Episode 13

Setelah perjuangan yang cukup melelahkan, akhirnya Umay lega karena telah mampu menyelesaikan sekolahnya dengan nilai yang memuaskan. Dan berkat prestasinya pula Umay diterima disalah satu Universitas Negeri yang cukup ternama dan mendapatkan beasiswa untuk kuliah.

Minggu ini adalah minggu terakhir untuk Umay dan teman-teman seangkatan nya tinggal di ponpes Al Hikmah ini. Hampir setiap hari nya Umay dan teman-teman menangisi waktu kebersamaan mereka yang tidak akan pernah terulang lagi.

Berat sekali rasanya meninggalkan teman-teman asrama yang sudah seperti saudara sendiri bagi Umay.

"Umay.... Besok Aku akan membuat pengakuan.. Doakan lancar ya..." bisik Dena pelan pada Umay.

"Pengakuan apa?" tanya Umay bingung dan tidak mengerti dengan ucapan Dena sahabatnya.

"Pengakuan tentang rasa yang sudah tidak mampu Akku bendung lagi pada Ustad Kemal.." bisik Dena lagi tersenyum merona.

"What...???? Are You Sure????Serius kamu mau lakukan itu? Yakin?? Jangan bersikap bodoh Dena.. Kita itu perempuan harus punya rasa malu dong.. Kalau Ustad Kemal suka padamu, seharusnya Dialah yang menyatakan nya, bukan kamu.." kata Umay mencoba menasehati Dena.

"Aku sudah sangat yakin May... Cuma ini waktu yang kumiliki.. Nanti setelah kita keluar dari ponpes ini, sudah padti tidak akan ada waktu lagi untukku berttemu dengan nya.. Aku tidak ingin menyesal kemudian karena tidak berani mengungkapkan perasaanku pada nya... Aku juga yakin Ustad Kemal memiliki perasaaan yang sama padaku.. " jawab Dena lagi penuh keyakinan.

"Bagaimana kalau ternyata Ustad Kemal tidak memiliki perasaan apapun padamu? Bagaimana kalau iya menolakmu? Malu Den.." ujar Umay lagi mengingatkan.

Dena menggelengkan kepalanya kuat.

"Aku yakin sekali Ustad Kemal juga suka padaku... Dari tatapan matanya, perhatiannya, sudah pasti dia juga memiliki perasaan yang sama padaku May.. Hanya saja Dia itukan Ustad, pasti tidak akan mau memulai duluan, Jadi biar Aku yang membuat pengakuan terlebih dahulu.." yakin Dena lagi dengan keputusannya.

"Terserah kamu Den.... Jangan nangis dan jangan menyesal kalau ditolak ya..." kata Umay lagi menunjuk Dena.

"Makanya bantu doa ya..." jawab Dena lagi tersenyum sumeringah.

Umaypun menggeleng-gelengkan kepalanya dengan kuat melihat tingkah aneh sahabatnya yang sedang jatuh cinta itu.

Dan benarlah dengan semua ucapannya.

Hari ini, tepatnya jam 16.20 wib Dena dengan beraninya mendatangi Ustad Kemal yang baru saja selesai memanah dan istirahat duduk santai di tepi rerumputan dengan meneguk perlahan air putih di genggamannya.

" Assalamualaikum Ustad..." sapa Dena dengan gugup.

"Waalaikumsalam Den... Ada apa? Ada masalah dengan busur panah mu?" tanya Ustad Kemal polos.

Dena menggeleng kuat.

"Ada yang ingin Dena katakan pada Ustad... Tapi Dena mohon maaf sebelumnya jika ternyata ucapan Dena membuay Ustad tidak nyaman..." kata Dena dengan suara gemetar.

"Memang nya kamu mau bilang apa Den? Kok berbelit-belit? Ustad tidak mengerti" kata Ustad Kemal pula pada Dena.

Umay yang menyaksikan keberanian Dena juga turut merasakan gugup nya Dena menghadapi Ustad Kemal.

" Ustad... Sejujurnya Dena ingin mengakui, kalau Dena sangat suka pada Ustad... Dena suka sekali pada Ustad dan sudah lama sekali Dena jatuh hati pada Ustad.. Dena tidak jngjn menyesal suatu saat nanti jika Dena tidak membuat pengakuan pada Ustad.." kata Den jujur.

Ustad kemal yang mendengar ucapan Dena terdiam bingung dan salah tingkah lalu kemudian meneguk habis air minumnya tanpa jeda.

Terpopuler

Comments

Mbak Noer

Mbak Noer

keeerreeeennn Dena.... semoga ustadz kemal menerima rasa kasihmu ... ciiieeee otw pelaminan tuh..... 🤣

2023-02-12

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!