Episode 19

Umay berjalan dengan gontai tepat di sisi sebelah kiri suaminya. Mereka berjalan bersama tanpa suara sedikitpun. Bani sangat menikmati suasana desa yang begitu menyejukkan matanya. Sejak pindah ke kota waktu umurnya masih 10 tahun, Bani sudah tidak pernah lagi sekalipun menginjakkan kaki nya di desa ini lagi. Hingga akhirnya hari ini menjadi begitu bersejarah baginya, bisa kembali menapakkan kakinya menikmati pagi dengan ditemani sang istri yang baru saja iya nikahi tadi malam.

Tidak satupun kata keluar dari mulut Bani dan Umay.

Bahkan ketika mereka telah sampai di pasar rakyat yang letaknya tidak jauh dari rumah Umay, hanya berjarak 3 lorong saja.

Umay terus aaja mengikuti langkah Bani dari tiap toko menuju toko yang lain.

Bani terpaksa harus membeli beberapa buah baju, dah perlengkapan pribadinya untuk tinggal selama tiga hari kedepan di desa ini, karena sebelumnya tidaklah terencana pernikahan yang begitu mendadak diatara mereka.

Umay memperhatikan suaminya dengan kagum.

Wajah Bani dengan rambut cepaknya di lelehi keringat pagi. Terkesan sangat macho dimata Umay.

Umay mengagumi ketampanan suaminya.

"Assalamualaikum manten baru..." sapa Siti sahabat Unay yang kebetulan juga kepasar pagi ini.

"Waalaikumsalam... " jawab Umay dan Bani hampir bersamaaan.

"Apaan sih Siti... Masih pagi udah mau cari ribut..??!!!" ujar Umay kesal dengan olokan sahabatnya.

"Lahhh... Siapa yang cari ribut.. Aku kan cuma menyapa kalian saja.. Kan bener, kalian pengaten baru.." jawab Siti sambil senyum-senyum.

"Kak Bani apa kabar?? masih ingat Siti kan?" tanya Siti lagi sok akrab pada Bani.

"Alhamdulillah sehat... Siti apa kabar?" ujar Bani pula menimpali.

Lalu kemudian terjadilan percakapan cukup lama antara Bani dan Siti.

Siti terus saja berbicara tentang masa kecil mereka dulu, dan memuji ketampanan Bani saat ini.

Umay yang berada diantara mereka hanya ikut senyum saja tanpa menimpali pembicaraan yang terjadi.

Umay tidak mengerti akan dirinya saat ini. Tiap kali berada di dekat Bani, Umay seakan berubah menjadi robot yanf begitu kaku dan tidak mampu berbuat apapun.

Begitu jauh dengan sikap aslinya yang tomboy dan sangat periang.

"Ada apa denganku??? Kenapa Aku begini??" tanya Umay dalam hati.

Lamunan Umay kemudian pecah ketika tersentak dengan ucapan Siti yang menyentuh bahunya untuk berpamitan pulang.

"Kita kemana lagi?" Umay mencoba bertanya dengan berat dan malu-malu.

"Pulang... " jawab Bani singkat lalu meninggalkan Umay yang masih berdiri mematung.

Dengan malas Unay mengikuti langkah Bani dari belakang.

" Mengapa lelaki ini begitu dingin padaku? atau Aku yang terlalu kaku kepada nya? Apa yang harus Aku lakukan? Lelaki inilah yg mulai sekarang dan seterusnya akan kuhadapi setiap harinya.. Manamungkin seperti ini terus... Ya ALLAH.. Mengapa pernikahan ini harus terjadi? Mengapa semua keadaan berubah begitu mendadak? Padahal baru saja Aku berkhayal untuk kebebasanku dalam menentukan pilihan hidup dan menjalani kuliahku dengan tenang... Tapi kini semua hancur bersama lelaki yang hanya masa lalunya ku kenal.. Menyedihkan sekali.." omel Umay dalam hati sambil terus berbicara sehingga tanpa sadar iya menginjak kotoran sapi.

"Aaaakkkk......!!!" teriak Umay mengagetkan Bani yang berada di depannya.

" Kenapa?" tanya Bani kaget.

"Itu...!!!" Tunjuk Umay dengan kesal kearah sendalnya.

"Makanya jalan itu pakai mata..!! Jangan ngelamun.. !!" Ujar Bani berlalu meninggalkan Umay yang semakin kesal.

Bani tersenyum geli sementara Umay meradang kesal dan marah.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***