ustad hanya teridam sesaat dengan perasaan sedih nercampur malu.
"Maaf Ustad..." ujarnya lalu berlari jauh meninggalkan Ustad Kemal.
"Sudah dong Den....Bukannya kamu pernah nilang tidak akan pernah menyesali apapun jawaban dsri ustad Kemal?" bujuk Umay lagi pada Dena.
" Bukankah yang terpenting kamu sudah mengungkapkan perasaanmu padanya... Perihal ditolak tentu saja sudah menjadi resiko kan..?? Lagi pula lusa kita akan meninggalkan pondok ini, jadi kamu tidak perlu menangis lagi... Nanti diluar sana kamu pasti akan menemukan lelaki yang jauh lebih tampan, lebih baik, dan sangat menyayangimu.. Percayalah... " bujuk Umay.
Dena mengangguk pelan.. Melepas wajahnya dari bantal yang sudah basah karena air matanya.
"Aku tidak menyesal May.... Aku cuma sedih karena ternyata cintaku bertepuk sebelah tangan... Aku terlalu naif untuk semua ini... Aku fikir Ustad Kemal juga menyukaiku... Karena itu terlihat jelas dari semua perhatiannya padaku... Tapi ternyata Aku salah... Hanya Aku yang terlalu terbawa perasaan.. Tapi, paling tidak Aku telah mengutarakan perasaanku padanya.. Aku sudah lega.. Jadi tidak perlu lagi setiap malam berhayal dia yang menjadi pangeranku... Sekarang Aku jadi bisa fokus pada cita-citaku saja kedepannya..." ujar Dena pula mulai optimis lagi.
"Setuju... Kamu memang Dena sahabatku yang paling cantik dan hebat... Lupakan lelaki, lupakan cinta.. Ayo kita kejar cita-cita kita..." kata Umay pula memberi Dena semangat.
"Yup.. Makasih ya May.... Aku sayang sekali padamu... Janji ya, setelah kita keluar dari pondok ini, kita akan segera berkabar.. Kamu berapa lama di kampung? Jangan lama-lama ya... Aku sepi kalau kamu gak ada.." kata Dena pula pada Umay.
" Cuma 2 minggu kok..." jawab Umay dengan senyuman termanisnya.
Hari ini Umay belajar tentang sebuah keberanian dari sahabatnya Dena. Dena begitu berani mengungkapkan perasaannya pada Ustad Kemal, meskipun kenyataannya Dena harus bertepuk tangan, tapi setidaknya Dena sekarang merasa lega dan tidak lagi perlu memikirkan ustad Kemal lagi selamanya.
"Ya ALLAH... Semoga suatu saat nanti engkau akan mempertemukan Dena dengan lelaki yang akan menerima nya dan mencintainya setulus hati. Dena adalah gadis yang baik ya ALLAH.. Aku yakin iya pun nantinya akan mendapatkan pasangan hiduo yang baik pula... Begitupun denganku kan ya ALLAH? Ridhoi semua perjalanan hidup kami di dunia mu yang fana ini ya ALLAH .. Jangan jadikan kecintaan kami pada dunia melebihi kecintaan kami padamu... Tetapkan hati kami seyelah keluat pondok nanti untuk tetap menjadi wanita yang menjaga pandangan nya dan selalu takut padamu ya ALLAH... Aamiin ya Robbal Alamiin..." doa Umay di dalam hati nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Mbak Noer
semoga semua do@ nya terkabul... Aamiin 🥰
2023-02-17
0