Hari pertama sekolah akhirnya berjalan dengan lancar. Umay dan Dena merasa begitu bahagia karena bisa satu kelas dan sebangku berdua.
Ustazah Delta adalah nama wali kelas mereka.
Ustazah Delta kemudian menjelaskan tata tertib belajar mengajar dan kemudian menyarankan anak-anak muridnya untuk mengikuti eskul diluar jam sekolah sesuai dengan minat dan bakat mereka masing-masing.
Umay bingung memilih eskul apa yang akan iya ambil.
Ingin sekali rasa nya iya ikut eskul sepakbola sebagaimana hobby yang dimiliki nya, tapi tidak mungkin. Karena eskul sepakbola hanya untuk lelaki saja, si ponpes ini tidak ada eskul sepak bola wanita.
"Tidak mungkin rasanya Aku bergabung dengan para ikhwan-ikhwan itu.." bisik Umay berbicara sendiri.
"Umay.. Kamu ikut Eskul apa?" tanya Dena pada Umay.
"Kamu?" ujar Umay balik bertanya.
"Menari dan memanah" sepertinya seru kalau cewek cantik sepertiku jago memanah" jawab Dena dengan pede nya.
"owh..." ujar umya dengan sedikit memajukan mulutnya.
"Kamu ikut apa?" tanya Dena lagi.
"Masih bingung... Aku ingin ikut eskul Bola, tapi rasa nya tidak mj.gkin kan? Malu..." jawab Umay serius.
"Hahahahha... Dasar tomboy" ejek Dena pada Umay.
"Yang lain aja..." jawab Dena lagi setelah selesai tertawa.
"Banyak sih eskul yang ingin Aku ikuti selain bola, Memanah, PMR, Pramuka, dan Beladiri" kata Umay lagi masih dengan mimik serius.
"Banyak sekali Umay... Bagaimana mengatur waktu nya...?" jawab Dena ikut bingung.
"Itulah... Aku jadi bingung.." Kata Umay lagi lada Dena.
"Yaudah bawa sholat istikharah biar gk bingung nentuainnya" ledek Dena tertawa sambil berlalu meninggalkan Umay yang masih kebingungan menghadapi beberapa formulir eskul yang akan iya isi.
"Apa memang sebaiknya Aku bawa istikharah dulu ya?" bisik Umay pula dalam hati mendengarkan ucapa Dena tadi.
"Phufff..." katanya meletakkan semua formulir lalu pergi keluar kamar mengejar Dena yang berjalan kearah kantin untuk membeli beberapa cemilan.
Tepat ketika Umay baru saja selesai membayar jajanan nya, suara speaker pengumuman memanggil namanya dan menyebutkan untuk Umay segera kerumah Kyai Ahmad karena sudah ditunggu oleh Ustazah Halimah.
Dengan ditemani Dena, Umay pun berjalan santai berdua menuju kediaman Kyai Ahmad.
"Waalaikumsalam.. Umay sini masuk..." jawab Ustazah Halimah yang memang telah menanti kedatangan Umau dirumahnya.
"Ada apa tazah?" tanya Halimah sopan.
"ini Ibumu video call, Dia rindu katanya" jawab Tazah Halimah menyodorkan HP nya pada Umay.
"Assalamualaikum Umi..." ujar Umay menyapa Umi nya dari HP yang di genggamnya.
"Waalaikumsalam nak.... Umay apa kabar? Sehat? Bagaimana sekolah dihari pertamanya?" jawab Umi dari seberang telepon.
"Alhamdulillah Umi.. Umay sehat.. " Ujar Umay lalu menceritakan semua pengalaman pertamanya masuk sekolah dan tinggal di asrama.
"Dibetah-betahin ya Nak.. Mungkin saat ini Umay masih merasa sangat berat dan sangat terikat dengan semua aturan yang ada si pondok, tapi Umi yakin tidak lama lagi Umay akan terbiasa dan menikmati nya nak.. Yang paling penting itu jaga kesehatan.. Jangan telat makan.. Minum selalu vitamin yang Umi beliin... Jangan terlalu cuek dan kasar pada teman-teman sekamar... perlahan belajar mandiri dan disiplin ya nak.. Umi yakin Umay pasti bisa.. Umay kan anak Umi yang hebat..." kata Umi menasehatkan Umay.
Umay hanya mengangguk pelan tanpa menyela ucapan Umi nya.
"Umay.... Umi rindu... Umi sepi sekali dirumah... Harusnya kan Umi sudah terbiasa kan ya, setiap hari juga ditunggal Abi dan Umay kesekolah. Tapi ternyata rasanya beda nak... Sore hari biasanya Umi duduk diteras nungguin Jmay pulang dengan pakaian yang penuh lumpur dan basah.. Tapi sekarang Umi cuma bisa duduk di teras sambil ngeteh memperhatikan jalan yang dilewati teman-teman Umay saja nak... Umi rindu sekali dengan Umay..." cerita Umi mulai menangis dari seberang telepon.
Umaypum menangis. Tersedu-sedu mendengan cerita Umi nya yang begitu iya rindukan.
"Umay... Sekolah yang rajin ya nak... Umi dan Abi sehat disini.. Umi dan Abi selalu berdoa demi kebaikan Umay... Insyaallah rindu ini akan terbalas dengan rasa bangga kan nak?" tanya Umi pada Umay.
"Insyaallah Umi... Doakan Umay ya.. Umay juga rindu.." jawab Umay dengan suara tercekat.
"Aamiin..." jawab Umi sebelum berpamitan dan menutup teleponnya.
Dena dan Ustazah Halimah yang sedari tadi berada tepat disamping Umay, memeluk Umay bersamaan, memberikan dukungan moril pada Umay agar semangat dalam menjalankan kehidupan barunya di pondok.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Mbak Noer
beratnya .. menabung rindu tuk sang umi.... AQ jg kangen ibu q.... pingin mudik... 😔😭
2023-01-19
1